Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa paket sembilan bahan pokok (sembako) kepada 15.000 pelaku usaha di sektor pariwisata yang terdampak pandemi Covid– 9. Bansos diberikan untuk meringankan beban para pelaku wisata.
Bantuan tersebut secara simbolis diterima oleh perwakilan enam pelaku wisata dari asosiasi GIPI DIY, Pengelola Desa Wisata Nglangeran, Asosiasi Andong Wisata, Pekerja Event, Pengelola Obyek Wisata Mangunan, dan pengelola Homestay Kulon Progo.
Bantuan diserahkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa di Grha Wana Bhakti Yasa, Yogyakarta, pada Jumat, 24 April 2020.
Paket sembako ini diprioritaskan untuk pelaku wisata yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun unpaid leave lebih dari tiga minggu. Mekanismenya dengan pembagian secara simbolis dan akan didistribusikan kepada yang berhak dari satu rumah ke rumah lainnya yang dibantu oleh pihak kepolisian setempat.
Sri Sultan HB X mengapresiasi Kemenparekraf yang telah memberikan solusi terhadap masalah yang timbul di sektor pariwisata; mereka yang kehilangan pekerjaan, produksi atau aspek lain dalam kaitan pariwisata. "Kami DIY telah bertekad untuk bangkit kembali, dan membangun kebersamaan menatap masa depan yang lebih baik," kata Sri Sultan.
Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan, bencana non alam ini harus bisa menjadi penguat masyarakat DIY untuk bisa bangkit menuju kehidupan yang lebih baik. DIY pernah diuji dengan peristiwa bencana pada 2006 dan 2010. Dua bencana besar itu mampu menjadikan DIY lebih kuat dan lebih solid.
Kami DIY telah bertekad untuk bangkit kembali, dan membangun kebersamaan menatap masa depan yang lebih baik.
Untuk itu, Sri Sultan beharap, pandemi Covid–19 ini juga mampu diatasi bersama-sama dengan semangat gotong royong di masyarakat. “DIY harus bisa bertahan untuk masa depan. Menghadapi pandemi ini saya akan bersama bapak dan ibu sekalian untuk sama-sama berjuang, karena kekuatan DIY adalah gotong royong dan solidaritas,” ujarnya.
Rizki Handayani Mustafa mengungkapkan, DIY memiliki banyak pelaku informal pariwisata yang sangat terdampak oleh Covid–19. Untuk itu, DIY menjadi prioritas setelah Bali. Kemenpar sebelumnya sudah menyalurkan 30.000 paket sembako untuk pelaku wisata di Bali. DIY direncanakan juga akan menerima 30.000 paket yang dibagi menjadi dua tahap, dengan jumlah masing-masing tahap adalah 15.000 paket.
Rizki menyatakan paket sembako yang diberikan kepada masyarakat ini adalah hasil realokasi anggaran yang diterapkan di Kemenpar. Selain itu, isi dari sembako tersebut juga diupayakan adalah hasil dari UMKM di daerah setempat.
Hal tersebut guna menghidupkan masyarakat yang hampir anjlok. Dengan kerja sama tersebut, diharapkan mampu terjadi pemerataan kemampuan untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid–19 ini.
Rizki mengimbau kepada para pelaku wisata yang belum dan sangat membutuhkan bantuan sembako ini supaya bisa mendaftarkan diri melalui GIPI atau melalui Dinas Pariwisata DIY.
“Ke depan teman-teman kalau ada yang belum menerima, segera daftarkan ke GIPI atau ke Dinas Pariwisata. Kami yakin jumlah yang kami berikan ini belum bisa mencakup semua pelaku pariwisata. Tapi mudah-mudahan bisa membatu pegiat kepariwisataan di DIY,” katanya. []
Baca Juga:
- Plus Minus Kartu Prakerja Dampak Pandemi Covid-19
- Kisah Poniran Mengisolasi Diri di Hutan Kulon Progo
- Pemudik Zona Merah ke Yogyakarta Diminta Putar Balik