Jakarta - Peneliti Institute of Develpment of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus menanggapi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi 4,04 persen secara tahunan, padahal pemerintah sudah gencar memberikan beragam bantuan sosial atau bansos. Ia menilai kondisi tersebut bisa terjadi lantaran bansos yang diberikan belum sepenuhnya efektif.
"Karena berbagai bansos dan bantuan bentuk lainnya belum efektif sepenuhnya dalam mendorong daya beli tersebut," kata Heri saat dihubungi Tagar, Minggu, 8 November 2020.
Selain itu, kata Heri, pandemi Covid-19 tidak berdampak pada daya beli masyarakat tertentu saja. "Penurunan daya beli masyarakat tersebut terjadi pada semua lapisan kelompok ekonomi masyarakat," ucapnya.
Akibatnya, tutur Heri, bansos yang diberikan pemerintah tidak mampu menaikkan daya beli masyarakat. "Jumlah semua bantuan pemerintah tersebut untuk bansos tentu tidak mengkompensasi total penurunan daya beli masyarakat," ujarnya.
Sebagai informasi, pemerintah terus memberikan berbagai bansos untuk memulihkan kembali ekonomi di tengah pandemi. Bahkan, ratusan triliun rupiah dana yang digelontorkan tersebut juga belum optimal dalam meningkatkan daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi 4,04 persen secara tahunan. Ini tentu menjadi hal yang memberatkan laju pertumbuhan ekonomi hingga masuk ke jurang resesi. []
- Baca Juga: ICW Terima Laporan Bansos Covid-19 Tak Tepat Sasaran
- Juliari P. Batubara Sampaikan 3 Program Bansos Telah Tuntas