Kulon Progo - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menerapkan skema berbeda dalam penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) bagi warga terdampak Covid-19 pada Minggu 10 Mei 2020.
Kali ini pembagian dilakukan di tingkat kalurahan yang berada di Kapanewon Kalibawang dan Nanggulan untuk menghindari kerumunan warga dari para Keluarga Penerima Manfaat. Di dua wilayah ini, ada sekitar 2.000-an penerima bantuan sosial tunai tersebut.
Dari pantauan yang dilakukan di Kalurahan Jatisarono di Kapanewon Nanggulan, pendistribusian bantuan pada hari kedua tersalurkan dengan baik. Tidak nampak kerumunan.
Warga juga mematuhi protokol kesehatan lainnya seperti mencuci tangan dan memakai masker. Bahkan ada seorang warga yang mengakui jika mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) lain dan dengan sukarela mengembalikannya.
Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, masyarakat penerima sebaiknya memanfaatkan uang tunai bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya. Masyarakat seharusnya bisa berhemat dan menggunakannya tidak untuk berfoya-foya. "Istilah Jawa jangan dipakai untuk embyeng-embyeng. Gunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari," ucapnya usai memantau di Kalurahan Jatisarono, Minggu 10 Mei 2020.
Dia mengatakan, penerima Bansos dampak Covid-19 diharapkan bisa membeli makanan yang cukup bergizi. Menjaga asupan gizi dan meningkatkan ketahanan tubuh di saat pandemi Covid-19 seperti ini sangat penting. Tujuannya agar tidak mudah tertular Virus. "Asupan gizi yang masuk ke tubuh, berpengaruh pada ketahanan tubuh," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang penerima Bansos dampak Covid-19 di Kalurahan Jatisarono, Rina mengaku cukup terbantu. Apalagi suaminya yang bekerja sebagai serabutan, terpaksa harus menganggur selama pandemi Covid-19. "Dia terpaksa menganggur karena sepinya pekerjaan," ungkapnya.
Rina menjelaskan, bantuan tersebut rencananya akan digunakan untuk membeli sembako yang awet seperti beras, telur atau mie instan untuk keperluan sehari-hari.
Dia terpaksa menganggur karena sepinya pekerjaan.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kulon Progo, Yohanes Irianta mengatakan, penyaluran di tingkat Kapanewon dipandang jelas menimbulkan kerumunan. Setelah dievaluasi, akhirnya konsep penyaluran dilakukan di tingkat kalurahan.
Namun perubahan skema dadakan ini bermasalah dengan sumber daya manusia. Dari pihak PT Pos Indonesia selaku pihak yang bekerja sama dalam penyaluran, hanya memiliki delapnan orang, sementara yang dibutuhkan sebanyak 16 tim. "Akhirnya kasirnya dari PT Pos Indonesia, namun yang lainnya dibantu dari TNI dan Polisi. Mereka dilatih singkat, dan bisa," ujar Irianta.
Irianta mengatakan, pihaknya sudah membuat pengaturan jam kedatangan warga penerima Bansos Covdi-19 untuk mengambil bantuan. Namun diakuinya masih ada beberapa penerima yang tidak memperhatikan jam yang sudah ditentukan dan datang lebih awal.
"Mereka ada yang datang jam 10.00 WIB, padahal jam yang ditentukan jam 11.00 WIB. Mereka akhirnya disarankan menunggu di kursi yang tersedia dan sudah ada jaraknya. Jadi tidak masalah," tuturnya.
Secara umum penyaluran Bansos dampak Covid-19 kali ini relatif lebih baik dibanding sebelumnya. Pada penyaluran bantuan di Gedung Kesenian, Kapanewon Wates, pada Sabtu 9 Mei 2020, tidak mengindahkan protokol kesehatan. Warga sejak pukul 08.00 WIB, sudah berdatangan dan kerumunan untuk mencairkan bantuan senilai Rp 600.000.
Tidak hanya berkerumun, mereka juga berdesakan dan tidak memperhatikan himbauan physical distancing atau jaga jarak. Beberapa di antara mereka juga ada yang terlihat tidak mengenakan masker. []
Baca Juga:
- Kebersamaan Lintas Agama di Yogyakarta Saat Corona
- Anak TK di Bantul Sumbangkan Tabungannya Saat Corona
- Riwayat Lonjakan Positif Covid-19 di Kota Yogyakarta