Jakarta - Jelang pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019, muncul isu terkait permintaan jatah menteri dan posisi menteri Partai Gerindra kepada Jokowi.
Salah satu isu yang beredar terkait posisi menteri adalah Menteri Pertahanan (Menhan) untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sebenarnya, seberapa strategis posisi Menhan bagi Prabowo?
Peneliti di Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai posisi Menhan merupakan jabatan strategis bagi Prabowo, jika benar-benar nantinya ia duduk di kementerian tersebut.
"Menhan bagi Prabowo itu strategis," kata Wasisto kepada Tagar, Selasa, 8 Oktober 2019.
Kenapa demikian, sebab posisi Menhan kata dia, bisa digunakan Prabowo untuk membuktikan retorika yang kerap dilontarkan saat kampanye pemilihan umum (pemilu) April 2019.
"Bahwa negara dalam keadaan terancam dan Prabowo bisa pula mengonsolidasikan kekuatan purnawirawan secara internal tuk 2024," ujarnya.
Selain itu, pembuktian retorika oleh Prabowo sangat diperlukan karena saat kampanye pemilu 2019, Prabowo menunjukan kelemahan terbesar soal hukum dan keamanan. Terlebih lagi, Prabowo membuat blunder di akhir debat lebih dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Karena itu Menhan, adalah upaya realisasi point yang beliau ucapkan saat debat," tutur dia.
Ketika Prabowo mendapatkan posisi Menhan, menurut Wasisito salah satu yang akan dikuasainya adalah akses politik terhadap TNI.
"Meski TNI secara politik itu netral. Tapi secara organisasi, TNI itu paling efektif dalam meredam isu dan konflik politik di level nasional dan lokal," ucapnya.
Kendati posisi Menhan strategis bagi Prabowo, Wasisto mengatakan ada jabatan lain yang cocok bagi Prabowo yakni Menteri Pertanian. Pasalnya, Prabowo juga berkecimpung di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan organisasi ekonomi informal lainnya.
"Saya pikir pengalaman itu akan berharga," ujar Wasisto. []