Strategi Investasi dengan Metode DCA & Lump Sum

Bramantya Egin Pratama menyampaikan apa saja hal-hal yang membedakan Lump Sum dan Dollar Cost Averaging.
Kepala Pengembangan Produk Indo Premier Investment Management, Bramantya Egin Pratama. (Foto: Tagar/Bariq Yonanda)

Jakarta - Investasi merupakan cara yang baik untuk mempersiapkan finansial yang ideal di masa depan. Namun, terdapat dua cara atau strategi untuk memulai investasi yaitu Lump Sum dan Dollar Cost Averaging. 

Lantas apa perbedaan dari dua strategi tersebut?

Dalam webinar FestiFund 2021, Kepala Pengembangan Produk Indo Premier Investment Management, Bramantya Egin Pratama menyampaikan apa saja hal-hal yang membedakan Lump Sum dan Dollar Cost Averaging.

1. Lump Sum

Strategi ini merupakan cara investasi dengan cara menaruh jumlah uang yang banyak sekaligus dalam satu waktu. 

Keuntungan dalam menggunakan strategi ini adalah bisa mendapatkan exposure real time, potensi growth atau perkembangan yang jauh lebih maksimal (karena jumlah yang besar), akan mempunyai unit lebih banyak jika menginvestasi lebih dari satu. 

Namun, strategi ini memiliki resiko yang sangat besar, jika mengalami penurunan maka aset yang kita miliki akan turun secara keseluruhan karena hanya memiliki satu unit dan menginvestasi dengan angka yang besar.

2. Dollar Cost Averaging

Strategi ini dilakukan dengan cara menginvestasikan secara bertahap atau menyicil, dapat dilakukan secara berkala seperti setiap hari, setiap minggu atau setiap bulan dengan jumlah angka yang kecil. 

Keuntungan dari strategi Dollar Cost Averaging ini adalah membagi resiko jika masuk di pasar dengan harga tinggi, harga yang dibeli jauh lebih terjangkau, meminimalisir resiko dan rasa bersalah jika terjadi penurunan, dan menjadikan investor lebih disiplin dalam berinvestasi berkala. 

Kelemahan dari strategi ini adalah ketidaktahuan kedepannya akan seperti apa dan relatif lama dalam kenaikannya, tergantung dengan rencana dan tujuan dari investasi tersebut.

Selain itu, Bramantya Egin Pratama juga menambahkan bahwa kedua strategi tersebut bukanlah hal yang harus diperdebatkan mana yang lebih baik. 

Ia menilai semuanya dikembalikan ke diri masing-masing, tergantung dengan rencana, target dan tujuan dari investasi yang akan dilakukan, dan harus mengutamakan personal finance agar setiap kebutuhan diri tetap terpenuhi tanpa harus memaksakan diri dalam berinvestasi.

Baca Juga:

Berita terkait
Cara Menghasilkan Uang Ala Felicia Tjiasaka, Mulai Investasi Umur 17 Tahun
Indo Premier Sekuritas melalui produk IPOTFund menghadirkan acara FestiFund 2021, bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi tentang investasi.
Ekonomi Mulai Tumbuh, Investasi Saham Bisa Jadi Opsi
Michael pun meyakini investasi saham dalam periode tiga hingga lima tahun ke depan akan memiliki kinerja yang baik.
Jabatan Fungsional Berperan dalam Wujudkan Iklim Investasi
Jabatan fungsional dilatarbelakangi oleh keinginan Presiden Joko Widodo untuk melakukan perampingan birokrasi pada Kementerian/Lembaga serta Pemda.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.