Yogyakarta - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro kewalahan mengontrol wisatawan di Malioboro Yogyakarta. Pasalnya, ribuan wisatawan membanjiri kawasan Malioboro saat libur panjang kali ini.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meminta UPT Malioboro konsisten dalam mengontrol wisatawan. Petugas UPT Malioboro diminta menjalankan tugasnya masing-masing. "Kalau memang melakukan pendataan ya didata. Jangan ditinggal," katanya saat ditemui di Kompleks Kepatihan pada Senin, 17 Agustus 2020.
Sri Sultan HB X menyebut, tadi malam tidak ada petugas yang berjaga di Malioboro. "Berarti enggak konsisten," tegasnya.
Menurut Raja Keraton Yogyakarta ini, pengunjung yang datang ke Malioboro perlu dibatasi. "Semestinya dibatasi maksimal 500 orang," kata dia.
Kalau memang melakukan pendataan ya didata. Jangan ditinggal.
Sementara itu, Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengaku pihaknya kekurangan personel untuk mengawasi dan mengontrol wisatawan. UPT Malioboro hanya punya 36 personel Jogo Boro. "Jogo Boro sudah bertugas di titik-titik tertentu," ujarnya.
Ekwanto menjelaskan, Jogo Boro yang bertugas mengecek suhu pengunjung di sisi utara ada enam sampai delapan orang. Di sisi selatan Malioboro enam sampai delapan orang. Di bagian tengah dan sirip-sirip Malioboro ada empat orang.
UPT Maliboro bahkan meminta bantuan pada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta Dinas Perhubungan (Dishub) untuk mengontrol wisatawan. Dishub membantu mengatur arus lalu lintas. Sedangkan, Satpol PP membantu mengurai keramaian. "Masing-masing dari Satpol PP dan Dishub DIY ada 24 personel," katanya.
Ekwanto menyatakan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Malioboro pada 16 Agustus 2020 lebih dari 2.000 orang. Dia pun berharap wisatawan yang mulai datang ke Yogyakarta tidak terjadi penularan Covid-19. "Jangan sampai malah muncul klaster baru," tambah Ekwanto. []