SPG Genjot Omzet Pedagang Hewan Kurban Surabaya

Pedagang sapi di Surabaya memanfaatkan jasa Sales Promotion Girl (SPG) untuk mendongkrak penjualan hewan kurban.
Sales Promotion Girl (SPG) yang ikut memasarkan hewan kurban Widisetia di pinggir jalan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Surabaya. (Foto: Tagar/Haris Dwi Susanto)

Surabaya - Pandemi Covid-19 nyaris melumpuhkan semua sektor perekonomian masyarakat. Kondisi itu juga dirasakan pedagang hewan kurban di Kota Surabaya. Bahkan, penjualan jelang Idul Adha 1441 Hijriah ini, menurun sekitar 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Melihat kondisi penjualan yang lesu, lapak penyedia hewan kurban Widisetia di pinggir jalan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Surabaya mencari cara untuk menggenjot omzet menghadapi hari raya kurban tahun 2020.

Tujuan kami gunakan SPG itu supaya dapat menaikkan penjualan, setelah itu kita ubah icon.

Mereka memanfaatkan jasa Sales Promotion Girl (SPG) untuk membantu melayani pembeli. Para perempuan cantik itu berdandan mempesona dengan mengenakan topi koboy, sepatu bot, dan baju kemeja yang ditali pada bagian bawah.

Ketika ada yang singgah, para SPG ini langsung menanyakan tujuan dan keinginan mereka untuk mencari hewan kurban seperti apa. Selanjutnya, SPG mengajak berkeliling ke kandang, dengan menawarkan bermacam harga, mulai dari sapi dan kambing yang tersedia.

Pedagang hewan kurban Widisetia, Setiawan Basuki mengatakan, tujuannya mamakai jasa SPG ini memang untuk melayani pembeli untuk mendongkrak omzet.

"Pertama itu (penurunan) memang karena dampak Covid-19. Tujuan kami gunakan SPG itu supaya dapat menaikkan penjualan, setelah itu kita ubah icon. Serta bagaimana caranya saling membantu menguntungkan baik dari pihak SPG dan kami (peternak)," katanya.

Selain untuk menaikan omzet, pihaknya memakai jasa SPG karena mendengarkan keluh kesah para SPG yang mengaku sepi job karena dampak Covid-19.

"Jadi ini simbiosis mutualisme. Mereka (SPG) butuh pemasukan, kami butuh marketing dan promosi. Sehingga di tengah pandemi Covid-19 ini kami bisa saling bantu," katanya.

Para SPG itu, kata Setiawan, perharinya digaji Rp 300 ribu. Namun, mereka hanya bekerja selama 10 hari, terhitung sejak tanggal 20 hingga 30 Juli 2020.

"Apabila mereka juga bisa menjualkan sapi sampai deal, ya kami juga akan memberikan reward atau komisi dari penjualan tersebut," katanya.

Setiawan menjelaskan bahwa bisnisnya turun sebanyak 50 persen dibanding tahun lalu. "H-5 ini berbeda jauh. Tapi kalau di Sabtu Minggu, hadirnya SPG bisa mempatrol pembeli, namun kita lihat hari ini sudah baik, karena pagi sudah laku 5 sapi," katanya.

Takut Diseruduk Hewan

Para SPG yang menghiasi lapak jualan hewan kurban Widisetia rata-rata yang biasa bekerja pada even-even rokok. Namun, saat pandemi ini, para SPG ini pun rela membanting setir untuk ikut berjualan sapi dan kambing.

Salah seorang SPG, Widya mengaku baru pertama kali mencoba berjualan hewan kurban. "Baru tahun ini jadi SPG hewan kurban, biasanya saya ikut even rokok. Tapi berhubung pandemi, ada tawaran ini ya saya ambil," katanya.

Senangnya itu, kalau bisa menjualkan sapi juga mendapatkan bonus.

Menurutnya, menjual hewan merupakan pengalaman yang tak biasa. Lebih-lebih selama ini sebagai SPG, dia biasa menjual benda mati.

"Tantanganya lebih besar, SPG biasanya jual barang mati (rokok), kalau ini kan barang hidup," tuturnya.

SPGHewan kurban Widisetia di Surabaya dipasarkan Sales Promotion Girl (SPG). (Foto: Tagar/Haris Dwi Susanto)

Menurut Widya, yang dia khawatirkan saat mengantar calon pembeli ke kandang sapi dan kambing adalah diseruduk. Dia mengaku sangat berhati-hati dan menjaga jarak dengan hewan kurban tersebut.

"Takut diseruduk sapi. Apalagi kalau ada orang baru, kan kadang suka sedikit agak berbeda," katanya.

Menurutnya, sebagai SPG, Widya harus berjibaku menawarkan hewan kurban pada calon pembeli. Apalagi, hewan yang ditawarkannya laku terjual.

“Senangnya itu, kalau bisa menjualkan sapi juga mendapatkan bonus. Tapi dari pak Setiawan sendiri juga tidak mematok target penjualan. Terpenting bisa sama-sama saling menguntungkan,” katanya.

Masuk Kandang di Kediri

Di tengah pademi Covid-19, Setiawan mengaku tidak menurunkan harga jual sapi dan kambing miliknya. Dia tetap menjual hewan tersebut sesuai berat dan kesehatannya.

Harga seekor sapi dagangannya paling tinggi mencapai Rp 60 juta. Harga tersebut untuk seekor sapi dengan berat mencapai 1 ton.

"Di bawah itu Rp 40 juta. Kami juga menawarkan banyak varian harga. Kita tidak terlalu membanting walaupun saat ini masih dalam pandemi," katanya.

Kalau dibawa pulang akan menguntungkan, 5 bulan lagi atau lebih tentu harga jualnya bertambah tinggi.

Kendati demikian, Setiawan mengakui, pasar jual-beli hewan kurban memang sedang lesu. Namun, dia tidak bingung jika sampai sapi-sapinya tak laku terjual. Sebab, hewan-hewan tersebut akan kembali masuk kandang besar miliknya di Kediri.

"Saya tidak ambil pusing kalau tidak laku dan hewan kurban ini masih banyak. Kami bawa pulang kembali ke kandang yang ada di Kediri,” kata Setiawan.

Justru membawa pulang sapi yang tidak laku ke Kediri menguntungkan bagi Setiawan. Sebab, dia menyadari harga sapi akan terus naik jika berat badannya terus bertambah. Terutama, misi di kandangnya di Kediri adalah satu hari tambah satu kilogram.

“Kalau dibawa pulang akan menguntungkan, 5 bulan lagi atau lebih tentu harga jualnya bertambah tinggi," tuturnya.

Kendati begitu, Setiawan berharap wabah corona ini cepat berlalu dari Surabaya dan Indonesia pada umumnya. Sehingga, semua aktivitas perekonomian, termasuk para pedagang sapi, kembali normal seperti hari-hari sebelum pandemi. []

Berita terkait
Kawasan Penjualan Buku Legendaris di Yogyakarta
Pokoknya lengkap, mau cari buku kisah nabi, ada. Cari TTS teka teki silang, ada, komik lawas ada. Kawasan penjualan buku legendaris di Yogyakarta.
Bisnis Lobster Rembang, Buntung di Era Edhy Prabowo
Jaya di era Menteri Susi Pudjiastuti namun buntung di masa Menteri Edhy Prabowo. Bisnis lobster di Rembang lesu karena pandemi.
Siswa SD Sulap Botol Bekas Menjadi Face Shield
Jari jemari Jessica Adelia Putri begitu terampil mengubah limbah plastik, khususnya botol minuman. Jessica juga ingin menebar cinta lingkungan.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.