Sosok Prajurit TNI AD asal Simalungun Gugur di Kongo

Serma Rama Wahyudi, prajurit TNI AD asal Simalungun gugur dalam misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo.
Sersan Mayor Rama Wahyudi semasa hidup. (Foto: Facebook Serma Rama).

Simalungun - Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi, prajurit TNI AD gugur dalam misi perdamaian di Republik Demokratik Kongo pada Senin, 22 Juni 2020. Ia ditembak mati milisi bersenjata. Satu rekannya, Pratu M SyafiI Makbul, selamat dari insiden penembakan tersebut.

Serma Rama merupakan putra asli Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Semasa kecil dia tinggal di Jalan Air Bersih, Desa Kerasaan, Kecamatan Pematang Bandar. Tahun 2004, ia lulus Sekolah Calon Bintara (Secaba).

Hal itu diutarakan abang kandung Rama, Aris. Kepada wartawan Aris menuturkan sosok adiknya itu lurus dalam bekerja.

"Tak neko-neko orangnya, tamat secabanya dari Kodam Jaya Jakarta. Berdinas pun adik saya itu lurus dalam hal apapun, saya jamin," katanya saat di hubungi via seluler, Rabu, 24 Juni 2020.

Dikatakannya, Serma Rama berdinas di Paldam Korem 031/Wira Bima, satuan di bawah Kodam I/BB. Serma Rama, sebut Aris, meninggalkan istri dan tiga anak di Pekanbaru, Riau.

"Beliau anak ke tiga dari empat bersaudara. Anaknya masih kecil-kecil. Paling besar anaknya masih kelas 2 SD dan paling kecil masih umur 2 tahunan," sebutnya.

Sebelum gugur, kata Aris, jelang hari raya Idul Fitri 1441 H, Serma Rama berkomunikasi dengan keluarga di Kerasaan, Pematang Bandar. Dalam sambungan selulernya, Serma Rama bercerita selama bertugas dia dalam kondisi yang baik. "Pas malam takbiran, beliau nelpon kami di sini. Dia bilang di Kongo, aman-aman saja," ucapnya.

Ikut berduka atas gugurnya Prajurit TNI Serma Rama Wahyudi ketika bertugas

Aris menambahkan, keluarga akan bertolak ke Pekanbaru untuk menyambut dan melihat jenazah Serma Rama. Dia akan dimakamkan di sana."Kami keluarga sangat terpukul mendapat informasi kepergian adik kami ini," kata Aris.

Sersan Mayor Rama WahyudiSersan Mayor Rama Wahyudi semasa hidup. (Foto: Facebook Serma Rama).

Dari berbagai sumber menyebutkan, Serma Rama Wahyudi terjun ke misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo sejak Februari 2020. Serangan dari kelompok bersenjata disebut diarahkan pada patroli pasukan perdamaian PBB sekitar 20 kilometer dari Kota Beni, Provinsi Kivu, Sy Koumbo.

Saat situasi penyerangan, pasukan perdamaian tengah terlibat dalam proyek pembangunan sebuah jembatan di wilayah Hululu. Serma Rama gugur dalam serangan itu.

Meninggalnya Serma Rama Wahyudi dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui unggahan di akun Twitter pada Selasa 23 Juni 2020.

“Penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno.

Dahnil Simanjuntak, yang dikenal sebagai jubir Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga menyampaikan turut berduka atas gugurnya prajurit tesebut, yang dia sampaikan lewat akun Twitternya, Rabu, 24 Juni 2020.

"Ikut berduka atas gugurnya Prajurit TNI Serma Rama Wahyudi ketika bertugas sbg tentara perdamaian PBB di Kongo. Gugur sebagai kusuma bangsa, turut serta menjaga ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Semoga keluarga yg ditinggalkan tabah. Salam Hormat," tulis Dahnil, yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah tersebut.[]

Berita terkait
Polisi Dukung Pembukaan Jalan oleh TNI di Simalungun
Kepolisian mendukung program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-107 di Simalungun.
Istri Personel TNI AL di Sibolga Positif Covid-19
Seorang istri personel TNI AL, berdomisili di Kabupaten Tapanuli Tengah dan bekerja sebagai tenaga medis di Sibolga dikabarkan positif Covid-19.
Ada Pensiunan TNI di Pusaran Dugaan Korupsi Basarnas
IPW menyebut pensiunan pati TNI terlibat dalam pusaran dugaan korupsi heli di Basarnas. Potensi kerugian negara mencapai 130 miliar rupiah
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.