Bantul - Sejumlah warga Dusun Tanjung, Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul digegerkan dengan maraknya kasus kehilangan uang. Saat dideteksi oleh tim Wani Ora, kejadian terjadi lantaran adanya sosok pesugihan yang bekerja di kampung tersebut.
Seperti diutarakan Dukuh setempat, Paryono, warganya mulai sering kehilangan uang semenjak dua bulan terakhir. Bahkan dari beberapa laporan, jumlah kehilangan uang bisa mencapai Rp 800 ribu.
"Mulai dua bulan lalu warga resah karena kehilangan uang itu secara beruntun. Ada yang Rp 400 ribu hingga Rp.800 ribu," ungkapnya seperti dikutip dari video YouTube Wani Ora yang diupload, Selasa 13 Oktober 2020.
Baca Juga:
Paryono menyebut terbongkarnya kasus kehilangan uang tersebut, setelah salah satu warganya membuat status di media sosial. Sontak warga lain yang mengalami hal yang sama, mulai membuka cerita masing-masing. "Agar tidak ada salah paham antar warga, maka kami mengundang tim Wani Ora ke sini," jelasnya.
Mulai dua bulan lalu warga resah karena kehilangan uang itu secara beruntun.
Tokoh spiritual Wani Ora, bos Gabul membenarkan jika ada dua sosok pesugihan yang bekerja di kampung tersebut. Selain itu, terdapat satu sosok lain yang berada di luar kampung tersebut yang juga bisa menjadi ancaman bagi warga.
Saat sesi mediumisasi, dua sosok yang dianggap mengganggu warga itu kemudian dipanggil dan dimasukkan ke dalam tubuh mediator. Sosok pertama berwujudkan manusia setengah ular yang ternyata sudah bekerja selama tiga tahun.
"Wes nyambut gawe 3 tahun (sudah bekerja 3 tahun), iseh kurang 7 tahun (masih kurang 7 tahun lagi). Neng kampung kene lagi 3 sasi (di kampung ini baru 3 bulan)," ucap sosok tersebut.
Mediumisasi sosok pesugihan pengambil uang milik warga di Bantul. (Foto: Tangkap Layar YouTube)
Ia mengaku menjalankan aksinya jika hanya mendapatkan dari majikannya. Saat ditanya asal majikannya, sosok itu bilang jika tempatnya tidak jauh dari kampung tersebut. "Seng konkon cerak soko kene (majikanku dekat dari sini), kon njikui duit (disuruh mengambil uang)," tandasnya.
Baca Juga:
Yang lebih mencengangkan lagi, sosok yang berwujud wanita itu juga mencari tumbal di jalan raya yang tak jauh dari kampung tersebut. Sedikitnya dalam tiga tahun terakhir, sudah ada tiga korbannya. "Diopeni getih uwong (diberi darah manusia). Tumbal ku wes 3 neng dalan gede (tumbal ku sudah 3 di jalan besar itu)," terangnya.
Bos Gabul juga memanggil sosok di luar kampung tersebut yang juga merupakan sosok pesugihan. Diyakini, nantinya sosok itu juga akan bekerja di kampung Tanjung apabila sudah waktunya.
"Ono wayahe (ada waktunya), nek seng nunggu kene wes ra enek (kalau yang penunggu disini sudah tidak ada)," imbuh sosok kedua yang menyerupai buto berbulu lebat tersebut.
Baca Juga:
Ia mengaku baru bekerja mencuri uang selama satu tahun. Sedangkan dalam perjanjian, ia masih harus bekerja sampai lima tahun mendatang.
"Panggonane sak karepe seng ngakon (tempat mencuri terserah yang memberi perintah). Enek toto corone (ada tatacaranya), golek area seng kosong (mencari tempat yang kosong). Seng ngakon cerak ko kene, arah e ngulon (majikan ku dekat dari sini, arahnya barat)," katanya.
Sementara, sosok lain yang bekerja di kampung Tanjung adalah tuyul. Bos Gabul pun sudah meminta baik-baik kepada ketiganya untuk berhenti, namun jawabannya selalu tidak mau. Akhirnya, agar warga tidak resah dan rugi akibat kerakusan seseorang tersebut, ia pun memusnahkan sosok tersebut. []
