Sosok dan Kiprah Calon Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa

Anak seorang pedagang ritel yang berlatar belakang merah. Menjadi anggota DPRD Sleman dua periode lalu maju Pilkada. Dia adalah Danang Maharsa.
Calon Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa saat menemui masyarakat. (Foto: Istimewa)

Sleman - Danang Maharsa, masa kecilnya merupakan anak dari pedagang ritel atau toko kelontong. Sejak 2014 menjadi simpatisan PDI Perjuangan. Simbahnya dulu lima periode jadi anggota dewan tapi masih PDI belum PDI perjuangan. Artinya memang berasal dari latar belakang merah.

Dia paham betul dinamika politik nasional yang saat itu PDI Perjuangan dikerdilkan akibat terpasung oleh kebijakan pemerintah. Setelah rezim berakhir, maka 1999 Danang kembali masuk lagi di komunitas partai. Saat itu belum begitu intens.

Pada ahun 2014 Danang diminta oleh PDI Perjuangan untuk menjadi anggota DPRD Sleman dari Dapil Sleman 1. Saat itu partai berlambang banteng moncong putih ini melihat peta politik di Dapil Sleman 1 masih rawan untuk suara PDI Perjuangan. Apalagi pada saat bersamaan, partai lain punya pondasi yang kuat-kuat. "Nah oleh partai dipandang bahwa keluarga kami diharap bisa bersaing di Dapil Sleman 1," kata Danang pada Kamis, 8 Oktober 2020.

Baca Juga:

Bukan tanpa kebetulan, namun penuh perhitungan. Pasalnya, orang tua Danang menjadi lurah di wilayah Dapil 1 yang menjabat 25 tahun. Itu menjadi modal untuk bisa menggaet suara. "Ada seorang teman, bilang tolonglah kalau jenengan orang PDi Perjuangan dan masih cinta partai majulah sebagai dewan. Majulah saya meski persiapannya hanya semingguan," ungkapnya.

Perhitungan terhadap popularitas orang tua ternyata bisa menggaet suara. Ternyata benar, Danang melenggang menjadi anggota DPRD Sleman periode 2014-2019. Setengah periode atau 2,5 tahun menjadi anggota Komisi B dan 2,5 tahun menjadi Ketua Komisi C sampai selesai periode 2019.

Pasangan Kustini dan Danang MaharsaPasangan Kustini dan Danang Maharsa saat pengambilan nomor urut di KPU Sleman. (Foto: Istimewa)

Pada Pemilu 2019 Danang maju lagi sebagai calon legislatif periode 2019-2024. Secara prinsip dan aturan memperbolehkan maka maju lagi di Dapil yang sama. Danang terpilih lagi.

Danang mengakui, dua perjalanan karirnya sebenarnya untuk menjadi wakil bupati tanpa sengaja. Sekitar Agustus 2019 dari diskusi dengan teman-teman mempunyai satu komitmen, bahwa Sleman itu hampir 10 tahun bupati dan wakil bupati bukan dari PDI Perjuangan. "Bagaimana kalau mengusung sendiri dari kader kita," ungkapnya.

Dari obrolan yang muncul saat itu, yang bisa dijual untuk saat ini adalah dari kaum milenial, kaum muda, punya semangat. Masalah nanti ke sana bagaimana tentunya PDI Perjaungan tidak akan sendiri. PDI Perjuangan terkenal dengan gotong royong dan sifat militansinya. "Jadi nanti siapa pun nanti yang diusung pasti semuanya ikut bergerak," ungkapnya.

Baca Juga:

Pada awalnya, Danang sebenanya tidak mau dicalonkan. Lalu ada seorang teman mendorongnya dengan memberi sentilan, cah lanang kok ra wani. "Itu bahasa membuat saya gimana gitu, dalam hati kecil saya ada pesimisme. Mosok saya melawan orang-orang yang sudah terkenal sudah dulu melejit di politik," ungkapnya.

Seorang teman terus memberi dorongan. Ada yang memberi pesan, sekarang ini tidak ada yang tidak mungkin. "Akhirnya ada kesepakatan, ya sudah saya maju. Karena teman-teman ini menganggap saya pernah menjadi anggota Dewan yang bisa menggaet suara," ujarnya.

Danang kemudian maju lewat DPC PDIP Sleman dan ikut penjaringan. Dia pun hanya mendaftar di PDI Perjuangan, tidak ke partai yang lain. "Kemudian akhirnnya rekomendasi DPP PDI Perjuanan ke saya. Intinya ditugaskan oleh partai sebagai calon wakil bupati. Saya siap," tegasnya.

Tantangan dan Masa Depan Bumi Sembada

Kesenjangan ekonomi di Kabupaten Sleman masih tergolong tinggi, begitu juga dengan tingkat pendapatan antardaerah atau gini ratio. Ini menjadi tantangan bagi pemimpin di Bumi Sembada. Hal itu juga diakui oleh calon wakil bupati yang diusung koalisi PDI Perjuangan Danang Maharsa.

Danang mengungkapkan, salah satu pekerjaan yang harus dilakukan adalah meningkatkan pertumbumbuhan ekonomi. Harus diakui, yang belum bisa diselesaikan sampai saat ini adalah gini ratio. Ini sudah menjadi pembahasan di Musrenbang DPRD Sleman.

Kustini - Danang di SlemanRelawan memasang spanduk pasangan calon Kustini - Danang di depan rumahnya. (Foto: Istimewa)

Dia menjabarkan, Kabupaten Sleman berbeda dengan kabupaten lain. Sleman itu banyak warga yang dulunya pendatang. Datang ke Sleman untuk keperluan sekolah, ternyata setelah lulus menetap di sini. Mereka yang datang dari daerah lain itu tingkat ekonominya lebih tinggi di banding warga asli.

"Kemarin gini ratio sudah sempat turun sampai di angka nol sekian persen. Kemudian ada pandemi Covid kemungkinan besar akan melebar lagi," ungkapnya.

Namun, Danang punya optimistisme gini ratio di Sleman bisa ditekan. Program yang bisa dijalankan salah satunya dengan mengembangkan potensial desa yang notabene banyak digeluti masyarakat asli, seperti produksi susu dari desa. Jika itu massif dikerjakan maka kesenjangan pendapatan dengan orang-orang kota bisa diminalisir.

"Makanya ini fokus pengembangan desa seperti arahan Presiden Jokowi desa mengepung kota. Begitu juga Sri Sultan HB X saat pidato Sewindu Keistmewaan DIY juga menggaungkkan desa mengepung kota. Itu yang akan kami lakukan," ungkapnya.

Dia menyadari setiap daerah pasti punya kekurangan, dalam bahasa politik adalah sebuah tantangan yang harus dilewati dan diperjuangkan. Perlu ada program kerja dan terobosan yang memberi manfaat orang banyak. Itu yang perlu dilakukan, terlepas ada yang suka dan tidak suka itu lumrah. "Yang penting dalam program itu ada kekompakan antara legislatif dan ekseksutif dalam spirit yang sama, yakni memajukan daerah," ungkapnya.

Danang mengungkapkan, untuk memajukan daerah perlu hubungan yang harmonis antara ekskutif dengan warganya yang diwakilkan oleh legisatif. "Artinya perlu komunikasi yang bagus. Nah, saya berangkat dari legislatif sehingga kalau saya nanti menjadi ekskusitif sudah punya modal berkomuniasi dengan legislatif, karena saya berangkaat dari situ, wakil rakyat," kata dia. []

Berita terkait
Atribut Kampanye Pilkada Melanggar Aturan Tersebar di Sleman
Atribut kampanye Pilkada yang melanggar aturan PKPU dan Perbup tersebar di sejumlah titik di Sleman.
Makna di Balik Nomor Urut Ketiga Paslon di Pilkada Sleman
Tiga paslon sudah mendapatkan nomor urut dalam Pilkada 2020 mendatang. Ketiganya saling menjelaskan tentang makna nomor urut yang didapatkannya.
Resmi, Pilkada 2020 Sleman Diikuti Tiga Pasangan Calon
KPU secara resmi menetapkan tiga pasangan calon sebagai peserta Pilkada Sleman, 23 September 2020. Pilkada serentak akan digelar 9 Desember 2020.
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.