Soerabi Coffee, Tongkrongan Instagramable Bantaeng

Soerabi Coffee and Kafe di Kabupaten Bantaeng, Sulsel, menarik dikunjungi. Menunya murah, lokasinya juga menarik untuk berswafoto.
Sejumlah menu yang menggugah selera di Soerabi Coffee and Kafe, Kabupaten Bantaeng, Sulsel. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Alunan musik pop mengalun meneduhkan ruangan seluas sekitar 3 x 8 meter. Perfect dari Ed Sheeran lagu mengudara menyambut pengunjung Soerabi Coffee and Kafe, siang itu.

Kedai beragam menu menarik yang beralamat di jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Letta, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini, mulai didatangi pengunjung sejak pukul 11.00 Wita.

Awalnya lihat dari anak, dia paling suka tosca. Nah setelah itu dari instagram saya lihat lagi gradasi warna-warna pastel yang ternyata menarik sekali.

Soerabi yang sudah sejak 2014 hadir Bantaeng itu, baru saja "berganti kostum". Tempatnya kini kian menarik dan tetap menjadi salah satu tempat nongkrong menarik bagi komunitas-komunitas di Kabupaten Bantaeng.

KafeSalah seorang pengunjung sedang menikmati waktu di Soerabi Coffee and Kafe. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Soerabi Coffee and Kafe baru saja pindah lokasi, jaraknya sekitar 800 meter dari tempat sebelumnya. Tak sekadar pindah tempat, tampilan kedai pun ikut berubah total.

Konsep yang disajikan Soerabi Coffee and Kafe hari ini, sangat instagramable. Warna-warni pastel lembut berkolaborasi cat dasar putih menjadikan ruangan keda kian menarik. Nuansa sporty dengan tampilan meremaja itu membuat setiap pengunjung betah berlama-lama duduk di Soerabi Coffee.

Awalnya dulu, desain Soerabi Coffee justru terlalu mencolok. Lampu remang-remang menghiasi hampir setiap tempat duduk dan sudut-suduk kedai, kesannya ala kafe tulen dan bukan kedai kopi.

Pemilik Soerabi Coffee and Kafe, Obay, mengatakan ide tampilan baru kedainya itu datang dari putrinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Anaknya sangat menyukai warna tosca, dari situlah muncul idenya bagaimana membuat nuansanya warna-warni agar hidup dan menarik.

"Awalnya lihat dari anak, dia paling suka tosca. Nah setelah itu dari instagram saya lihat lagi gradasi warna-warna pastel yang ternyata menarik sekali. Akhirnya muncul ide membuat konsep taman, intinya berawal dari situ sampai ujung-ujungnya kita berusaha buat soerabi yang se-instagramable mungkin," kata lelaki bersuku Bugis Barru itu bercerita kepada Tagar, Rabu 11 Desember 2019.

Kini selain menikmati kopi dan soerabi, kedai Obay juga dijadikan lokasi berburu selfie oleh pengunjung. Apalagi ada dua suasana berbeda di Soerabi Coffee and Kafe, yakni indoor dan outdoor.

Pengunjung dijamu pilihan bersantai di meja warna-warni yang tersedia di dalam ruangan. Bisa juga duduk di lesehan depan ruang tertutup dan cantik dengan konsep seolah duduk di atas taman rumput nan hijau.

Menu Murah Meriah

Kini pelanggan Soerabi coffee and Kafe benar-benar bisa menikmati tempat nongkrong nyaman dengan tampilan menarik dan tidak monoton. Hal itu diakui Sandi, salah satu pelanggan yang siang itu juga memilih menghabiskan waktu di tempat keren itu.

"Soerabi yang sekarang memang lebih nyaman, keren tempatnya dan harganya tidak berubah. Tetap kita bisa nikmati sajian enak yang low cost, mulai 10 ribuan sudah bisa nongkrong," kata pria berambut gondrong itu.

Soerabi atau surabi sendiri adalah nama dari jajanan tradisional di Indonesia berbahan dasar tepung beras. Surabi pertama kali populer di Bandung yang menyulap panganan ini dengan berbagai toping. Beda tempat beda pula namanya.

ObayObay, owner Soerabi Coffee and Kafe saat ditemui Tagar, Rabu, 11 Desember 2019. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Di Sulawesi sendiri, kue ini punya nama berbeda-beda. Di kabupaten Soppeng disebut Roti Berre atau Roti Beras, sedang di Kabupaten Bantaeng namanya Kue Bikang. Namun mengikuti tren ada, Obay memilih menggunakan nama soerabi yang memang lebih dikenal orang-orang dalam dan luar daerah.

Harga menu di kafe milik ayah dua orang anak itu tidak terlalu menguras kantong alias low cost. Menu khasnya tentu saja soerabi dengan berbagai topping dan varian rasa manis pedas. Harganya mulai dari Rp 10 ribu/porsi.

Sajian minuman hangat dan dingin mulai dari harga Rp 8 ribu hingga Rp 15 ribu. Bagi yang sedang lapar berat jangan khawatir, di juga menyediakan menu pengganjal perut di antaranya kentang goreng, bakso goreng dan sebagainya.

Kedai Obay itu juga menyediakan empek-empek, menu lama di kafenya yang baru di lokasi baru ini kembali dihidupkan. Satu porsi empek-empek di Soerabi Coffee and Kafe bisa disantap dengan harga Rp 17 ribu.

Kafe ObayTampilan baru Soerabi Coffee and Kafe penuh warna pastel yang menarik untuk dikunjungi. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Obay mengaku sengaja membuat menu-menu dengan harga terjangkau. Sebab sasaran pengunjung kedainya adalah remaja hingga dewasa atau pelaku komunitas-komunitas di kabupaten berjuluk Butta Toa itu.

"Saya memang mengutamakan pasar komunitas karena saya sendiri pelaku komunitas," kata ketua dari komunitas suporter bola, The Maczman Zona Bantaeng itu.

Sampai Subuh

Bukan rahasia lagi jika Soerabi Coffee and Kafe menjadi salah satu tempat terhits di kabupaten Bantaeng. Sejak pindah tempat dan berganti konsep, Obay mengaku mendapat respon positif dan sangat baik dari pelanggannya.

Saya memang mengutamakan pasar komunitas karena saya sendiri pelaku komunitas.

Tongkrongan ciamik itu buah karya tangan Obay dan istrinya. Soerabi Coffee and Kafe ini dulunya bernama Soerabi Runbai 99. Lokasinya resmi pindah sejak Sabtu 30 November 2019.

Ada enam karyawan yang membantu Obay menjalankan kedai tersebut. Soerabi Coffee and Kafe mulai buka sejak pukul 7 pagi hingga pukul 3-4 subuh. Banyak anak-anak muda yang nongkrong di sana hingga subuh sembari bermain game online dengan internet gratis. []

Berita terkait
Nasib Nuri Setelah Sakit Jiwa dan Dipecat dari PNS
Siti Nuri, perempuan berusia 53 tahun itu dipecat dengan tidak hormat dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di salah satu dinas di Aceh.
Pacarku Membunuhku Saat Mengandung Anaknya
Kematian Asmaul Husna yang menggemparkan Kota Makassar, menyimpan banyak cerita. Dia meninggalkan petanda buruk jelang dibunuh sang kekasih.
Tisu Eceng Gondok Pelajar Makassar Terbang ke Korea
Tiga pelajar Makassar membuat inovasi tisu berbahan eceng gondok. Inovasinya ini akan dilombakan bertaraf internasional di Korea.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.