Jakarta - Perang antara Rusia dan Ukraina menjadi topik dunia yang beberapa hari belakangan sedang disoroti oleh semua bangsa, termasuk Indonesia. s hal tersebut, Pakar Kepolisian dan Militer Khairul Fahmi mengatakan jika Indonesia dapat ikut serta mencari penyelesaian perang ini.
Terlebih kata Khairul Fahmi, Indonesia bakal menjadi salah satu anggota Presidensi G20 dan anggota dari Presidensi G20 ini juga dari aliansi barat dan Rusia.
“Indonesia masih sangat mungkin berkontribusi dalam mencari penyelesaian damai ini dengan kapasitasnya sebagai Presidensi G20 tapi saya kira Indonesia tidak bisa sendiri itu harus menggandeng berbagai negara lain,” kata Khairul Fahmi dalam wawancara di kanal YouTube Tagar TV pada, Selasa, 1 Maret 2022.
Ukraina sebagai negara yang berdaulat juga harus dihormati posisinya tidak sekedar menjadi pihak yang paling rugi sendiri diantara perseteruan yang sebenarnya adalah antara Rusia dan aliansi barat.

Khairul Fahmi mengatakan jika kekuatan militer Rusia jauh lebih unggul daripada kekuatan militer Ukraina. “Rusia unggul dalam banyak aspek. Mulai dari personil baik darat maupun udara, sarana prasarana pendukung maupun logistiknya,” katanya.
- Baca Juga: Wapres Harris Bertolak ke Munich Bahas Krisis Rusia-Ukraina
- Baca Juga: Situasi Terkait Rusia-Ukraina Sangat Berbahaya
Dalam perang ini, Khairul Fahmi mengatakan jika hal ini terjadi karena salah satunya Ukraina lebih berpihak pada aliansi barat. “Tuntutan Rusia adalah menghadirkan pemerintahan yang condong berpihak kepada kepentingan-kepentingan Rusia, tidak sebaliknya justru lebih mesra dengan aliansi barat,” katanya.
Khairul Fahmi mengatakan jika tidak mudah bagi Ukraina mempertahankan diri dari gempuran Rusia sehingga perlu keterlibatan lebih aktif dari NATO, namun jika adanya ketelibatan NATO lebih jauh, hal ini akan memicu konflik menjadi luas.
“Tapi masalahnya NATO sendiri itu juga akan berfikir panjang kalau harus melibatkan diri dalam konflik antara Rusia, Ukraina ini. Karena bagaimana pun dampaknya akan meluas dan area konfliknya juga makin meluas lagi,” ujar Fahmi.
Dalam perang Rusia-Ukraina ini, terdapat isu China akan membela Rusia. Khairul Fahmi mengatakan jika hal itu bisa saja terjadi namun dukungan tersebut tidak berupa pengerahan kekuatan militer
“Tapi saya kira China akan lebih cenderung memposisikan diri sama seperti NATO terhadap Ukraina. Tidak akan langsung memberikan dukungan dalam bentuk pengerahan kekuatan militer yang akan ikut terlibat pertempuran yang sesungguhnya, tapi lebih kepada dukungan-dukungan yang misalnya untuk supaya Rusia bisa terhindar dari sanksi-sanksi atau bagaimana Rusia bisa mengantisipasi dampak-dampak sanksi yang diberikan oleh barat,” ucapnya.
- Baca Juga: Rusia Bisa Invasi Ukraina Sebelum Olimpiade Beijing 2022 Berakhir
- Baca Juga: Blinken Sebut Jalur Diplomatik untuk Atasi Krisis Rusia-Ukraina
Khairul Fahmi berharap jika media di Indonesia ikut berkontribusi namun tidak berpihak hanya pada satu pihak saja.
“Tidak perlu menyebarkan kekhawatiran yang tendensinya mengarah kepada Rusia dalam zaman global saya kira tidak seperti itu karena Rusia juga punya perspektifnya sendiri terhadap konflik ini dan itu tidak bisa kita abaikan karena kita tidak boleh berpihak kepada kepentingan salah satu pihak baik aliansi barat maupun Rusia sendiri.
Dalam perang ini Khairul Fahmi juga mengatakan jika kita harus menghormati negara Ukraina. “Ukraina sebagai negara yang berdaulat juga harus dihormati posisinya tidak sekedar menjadi pihak yang paling rugi sendiri diantara perseteruan yang sebenarnya adalah antara Rusia dan aliansi barat,” ucap Fahmi.
(Ni Nyoman Mastika Mega Puspita)