Kudus - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai mempersiapkan pembukaan sekolah di masa pandemi. SMKN 1 Kudus menggelar kegiatan simulasi kegiatan belajar mengajar selama 12 hari ke depan. Sekolah tersebut ditunjuk sebagai sekolah percontohan pembelajaran tatap muka.
Wakil Kepala SMKN 1 Kudus Bidang Kurikulum, Abu Sari mengatakan simulasi masuk sekolah ini merupakan pilot project dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Wilayah III. Sejumlah izin telah dikantongi pihaknya untuk menggelar kegiatan tersebut.
"Izin dari dinas dan orang tua siswa sudah ada. Pekan lalu, alhamdulillah kami mendapat izin dari Plt Bupati Kudus untuk menggelar simulasi ini," ujar Abu saat ditemui di kantornya, Senin, 2 November 2020.
Simulasi belajar tatap muka di sekolah ini digelar mulai tanggal 2 - 13 November 2020. Setelah itu, kegiatan simulasi akan dievaluasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah untuk menentukan kelayakannya.
"Kalau dinilai layak, PTM (Pembelajaran Tatap Muka) ini akan dilanjutkan dan akan turun SK. Kalau tidak, ya nanti kekurangannya di mana dibenahi," ucapnya.
Menurut Abu, simulasi di sekolahnya mengacu aturan yang dibuat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Seperti pembelajaran siswa dibagi dalam dua sif. Sif pertama belajar mulai pukul 07.00 - 10.00 WIB dan sif dua pulul 10.00 - 12.00 WIB.
Perhari ada 108 siswa yang ikut simulasi. Mereka dibagi dalam enam rombongan belajar (rombel), di mana tiga rombel ikut sif pagi dan tiga rombel ikut sif siang.
Masing-masing rombel ditempatkan di ruang yang berbeda. Ada yang mengikuti pembelajaran di laboratorium dan ada juga yang di ruang kelas.
"Satu kelas ada 18 siswa ini bagian dari penerapan physical distancing," ujarnya.
Baca juga:
- Akibat Pandemi di Malaysia Sekolah di Seremban Ditutup
- Libur Panjang, Mahfud MD Minta Antisipasi Reuni Sekolah
- Alasan Bukittinggi Tak Buka Sekolah Tatap Muka
Wakil Kepala SMKN 1 Kudus Bidang Sarana dan Prasarana, Ulya menambahkan protokol kesehatan ketat diterapkan pihaknya dalam kegiatan simulasi ini. Setiap siswa yang datang akan diukur suhu badannya dan cuci tangan.
Setelah itu mereka memasuki ruang kelas dengan memperhatikan physical distancing. Dan menggunakan masker serta face shield selama pembelajaran.
"Kami sudah sediakan 68 wastafel dan ribuan face shield bagi siswa maupun guru. Jadi kami pastikan simulasi ini berjalan sesuai protokol kesehatan," imbuh dia.