Singapura Uji Klinis Remdesivir untuk Covid-19

Dokter di Singapura akan menggunakan remdesivir - obat yang awalnya untuk Ebola - untuk mengobati pasien Covid-19 sebagai bagian dari uji klinis.
Singapura akan melakukan uji klinis remdesivir yang pernah dipakai untuk pengobatan Ebola, untuk pasien Covid-19. (Foto: Gilead Sciences via Reuters|CNA).

Singapura - Dokter di Singapura akan menggunakan remdesivir - obat yang awalnya untuk penyakit Ebola - untuk mengobati pasien Covid-19 sebagai bagian dari uji klinis. Dr. Shawn Vasoo, Direktur Klinis di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) Singapura mengatakan sejauh ini belum ada terapi yang terbukti ampuh untuk penanganan Covid-19. "Remsidivir merupakan salah satu obat yang akan diujicoba di sini," katanya kepada Channel News Asia, Selasa, 5 Mei 2020.

Remdesivir merupakan obat antivirus telah digambarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu terapi yang paling menjanjikan untuk pasien Covid-19. Disamping itu juga dua obat HIV dan obat antimalaria chloroquine dan hydroxychloroquine.

Pasien yang telah mendaftar untuk ikut ambil bagian dalam uji klinis akan menerima remdesivir atau plasebo

Baca Juga: Uji Klinis Obat Corona Alami Kegagalan 

Remdesivir mendapat otorisasi penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Jumat lalu (1 Mei) untuk kasus Covid-D-19 yang parah. Sehari kemudian, Jepang menyebutkan akan "mempercepat" review obat antivirus tersebut sehingga segera mendapatkan persetujuan.

NICD merupakan bagian dari kelompok kerja penanganan Covid-19 yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan, Gan Kim Yong pada bulan Maret lalu. Saat itu Gan Kim Yong menyebutkan bahwa pemerintan akan memakai obat-obatan yang pernah dipakai sebelumnya dan terapi baru untuk pengobatan Covid-19.

Obat Antivirus, RemdesivirDi tengah harapan luas bahwa obat antivirus remdesivir dapat mengobati Covid-19, ternyata uji klinis tahap pertama di China dikabarkan mengalami kegagalan. (Foto: Reuters|BBC News).

Karena belum ada terapi yang terbukti untuk Covid-19, maka diperlukan uji klinis

Ini termasuk obat antivirus, obat antiinflamasi, terapi humoral seperti plasma dan biologik yang pulih, dan vaksin. Kelompok kerja ini kemudian akan memberikan evaluasi kritis terhadap perawatan yang diusulkan dan menjawab pertanyaan tentang pengobatan atau reaksi yang merugikan.

Pasien yang telah mendaftar untuk ikut ambil bagian dalam uji klinis akan menerima remdesivir atau plasebo. “Beberapa uji coba ini mungkin disponsori oleh industri, misalnya remdesivir, atau dilakukan bersama dengan badan nasional atau internasional lainnya,” tutur Dr. Vasoo.

Ia menambahkan, kelompok kerja meninjau bukti yang tersedia saat muncul dan membuat rekomendasi untuk terapi Covid-19 dalam bentuk panduan terapi. "Karena belum ada terapi yang terbukti untuk Covid-19, maka diperlukan uji klinis," kata Dr Vasso.

Dr. Anthony Fauci, yang mengawasi penelitian ini mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pekan lalu bahwa data menunjukkan remdisivir memiliki dampak positif yang signifikan untuk pemulihan pasien Covid-19.

Baca JugaDonald Trump Borong Hidroksiklorokuin Obat Corona

Tetapi uji coba obat remdesivir di Wuhan, China yang merupakan awal penyebaran pandemi tidak terbukti ampuh untuk pemulihan pasien Covid-19.[]

Berita terkait
Lianhua Qingwen Obat Herbal China Sembuhkan Corona
Lianhua Qingwen obat herbal China disebut-sebut efektif mampu menangani infeksi virus Corona atau Covid-19.
Temuan Obat Baru untuk Pasien Virus Corona
Para ilmuwan dari Universitas Emory Atlanta di AS telah menemukan obat baru untuk pasien coronavirus Covid-19.
China Ajak ASEAN Kembangkan Obat dan Vaksin Corona
PM China Li Keqiang ajak negara-negara ASEAN bersama-sama mengembangkan obat-obatan dan vaksin anti-virus corona jenis baru (Covid-19)
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina