Jakarta - Dengan suara 56 banding 44, Senat menyatakan sidang pengadilan pemakzulan mantan Presiden Donald Trump adalah konstitusional dan akan terus berlanjut. Pemakzulan ini menjadikan Trump sebagai Presiden AS pertama yang dua kali dimakzulkan.
Pemungutan suara itu dilakukan setelah adu argumen selama empat jam antara tim kuasa hukum Trump dan manajer pemakzulan dari faksi Demokrat, yang menilai mantan presiden itu telah menghasut terjadinya aksi kerusuhan di gedung Kongres pada 6 Januari 2021 lalu.
Pendukung Trump serbu Gedung Capitol: Apa yang terjadi? (Foto: bbc.com/indonesia)
Pengacara Trump mengatakan sidang itu tidak konstitusional karena Trump sudah tidak lagi menjabat. Sementara faksi Demokrat merujuk preseden dan opini banyak pakar hukum, termasuk yang konservatif, yang mengatakan sidang itu sah.
Akhir dari administrasi kepresidenan adalah waktu untuk lobi intens terkait pengampunan, tapi dalam kasus Presiden Donald Trump, itu meluas ke pertimbangan pribadi dan politiknya sendiri (Foto: nytimes.com - Erin Schaff/The New York Times).Manajer pemakzulan berhasil mendapatkan satu dukungan suara dari Partai Republik, yaitu Senator Bill Cassidy dari negara bagian Louisiana. Dua minggu lalu, Senator Cassidy memberikan suara untuk menolak sidang itu, tetapi pada Selasa, 9 Februari 2021, dia mendukung faksi Demokrat untuk melangsungkan sidang itu.
Cassidy bergabung dengan anggota-anggota Partai Republik lainnya yang juga mengambil langkah serupa, yaitu Senator Susan Collins dari negara bagian Maine, Lisa Murkowski dari negara bagian Alaska, Ben Sasse dari negara bagian Nebraska, Pat Toomey dari negara bagian Pennsylvania dan Mitt Romney dari negara bagian Utah (em/lt)/voaindonesia.com. []
