Jakarta - Nama mantan Staf Khusus Presiden Nico Harjanto mendadak menjadi perbincangan publik pasca kedatangannya ke Istana Merdeka atas undangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Senin, 21 Oktober 2019.
Dia menjadi salah satu dari 11 orang yang diundang Jokowi ke Istana yang dikabarkan akan menduduki salah satu posisi menteri.
Diketahui, ia tiba di Istana berbarengan dengan Menteri Sekretaris Negara pada kabinet kerja 2019-2024 Pratikno dan Komisaris Utama Adhi Karya Fadjroel Rahman.
Selain menjadi pembantu Jokowi di Kantor Staf Presiden, Nico adalah seorang akademisi dan peneliti. Dia sempat menjadi ketua Yayasan Populi Center, dan ketua Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi).
Tidak hanya itu, dia juga turut dalam Tim Seleksi (Timsel) KPU dan Bawaslu pada September 2016. Tim yang dibentuk pemerintah ini terdiri dari 11 orang, dipimpin oleh Saldi Isra.
Dalam tim ini, Nico bekerja bersama dengan Ramlan Surbakti (Ketua KPU 2004-2007), Soedarmo (Kemendagri), Widodo Ekatjahjana (Dirjen Peraturan dan Perundangan Kemenkum HAM), Valina Singka Subekti (akademisi, anggota DKPP), Hamdi Muluk (Akademisi, Pakar Psikologi Politik), Erwan Agus Purwanto (akademisi), Harjono (mantan Hakim Konstitusi), Betti Alisjahbana (praktisi, mantan anggota Pansel KPK), dan Komarudin Hidayat (akademisi).
Sebelumnya Nico juga pernah datang ke Istana Negara bersama pengamat politik pada 2015.
Saat itu dia hadir bersama Muhammad Qodari, Ikrar Nusa Bhakti, Hanta Yudha, Philip Vermonte, Thamrin Tamagola, Dodi Ambardi, dan Yunarto Wijaya.
Dalam undangan itu, mereka dimintai pendapat oleh Jokowi terkait kondisi politik di era pemerintahan Jokowi-JK. Mereka sepakat menyampaikan enam saran kepada presiden.
Pertama, Jokowi serta kabinetnya diminta tak hanya fokus kerja pada sektor ekonomi. Kedua, mereka menilai para investor sangat peduli pada sektor lain, seperti penegakan hukum, politik tingkat toleransi dalam kemajemukan.
Tidak hanya itu, mereka juga saat itu sepakat untuk mengkritik keras kebijakan Jokowi. Misalnya saja soal kedekatannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ketika menjadi pengamat politik, Nico kerap mengkritisi keras partai politik pendukung Jokowi yang tidak solid mendukung presiden di pemerintahan. []
Baca juga:
- Prabowo Akan Kerja Keras Menjadi Menteri Pertahanan
- Posisi Kursi Menteri untuk Mahfud MD Masih Misterius