Siapa Delusi, Prabowo atau Pendukungnya?

Dalam berbagai kesempatan Prabowo disebut Bapak Presiden oleh pendukungnya. Siapa delusi, Prabowo atau pendukungnya?
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa pendukungnya dari atas mobil saat berkampanye di Serang, Banten, Sabtu (16/3/2019). Saat berkampanye tersebut Prabowo menyampaikan program kerja untuk Indonesia lebih baik dan berjanji akan terus menyerap aspirasi dari masyarakat. (Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki)

Jakarta, (Tagar 19/3/2019) - Dalam kunjungan kampanye ke beberapa daerah, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kerap disanjung oleh para penggemar, ulama, dan timsesnya dengan sebutan ‘Bapak Presiden’.

Seperti dalam ceramah Sugik Nur yang terdapat di kanal YouTube 'Bela Ulama'. Saat berdiri di atas mimbar, Sugik Nur mengatakan, "Bapak Presiden Indonesia yaitu Bapak Prabowo." Ia yakin betul, mantan Danjen Kopassus itu sudah menjadi presiden baginya.

“Sepengamatan kami, macannya Allah, singanya Allah begitu diundang ke istana keluarnya jadi cebong. Wabill khusus sohibul kharomah wal mauna Bapak Presiden Indonesia yaitu Bapak Prabowo dan wakilnya Mas Sandiaga Uno. Bagi saya secara akhnul yaqin beliau sudah presiden ya,” ucap Sugik Nur.

Selain itu, dalam pidato kebangsaan yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Senayan, beberapa waktu lalu. Dedi Gumelar atau lebih akrab disapa Mi’ing, beberapa kali menyebut Prabowo sebagai Bapak Presiden.

“Mohon berkenan Bapak Presiden (1:23:52). Mohon izin Presiden, tangannya seperti ini (1:24:10). Mohon izin Pak Prabowo menghadap ke... mohon izin Presiden menghadap ke kamera ya (1:25:45),” tutur Dedi Gumelar dalam Kanal YouTube Singa Aswaja.

Ketua Progres 98 Faizal Assegaf memandang bahwa fenomena ini dilakukan hanya  semata untuk menghibur Prabowo, dan sudah diskenariokan oleh para timses, untuk mengobati penyakit yang diderita Prabowo.

Itu kebohongan dan dusta-dusta yang mereka ciptakan, dan itu sengaja dibuat oleh tim sukses Prabowo untuk menaikkan dia punya mimpi indah. Nah itu cara mereka untuk mengantisipasi agar pujian seperti itu untuk mengobati ancaman stroke terhadap Prabowo.

Menurut dia, pujian-pujian semacam itu merupakan suatu bentuk dusta dari rakyat yang justru dalam konteks ini malah berbalik menyindirnya. Sebab, kata Faizal, mantan suami Titiek Soeharto hanya dipuji dalam delusi, yang akan makin memberatkannya bila kembali tersungkur dalam Pilpres 2019 ini.

“Fakta menunjukkan bahwa pujian-pujian itu bagian cara rakyat menyindir dia bahwa dia hanya dipuji dalam delusi. Delusi dalam pandangan saya, orang yang merasa memiliki kelebihan segala macam. Padahal, dalam kenyataannya tidak. Itu sekaligus menjadi beban terberat bagi Prabowo kalau kemudian dia gagal lagi,” ucap Faizal saat dihubungi Tagar News, Selasa (19/3) siang.

“Itu kebohongan dan dusta-dusta yang mereka ciptakan, dan itu sengaja dibuat oleh tim sukses Prabowo untuk menaikkan dia punya mimpi indah. Nah itu cara mereka untuk mengantisipasi agar pujian seperti itu untuk mengobati ancaman stroke terhadap Prabowo. Karena mereka yakin, bahwa dia (Prabowo) kalah kan. Jadi dia (Prabowo) menjadi presiden, itu hanya dalam mimpi saja,” sambungnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V), delusi adalah pikiran atau pandangan yang tidak berdasar (tidak rasional), biasanya berwujud sifat kemegahan diri atau perasaan dikejar-kejar, pendapat yang tidak berdasarkan kenyataan atau khayal.

Menurut Jeffrey Nevid dalam Psikologi Abnormal (hal. 6-10) dijelaskan bahwa Delusi atau Waham adalah suatu keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, yang terus ada walaupun bukti menunjukkan hal tersebut tidak memiliki dasar dalam realitas.

Lebih lanjut kata dia, dalam ilmu psikiatri, delusi diartikan sebagai kepercayaan yang bersifat patologis (hasil dari penyakit atau proses sakit) dan terjadi walaupun terdapat bukti yang berkebalikan

Sementara itu, Princeton mengatakan, dalam Delusion yang diterbitkan oleh Wordnet, mendeskripsikan delusi sebagai penyakit. Delusi berbeda dari kepercayaan yang berdasar pada informasi yang tidak lengkap atau salah, dogma, kebodohan, memori yang buruk, ilusi, atau efek lain dari persepsi. Delusi menyudutkan seseorang untuk melakukan tindakan yang mengacaukan situasi    

Delusi itu, kata Faizal Assegaf, bagaikan dongeng antara pendukung dengan capres fiksi. Lebih lanjut menurutnya, capres 02 memang senang dipuji dengan bahasa-bahasa dongeng. []

Baca juga:

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu