Serunya KKN Pulang Kampung di Karo Sumatera Utara

Selalu ada cerita yang mengiringi kuliah kerja nyata (KKN), mulai dari cerita seram, cerita menyenangkan, maupun cerita yang lucu.
Pelaksanaan program kerja di SMPN 2 Perbesi, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo. (Foto: Tagar/ Dok Pribadi Della Ginting)

Karo – Selalu ada cerita yang mengiringi kuliah kerja nyata (KKN), mulai dari cerita seram, cerita menyenangkan, maupun cerita yang lucu. Semuanya tak mudah dilupakan, bahkan jika lokasi KKN merupakan kampung halaman, seperti yang diceritakan Della Ginting.

Della adalah mahasiswa Manajemen Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, angkatan 2017, yang berasal dari Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dia tetap melaksanakan KKN meski pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh daerah di Indonesia.

Dia melaksanakan KKN di kampungnya sendiri di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, tepatnya di Desa Perbesi, Kecamatan Tigabinanga Sehingga dia menyebutnya dengan KKN pulang kampung.

Sebagaimana layaknya KKN, Della dan beberapa mahasiswa lain melaksanakan program kerja di lokasi. Yang berbeda, kegiatan-kegiatan mereka tidak dalam bimbingan langsung dosen pembimbing lapangan (DPL).

Tapi tanpa bimbingan langsung dosen tersebut, justru membuat KKN yang dilaksanakan menjadi lebih menantang bagi Della.

“Mungkin beberapa orang berpikir bahwa KKN kali ini hanya formalitas, namun saya membantah kata-kata itu. Menurut saya KKN kali ini sangat menantang, mahasiswa dituntut untuk melaksanakan pengabdian tanpa awasan langsung dari DPL, melaksanakan program tanpa adanya bimbingan langsung dari DPL,” kata Della.

Tantangan itu dimulai pada 5 Juli 2020, awal mereka melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di desa itu. Della mengaku sangat bingung saat itu. Dia dan rekan-rekannya belum mempunyai rencana kegiatan, apalagi program kerja. Ditambah lagi dengan kekhawatiran jika nantinya warga setempat enggan menerima mereka.

“Ketakutan itu akhirnya hilang begitu saja ketika saya berkunjung ke kantor kepala desa. Bapak Martinus, Kepala Desa Perbesi mengatakan, kalau niat baik yang dikerjakan dengan tulus, jalan nya akan mulus. Sejak saat itu saya yakin untuk melaksanakan KKN ini dengan tulus agar semua berjalan dengan mulus,” tuturnya.

Mulai Menyusun Program

Setelah bertemu dengan kepala desa dan mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh warga, Della mulai menyusun program, yang dinilainya akan berguna untuk warga. Salah satunya adalah mengedukasi mereka tentang pentingnya mengatur ekonomi keluarga di tengah pandemi.

Cerita KKN Pulang Kampung 1Beberapa siswa dari Desa Perbesi, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, sedang belajar kelompok di posko KKN. (Foto: Tagar/Dok Pribadi Della Ginting)

Selain itu dia juga menyusun program edukasi tentang manajemen waktu dan tips belajar sehat di rumah selama masa pandemi.

Target dari program pertama berupa edukasi manajemen ekonomi rumah tangga, adalah para ibu rumah tangga. Della melaksanakan program itu dengan metode door to door atau dari rumah ke rumah. Sebanyak 60 rumah tangga didatanginya untuk malaksanakan program itu.

Metode door to door saya gunakan untuk menghindari perkumpulan atau kerumunan. Sekitar empat hari saya habiskan untuk melaksanakan program ini. Kalau ditanya capek atau tidaknya ya pasti capek.

Della menemukan keseruan tersendiri saat melaksanakan program itu. Dia mengaku senang bisa berbincang dengan warga setempat.

Dia mempertontonkan video edukasi yang dibuatnya sendiri, dilanjutkan dengan menjelaskan hal apa saja yang harus dilakukan.

Canda dan cerita ibu-ibu di sana seusai diberi edukasi menjadi momen mengesankan. Mereka juga menanyakan tentang kuliah Della, pacar, dan beberapa hal lain yang sifatnya sedikit priadi. Tapi Della menikmati itu semua, sekalihus menjadi ajang mendekatkan diri dengan mereka.

Dari seluruh ibu rumah tangga yang didatanginya, sebagian sudah memahami manajemen ekonomi rumah tangga, tetapi belum menerapkannya dengan baik. Tapi mayoritas dari mereka belum memahami hal itu.

“Bagaimana mengatur keuangan keluarga atau pribadi dengan cerdas, cermat dan sebaik-baiknya”.

Beberapa dari mereka mengaku senang dengan adanya penjelasan dari Della, dan berniat untuk melakukan itu.

Bujur ya nakku, nggo ajarindu sitik kai siangka ndu man kami nande nande ndu I tengah kuta enda, usahaken kami pe ngelakukensa gelah la sia sia latih ndu e (Terima kasih ya nak, kamu sudah berbagi ilmu dengan kami ibu ibu di desa ini, kami akan melakukan nya agar usaha kamu melakukan edukasi ini tidak sia sia),” kata seorang ibu di sana, Sinuraya.

Program pertama itu bukan tanpa tantangan. Sebab masih ada ibu rumah tangga yang menolak untuk diberi edukasi dengan alasan tidak ada waktu.

Mengedukasi Siswa SMP

Selanjutnya Della melaksanakan program kedua. Kali ini lokasinya berada di salah satu sekolah di Desa Perbesi, yakni SMP Negeri 2 Tigabinanga. Della menyasar siswa sekolah itu untuk diedukasi.

Siswa SMP ini tidak hanya berasal dari desa Perbesi, namun juga dari desa desa sekitar desa perbesi, yaitu Limang, Pertumbuken, Simpang Perbesi, Bintang Meriah,dll.

Pekan ketiga KKN, Della mulai melaksanakan programnya di sekolah tersebut. Pihak sekolah memberinya jadwal pelaksanaan setiap hari Senin, sebab sekolah itu hanya masuk setiap hari Senin.

“ Senin depan edukasi untuk kelas VII, Senin depannya lagi untuk kelas VIII dan Senin selanjutnya untuk kelas IX,” kata Della.

Sebenarnya pemerintah menganjurkan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh, atau dilaksanakan dengan sistem daring, namun itu tidak berjalan dengan baik di SMP ini, sebab banyak yang tidak memiliki smartphone.

Cerita KKN Pulang Kampung 2Della bersama beberapa rekannya berpose di salah satu ikon Desa Perbesi. (Foto: Tagar/Dok Pribadi Della Ginting)

Oleh sebab itu para siswa tetap diminta berangkat ke sekolah setiap hari Senin, untuk mengumpulkan tugas/PR pekan sebelumnya, sekaligus menerima tugas untk dikumpulkan pada pekan selanjutnya.

Sama seperti program pertama. Dalam pelaksanaan program kedua di SMPN 2 Tigabinanga, tidak seluruh siswa merespon positif kegiatan itu, meski sebagian besar berkenan untuk diedukasi tentang mengatur waktu dengan baik.

Sebagai bagian dari program kedua, Della membentuk kelompok belajar di desa Perbesi. Tujuannya untuk membantu para siswa memahami tugas dan mengerjakan PR atau tugasnya.

Pembentukan kelompok belajar ini dilakukan setiap hari Rabu dan Sabtu. Hari Rabu untuk siswa SD, sementara hari Sabtu untuk siswa SMP.

“Jadi tidak hanya untuk siswa SMP yang sudah kami edukasi tentang time management tersebut. Program lanjutan ini dilaksanakan di posko KKN, yang tempatnya strategis dan gampang diketahui oleh orang orang. Kami stay di posko dari jam 10.00 – 17.00 setiap Rabu dan Sabtu,” ucap Della.

Program ini, menurutnya disambut baik oleh orang tua siswa, sebab mereka merasa terbantu dengan adanya kelompok belajar tersebut. Sebab tidak jarang para siswa itu benar-benar belajar sendiri saat melakukan pembelajaran daring, karena orang tuanya sibuk bekerja.

Di luar kedua program tersebut, Della dan seorang temnnya yang merupakan mahasiswa Unimed juga membuat taman desa, menempel poster pencegahan penyebaran Covid-19, membantu perangkat desa untuk mengumumkan untuk memasang bendera di depan rumah dalam peringatan kemerdekaan RI, serta mengunjungi beberapa sekolah TK, PAUD, SD dan SMP.

“Kami juga berkeliling melihat lihat ikon-ikon desa, seperti Jembatan Lau Gerbong, Bukit Urok Ndaholi." Di bukit ini seluruh desa dapat terlihat jelas. Pemandangannya pun masih alami.

(Della Ginting)

Berita terkait
Perjuangan Siswa di Simalungun untuk Belajar Daring
Puluhan siswa di Desa Siporkas, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, harus memanjat pohon untuk mendapatkan sinyal internet
Apa Kabar Bisnis Rongsokan Aceh di Masa Pagebluk
Jika sudah berkeliling, mata Rudi akan awas, mencari barang rongsokan di setiap sudut yang ada di Aceh Barat.
50 Tahun Merakit Bilah Buluh Jadi Layangan di Kudus
Seorang lansia di Kabupaten Kudus mengisahkan tentang pekerjaannya sebagai perajin layang-layang, yang ditekuninya sejak 50 tahun lalu.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"