Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin sempat IHSG sempat menembus level 5.142. Namun ditutup terkoreksi tipis 0,09% atau 4,52 di posisi 5.110,1 poin.
Kombinasi penguatan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) sebesar 0,62% serta naiknya indeks EIDO (MSCI Indonesia ETF) sebesar 0,53% berpotensi mendorong IHSG rebound alias menguat dalam perdagangan Kamis, 23 Juli 2020.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi Tipis 0,09%, 5 Saham Ini Dilego Asing
Namun menurut Edwin Sebayang, analis dari MNC Sekuritas, kasus positif Covid-19 yang terus meningkat bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Lebih lanjut, naiknya harga komoditas seperti minyak 0,31%, emas 1,50%, CPO 0,95%, dan timah 0,16% berpotensi mendorong naik saham-saham berbasis komoditas tersebut.
Sementara dalam analisa harian MNC Sekuritas, pergerakan IHSG selanjutnya diperkirakan akan menguji kembali resistance (batas atas kenaikan) di 5.140. Apabila IHSG mampu menembus 5,140 maka IHSG akan menuju ke 5.200-5.300 untuk membentuk wave [c] dari wave 5. Meskipun demikian, perhatikan support (batas bawah penurunan) di 5.022. Apabila berhasil tertembus maka IHSG diperkirkaan memiliki kecenderungan untuk menguji level 4.950-5.000.
Sebagai bahan informasi, wave atau gelombang yang dimaksud adalah bagian dari Teori Gelombang Elliot yang kerap digunakan dalam analisis teknikal. Dalam teori ini, pergerakan pasar mengikuti siklus psikologi berdasarkan sentimen pasar, bergantian membentuk pola bearish atau tren indeks saham turun dan bulish atau tren naik.
MNC memperkirakan level support pada kisaran 5.022- 4.982, dan resistance pada rentang 5.140-5.260. MNC merekomendasikan empat saham ini, berikut ulasannya:
1. PT AKR Corporindo Tbk atau AKRA
Kemarin, Rabu, 22 Juli 2020, saham AKRA ditutup menguat agresif sebesar 8,4% ke level 2.700. Posisi AKRA saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave [iii] dari wave C, sehingga berpotensi untuk melanjutkan penguatannya kembali.
MNC merekomendasikan saham AKRA buy on weakness (membeli saat saham tersebut sudah breakout atau menjebol resisten-resisten tertentu) pada rentang 2.600-2.700. Untuk target price pada rentang 2.800-3.000 dan stoploss di bawah 2.570.
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI
Selama saham BBRI tidak terkoreksi di bawah 2.980, pergerakan BBRI saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave [iii] dari wave C, sehingga BBRI diperkirkaan berpeluang untuk menguat.
MNC merekomendasikan saham buy on weakness pada rentang 3.060-3.100. Untuk target price pada kisaran 3.300-3.460 dan stoploss di bawah 2.980.
3. PT H.M. Sampoerna Tbk atau HMSP
Selama saham HMSP tidak terkoreksi menembus 1.725, maka koreksi sebesar 2,5% kemarin merupakan akhir dari wave iv dari wave (iii) dari wave (iii). Hal ini berarti koreksi HMSP sudah cenderung terbatas dan berpeluang berbalik menguat untuk membentuk wave v dari wave (iii).
MNC merekomendasikan saham HMSP buy on weakness pada kisaran 1.730-1.780. Untuk target price pada rentang 1.900-1.970, dan stoploss di bawah 1.725.
4. PT Adaro Energy Tbk atau ADRO
Selama saham ADRO belum mampu menguat di atas 1.180 atau bahkan 1.240, ADRO diperkirakan saat ini sedang berada pada awal wave C dari wave (B), sehingga masih rentan untuk terkoreksi. Ada pun koreksi saham ini terdekat berada pada area 1.100 dan idealnya pada area 925. Namun level koreksi tersebut dapat dijadikan sebagai level buyback.
MNC Sekuritas merekomendasikan saham ADRO sell on strength (menjual saham ketika harga bergerak naik cukup signifikan dalam waktu singkat, atau jika sebuah saham sudah rally panjang) pada rentang 1.125-1.160.
Baca Juga: Ada Aksi Jual, Tapi IHSG Melonjak 1,26% di 5.114,71
Sebelumnya IHSG pada penutupan perdagangan Rabu, 22 Juli 2020 terkoreksi tipis 0,09% atau 4,52 di posisi 5.110,19 poin. Aksi jual asing membuat Indeks Saham tidak mampu merangkak ke atas sehingga ditutup melemah. []