Senam Jantung di Jeram Curam Sungai Logung Kudus

Penikmat olahraga ekstrem di Kudus dan sekitarnya bisa menikmati arus deras Sungai Logung dengan ban dalam atau perahu.
Sejumlah peserta river tubing terjatuh dari bannya saat melintasi salah satu jeram yang ada di Sungai Logung, Kudus. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus – Adrenalin terpacu saat tubuh terguncang di atas ban dalam yang meluncur mengikuti derasnya arus Sungai Logung, Kudus. Deru suara aliran air semakin membuat jantung berdegup kencang.

Rintik gerimis yang menetes dari langit sore itu, mengiringi salah satu rombongan yang ingin menjajal jeram Sungai Logung.

menjadi salah satu peserta dalam rombongan yang terdiri dari 15 orang tersebut. Rombongan berangkat menggunakan mobil menuju pintu Bendung Logung. Mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) berupa pelampung dan helm.Tagar menjadi salah satu peserta dalam rombongan yang terdiri dari 15 orang tersebut. Rombongan berangkat menggunakan mobil menuju pintu Bendung Logung. Mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) berupa pelampung dan helm.

Sebelum masuk ke dalam air dan bertarung dengan arus Sungai Logung yang cukup deras, mereka diberitahu tentang karakteristik Sungai Logung, teknik duduk di atas tubing, hingga standar keselamaan dalam mengarungi jeram sungai tersebut.

Petualangan Mendebarkan

Satu persatu anggota rombongan mulai duduk di atas ban dan selanjutnya menghanyutkan diri ke sungai. Petualangan mendebarkan pun dimulai.

Tak jauh dari lokasi start, jeram pertama sudah menanti untuk dilewati. Derasnya air Sungai Logung mengantarkan pada air terjun kecil, dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter.

Sensasi mendebarkan sangat terasa saat melintasi jeram pertama tersebut. Rasa khawatir sedikit mengampiri saat itu, khawatir jika ban yang digunakan terbalik saat melewati jeram.

Namun, sebagaimana instruksi pemandu, Tagar hanya pasrah dan berusaha menjaga keseimbangan saat arus menyeret ban melintasi jeram.

Setelah melewati jeram pertama, beberapa menit kemudian jeram-jeram lain sudah menghadang di depan. Tingginya bervariasi, mulai dari dari 20 sentimeter hingga jeram cukup curam dengan ketinggian 80 sentimeter.

Cerita Arung Jeram Kudus (2)Para peserta river tubing yang bersiap memulai petualangan sedang berpose dengan latar belakan pemandangan alam di Cengkir Manis, Kudus. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Tapi tidak semua jeram di Sungai Logung harus dilewati. Sejumlah petugas telah diterjunkan untuk mengawasi peserta saat melintas di titik-titik rawan. Para peserta yang takut melintasi jeram, bisa memilih menepi.

Dalam briefing yang digelar sebelum memasuki sungai, para peserta juga dilatih secara mandiri menyelesaikan rintangan atau kendala yang dihadapi. Misalnya ban menepi ke bibir sungai di area cekungan.

Saat hal tersebut terjadi, peserta harus menggerakkan tangan mereka atau berpegangan dengan peserta lain agar ban kembali ke tengah. Tak hanya mengandalkan kemampuan diri, di sini kerjasama anatar peserta juga dibutuhkan untuk menghadapi berbagai rintangan yang ada.

Setelah hampir dua jam mengambang diatas Sungai Logung. Akhirnya rombongan pun sampai di garis finish. Raut puas dan bahagia Nampak jelas di wajah para peserta usai sukses menyelesaikan river tubing.

Wahana river tubing itu merupakan satu dari beberapa wahana yang disediakan oleh pengelola obyek wisata Cengkir Manis, di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus.

Berdasarkan penjelasan warga, dulunya lokasi Cengkir Manis tersebut merupakan tambak ikan. Seiring berjalannya waktu, tambak tersebut tidak difungsikan dan menjadi lahan mati. Sebab kawasan yang terletak di bibir Sungai Logung itu tidak memili akses jalan.

Di awal tahun 2020, lahan mati tersebut selanjutnya diubah menjadi wisata alam. Dengan semangat gotong royong warga Tanjungrejo, kini Cengkir Manis menjadi objek wisata hits di Kudus. Keberadaan wisata ini, juga turut mengangkat perekonomian masyarakat disekitarnya.

Menunggu Izin BBWS

Kepala Desa Tanjungrejo, Cristian Rahardiyanto mengungapkan Cengkir Manis  didesain sebagai wahana permainan alam tradisional untuk keluarga. Tak hanya untuk anak-anak, remaja hingga orang tua bisa berwisata di sana.

Cerita Arung Jeram Kudus (3)Selain river tubing, pengelola Cengkir Manis, Kudus, juga menyiapkan wsata susur sungai menggunakan kano. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Di Cengkir Manis, pengunjung memang dimanjakan dengan wisata alam khas pedesaan. Mulai suasana alam nan asri, pemandangan hamparan perbukitan Patiayam yang membentang ke berbagai penjuru, hingga ornamen-ornamen khas pedesaan. Seperti gapura bambu dengan atap daun rumbia, jembatan bambu, wahana permainan air dan mainan tradisional.

Di sini anak-anak bisa bermain mainan tradisional seperti ayunan, bakiak dan egrang. Lalu para remaja dan orang dewasa menyusuri sungai dengan perahu kano ataupun ban, flying fox dan berkemah. Kalau mau yang lebih menantang dan memacu andrenalin bisa ikut wisata river tubing.

Di sini, lanjutnya, para orang tua bisa mengawasi anak-anaknya dengan duduk santai menikmati pemandangan alam yang ada sambil menyantap makanan tradisional. Seperti soto ayam ndeso dan bakso combor.

Untuk menikmati wisata di Cengkir Manis, pengunjung tidak perlu merogoh kocek yang dalam. Sebab, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tanjungrejo yang mengelola wisata ini hingga kini belum mengenakan tarif masuk ke lokasi wisata.

Pengunjung yang datang hanya perlu mengisi kotak amal untuk pengembangan wisata dengan nominal seikhlasnya.

“Wisata ini belum jadi sepenuhnya. Beberapa wahana wisata masih proses pengerjaan dan pengurusan izin. Nantilah kalau sudah jadi semua dan resmi kami launching, baru kami patok tiket masuknya,” ujarnya saat ditemui Tagar di lokasi Wisata Cengkir Manis..

Sementara untuk wisata susur sungai dengan perahu kano, pengunjung hanya dikenakan tarif Rp. 10 ribu dan wisata ban Rp. 5 ribu. Lalu untuk wisata river tubing tarifnya juga masih terjangkau, yakni Rp. 50 ribu.

“Wisata kano dan ban hanya di sekitaran hilir Sungai Logung saja. Kalau river tubing, pengunjung akan kami ajak menyusuri hulu hingga hilir Sungai Logung. Dengan jarak perjalanan sekitar dua kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu setengah jam,” kata dia lagi.

Wisata river tubing, lanjut Cris, sudah berkali-kali diuji kelayakan. Berbagai evaluasi, seperti halnya penataan medan curam juga telah dilakukan guna memastikan wisata tersebut aman dijalankan.

Kini, wisata tersebut tinggal menunggu proses perizinan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) selaku pemilik aset atas Sungai Logung. Setalah izin tersebut dikantongi, wisata tersebut akan segera dirilis.

Cerita Arung Jeram Kudus (4)Sejumlah peserta river tubing saat melintasi salah satu jeram di Sungai Logung, Kudus. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

“Sarana prasarana sudah siap semua. Ini kami menunggu izin dari BBWS,” ucapnya.

Wisata river tubing nantinya akan dibuka setiap hari Sabtu dan Minggu. Dua hari ini dipilih, sebagai bentuk penyesuaian dengan jadwal irigasi di Sungai Logung.

Ke depannya, jika debit air di Bendungan Logung sudah melimpah, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan membuka wisata ini lebih sering.

Terpisah, Rahayu, 30 tahun, peserta river tubing mengaku sangat senang mendapat kesempatan mencoba wisata air tersebut. Menurutnya, river tubing yang disajikan sangat seru dan menantang.

“Seru banget. Bolehlah kapan-kapan coba lagi. Bikin ketagihan sih,” ucapnya.

Untuk sampai di kawasan Cengkir Manis ini pengunjung tidak membutuhkan waktu lama jika berangkat dari pusat kota Kudus, hanya sekitar 20 menit.

Jalur menuju wisata ini cukup mudah, dari Alun-alun Simpang Tujuh Kudus ambil arah timur melintasi Jalur Pantura. Sesampainya di POM Kerawang belok ke utara menuju Desa Tanjungrejo.

Lokasi wisata baru di Kudus ini telah terdaftar di Google Maps. Sehingga masyarakat yang ingin berkunjung ke sana bisa memilih jalur alternatif terbaik dan tidak perlu khawatir tersesat.

Tema tradisional dan pedesaan yang diusung oleh pengelola serta belum adanya ketetapan harga tiket masuk, membuat objek wisata yang terletak di bawah Bendung Logung ini sukses menarik perhatian masyarakat. Tak heran, puluhan hingga ratusan pengunjung membanjiri wisata ini setiap harinya.

Tak sekedar berwisata, pengunjung yang datang tak lupa mengabadikan momen dengan kamera. []

Berita terkait
Suara Lantang Penyandang Disabilitas di Sumba Timur
Seorang difabel bernama Arif Rahman, 25 tahun, menjadi anggota tim pemenangan pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Sumba Timur dengan tagline SEHATI.
Menggiurkan, Usaha Bibit Pohon Anggur di Yogyakarta
Usaha pembibitan pohon anggur menjadi salah satu usaha yang hasilnya cukup menggiurkan, terlebih laan yang dibutuhkan tidak harus luas.
Cerita Budidaya Ikan Lele di Lahan Sempit Yogyakarta
Budidaya ikan lele dalam tong menjadi salah satu alternatif pemanfaatan lahan sempit di kawasan dalam Kota Yogyakarta.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.