Yogyakarta - Perkembangan teknologi dalam bentuk layanan digital telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan masyarakat dan roda pemerintahan. Variasi perkembangan layanan digital di Indonesia pun menunjukkan akselerasi cepat yang pada akhirnya menumbuhkan peluang-peluang ekonomi baru sekaligus tantangan yang menyertainya.
Kecepatan perkembangan layanan digital ini direspons cepat oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dalam berbagai bentuk kebijakan. Salah satunya program SEMAR (Smart Tradisional Market) yang pada Rabu, 23 September 2020 baru saja diluncurkan.
"Program SEMAR ini adalah hasil kolaborasi dengan sebuah yayasan yang menaungi Beringharjo.co.id. Melalui program ini, dilakukan rekrutmen dan training relawan untuk membantu pedagang pasar tradisional berdagang secara online," papar Wakil Wali Kota Yogyakarta Horoe Poerwadi, Kamis, 24 September 2020.
Menurut Wawali di era adaptasi kebiasaan baru membawa dampak yang signifikan pada perkembangan transformasi digital. "Transaksi belanja online akan mengalami peningkatan pesat, hal ini disebabkan pasar yang berorientasi mobile akan terus meningkat lebih dari 64 persen dari populasi menggunakan smartphone," papar Heroe.
Melalui program ini, dilakukan rekrutmen dan training relawan untuk membantu pedagang pasar tradisional berdagang secara online.
Untuk itu, lanjutnya, rencana tindak lanjut elektronifikasi Pemkot Yogyakarta adalah melakukan penyediaan infrastruktur pendukung elektronifikasi transaksi serta penyediaan regulasi terkait percepatan implementasi digitalisasi/elektronik transaksi Pemkot Yogyakarta untuk optimalisasi PAD di semua Organisasi Perangkat Kerja Penghasil Pendapatan.
"Selain itu kami juga rutin melakukan edukasi terkait digitalisasi kepada masyarakat untuk penyiapan dan penguatan Kapasitas SDM terkait digitalisasi di Kota Yogya," jelas dia.
Suasana di dalam Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta tepatnya di los pedagang pakaian. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)Terpisah, Zaki Siraj, koordinator Beringharjo.co.id mengatakan tugas dari relawan dalam program SEMAR ini adalah mendata produk, mengkurasi, foto produk, desain grafis, desain produk, dan kemasan digital marketing, digital branding dan supply chain management sehingga bisa menjadi jejaring online yang kuat.
"Ke depan, kami juga akan mengarah ke marketplace yang menghubungkan produk-produk pasar atau offline store agar diperdagangkan secara online," lanjut Zaki.
Baca Juga:
- Wakaf Modal Usaha ACT DIY Putus Rentenir di Yogyakarta
- Pendaftaran Bansos UMK Rp 2,4 Juta Yogyakarta Diperpanjang
- Penyebab Pelaku Usaha Mikro Tak Dapat Bansos Rp 2,4 Juta
Menurut Zaki, terhadap pendampingan para pedagang tradisional, pihaknya menyasar sejumlah bidang seperti fashion, kriya, bahan pokok makanan, dan oleh-oleh. Dia pun mencontohkan adanya potensi pendampingan pedagang di Pasar Beringharjo.
"Di pasar itu ada dua pedagang di lantai dua los makanan sate gulai tongseng, lalu ada aneka minuman rempah seperti wedang sriuni dan strup jambu. Nah, mereka kami kurasi, branding buat logo dan kemasan, setelah itu dionlinekan produknya. Untuk tahap awal ini kami lakukan pendampingan terhadap 100 pedagang," papar dia.
Selain itu, lanjut Zaki, pihaknya juga memiliki program SEMAR Tradisional Market Gold. Program ini nantinya akan dibuat konsep menjadikan Beringharjo sebagai pasar pintar dimana menjadi semacam proyek percontohan bagi pasar pasar tradisional untuk belajar tentang perdagangan secara online.
"Nah untuk menuju ke arah sana nanti ada juga sekolah bagi para pedagang. Nanti untuk 20 pedagang akan didampingi 7 relawan, lalu 15 pedagang didampingi 10-11 relawan," kata Zaki. []
