Sekjen LWF di Siantar, Bahas Radikalisme dan Perdamaian

Sekretaris Jenderal LWF menyampaikan komitmen Gereja Lutheran dalam mengkampanyekan kebebasan beragama sebagai hak semua orang.
Sekjen LWF Pdt Dr Martin Junge (dua dari kanan) dalam konferensi pers, Jumat 4 Oktober 2019 di Sapadia Hotel, Jalan Diponegoro, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)

Pematangsiantar - Sekretaris Jenderal Lutheran World Federation (LWF), Pdt Dr Martin Junge menyampaikan komitmen Gereja Lutheran dalam mengkampanyekan kebebasan beragama sebagai hak semua orang.

Martin percaya banyaknya tindak radikalisme hanya dapat diatasi lewat perdamaian lintas agama. Persekusi dan radikalisme menjadi tantangan perdamaian di kawasan Asia yang multi agama dan ras.

"LWF melalui perwakilan gereja se-Asia mau mengajarkan kedamaian dan kemanusian lewat agama dan kitab suci," kata Pdt Dr Martin Junge, dalam konferensi persnya, Jumat 4 Oktober 2019 di Sapadia Hotel, Jalan Diponegoro, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Menurut Martin, sebagai negara yang multikultural, Indonesia sangat punya tantangan yang berbeda dengan Eropa dalam mengkampanyekan kedamaian dan kemanusian.

Untuk itu dalam konferensi LWF, Martin meminta pemimpin geraja agar tetap menjujung tinggi nilai-nilai Pancasila.

"Namun banyak persekusi tentang agama, itulah penting pembicaraan soal Pancasila demi keadilan dan perdamaian untuk semua orang," ungkapnya.

Bukan soal minoritas dan mayoritas, tapi adanya kebebasan seorang beragama

Untuk menghadapi tindakan radikalisme yang ada di Indonesia, ujar Martin, LWF juga berkomitmen menjalin kerja sama dengan lembaga keagamaan lainnya seperti Majelis Ulama (MUI), NU dan Muhammadiyah dan lembaga keagamaan lainya.

"Ada konsep kesetaraan warga negara soal memilih keyakinan. Bukan soal minoritas dan mayoritas, tapi adanya kebebasan seorang beragama dan inilah yang selalu disuarakan," ungkapnya.

Selain itu LWF juga menyoroti perubahan iklim dunia yang terjadi akibat maraknya eksploitasi hasil alam oleh manusia.

Ketua acara Dr Batara Sihombing, ingin LWF terus mengkampanyekan penghijauan seperti yang dilakukan gereja di Afrika yang telah menanam berjuta pohon untuk generasi mendatang.

"Untuk keadilan iklim generasi ke depannya, kita harus memperlihatkan kepedulian tentang lingkungan. Hidup untuk berbagi dan hidup untuk generasi mendatang adalah prinsip keadilan harus menjadi kampanye gereja di Indonesia dan konsisten untuk menjaga lingkungan," katanya.

Konferensi akan digelar 2 Oktober sampai 8 Oktober yang diikuti 140 delegasi penggurus gereja Lutheran di 40 negara di Asia.

Hadir dalam konferensi perwakilan gereja seperti, Desri Maria Sumbayak dari HKI, Ephorus BNKP Pdt Dr Tuhoni Telaumbanua MTh, Bishop ELCHK Hongkong Rev Chun W Chang, Sekjen GKPS Pdt Dr Paul Ulrich Munthe, Sekjen GKPI Pdt Ro Sininta Hutabarat MTh.[]

Berita terkait
Indahnya Ketika Islam dan Kristen Bernyanyi di Gereja, Lihat Videonya
Paduan Suara Bahana Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, menunjukkan indahnya arti toleransi beragama. Lihat videonya berikut ini.
PGI Tolak Penghentian Ibadah Gereja di Indragiri Hilir
PGI menolak adanya penghentian peribadatan yang sedang berjalan, dengan alasan apapun seperti di Indragiri Hilir.
Penantian 21 Tahun, Gereja di Bekasi Resmi Berdiri
Gereja Katolik Santa Clara diresmikan oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi, Minggu, 11 Agustus 2019.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.