Sejumlah Sekolah di Kulon Progo Butuh Air Bersih

Kekeringan melanda beberapa wilayah di Kabupaten Kulon Progo, DIY. Dari 12 kecamatan, separuhnya sudah terdampak.
Siswa SD Jatiroto entre mengambil wudhu, karena persediaan air mulai menipis. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo- Kekeringan melanda beberapa wilayah di Kabupaten Kulon Progo, DIY. Dari 12 kecamatan, separuhnya sudah terdampak.

Sejumlah wilayah tersebut, memang menjadi langganan kekeringan setiap tahun. Karena memiliki topografi wilayah di pegunungan.

Khusus di Kecamatan Girimulyo, kekeringan sudah benar-benar dirasakan oleh masyarakat, bahkan juga oleh sekolah. Di wilayah tersebut, setidaknya ada enam sekolah yang membutuhkan bantuan air.

"Secara lisan, mereka sudah meminta langsung agar diberikan bantuan air bersih," ujar Sutikno, anggota Tagana Kulon Progo, Kamis 8 Agustus 2019.

Enam sekolah tersebut terdiri dari lima SD yakni SD Jatiroto, SD Purwosari, SD Tegalsari, SD/MI Nogosari, SD Muhammadiyah Purwosari dan satu SMP Sanjaya Patihombo.

Jumlah sekolah kekurangan air bersih masih sangat mungkin bisa bertambah, karena kekeringan masih berlangsung.

"Bantuan air bersih masih akan disalurkan, mengingat musim kemarau masih akan berlangsung cukup lama," jelasnya.

Selain sekolah, lanjut Sutikno, kekeringan juga terjadi di sejumlah pedukuhan di Kecamatan Girimulyo. Ada 12 pedukuhan di tiga desa di sana, yaitu Desa Giripurwo, Desa Pendoworejo, dan Desa Purwosari.

Kepala SD Jatiroto, Girimulyo, Sudaryati mengatakan, setiap musim kemarau dipastikan SD yang dipimpinnya mengalami kekurangan air. Ketika tidak mendapat bantuan air bersih, kegiatan sekolah sangat terganggu.

"Kami membutuhkan air bersih untuk berbagai kegiatan sekolah, seperti wudhu untuk salat zuhur, cuci tangan setelah makan dan gosok gigi massal. Di SD Jatiroto, ada 48 siswa dan 12 guru, dan semuanya membutuhkan air bersih," tutur Sudaryati.

Dia menjelaskan, saat musim kemarau SD Jatiroto sering meminta bantuan air bersih ke sejumlah pihak. 

Menurut Sudaryati, pada saat ini, bantuan air bersih di SD Jatiroto masih tersisa hanya satu penampungan kecil saja.

"Kami ada tiga penampungan, yang tersisa pada saat ini hanya di penampungan kecil yang mungkin hanya cukup untuk dua hari. Jadinya harus irit-irit," ungkapnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Ariadi mengatakan, Pemkab Kulon Progo sudah mengeluarkan surat edaran, berisi imbauan masyarakat menggunakan air secara hemat sesuai kebutuhan. Mengingat 41 dari 88 desa di Kulon Progo termasuk wilayah rawan kekeringan.

"Masyarakat juga diimbau tidak membuang puntung rokok dan membakar sampah sembarangan karena hal itu merupakan salah satu penyebab terjadinya kebakaran," ujar Ariadi.

Dia menjelaskan, masyarakat juga diminta untuk mengecek instalasi listrik dalam rangka pencegahan korsleting listrik, selalu waspada, dan segera melaporkan jika terjadi kebakaran.

Kondisi terkini di wilayah kekeringan, debit air sudah semakin berkurang. Namun demikian, persediaan air masih mencukupi untuk memasak, dan MCK.

"Memang sudah sangat sangat berkurang ya. Maka dari itu sejumlah donatur sudah membantu air, di sejumlah wilayah, seperti Girimulyo, Kalibawang, Kokap dan sejumlah wilayah lain," tukasnya. []

Berita terkait
Langkah Pemerintah Atasi Persoalan Air Bersih di Aceh
Pemerintah Atasi Persoalan Air Bersih di Aceh, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mempunyai langkah menyelesaikannya.