Sejarawan Anhar Gonggong Ungkap Sebab Soekarno Bangun Nasakom

Sejarawan Anhar Gonggong menjelaskan sebab Presiden Indonesia pertama Soekarno menggagas Nasakom untuk melakukan perlawanan terhadap imperialisme.
Sejarawan Anhar Gonggong menjelaskan sebab Presiden Indonesia pertama Soekarno menggagas Nasakom untuk melakukan perlawanan terhadap imperialisme. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Sejarawan Anhar Gonggong menepis anggapan bahwa paham komunisme menjadi momok bangsa ini karena dilatari peristiwa G30S PKI ataupun doktrinasi era orde baru.

Anhar berkata, dalam perjalanan sejarah Indonesia, Partai Komunis Indonesia pernah mengalami berbagai hal seperti melakukan pemberontakan di Madiun tahun 1948. Dengan ketidaktegasan pemerintah saat itu, maka secara otomatis memberi keuntungan besar bagi PKI untuk tumbuh kembang menjadi partai besar di Indonesia.

Tetapi Nasakom-nya kan ada, jadi selama pemerintahan Bung Karno konflik itu juga terjadi terus.

Kemelut politik dan keamanan dalam negeri yang tak kunjung selesai pada periode 1950-an pun memberikan celah bagi PKI untuk muncul kembali dalam gelanggang politik nasional.

baca juga: Sejarawan Anhar Gonggong Redam Kegaduhan Film G30S PKI

Di bawah kepemimpinan D.N Aidit, PKI berkembang sangat cepat dari sekitar 3.000-5.000 anggota pada 1950, menjadi 165.000 pada 1954. Bahkan, massanya membengkak menjadi 1,5 juta pada 1959.

"Menjadi salah satu partai yang mendapat suara terbanyak pada tahun 1955 nomor empat, dia (PKI) 16 persen (dari keseluruhan suara) yang didapat dalam pemilu," kata Anhar Gonggong saat menjadi pembicara di kanal YouTube Tagar TV, dilihat Selasa, 29 September 2020.

Sejarawan kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan ini melanjutkan, seiring berjalannya waktu, PKI mendapat ruang lebih luas karena Presiden RI pertama Soekarno menciptakan Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunis). Menurut Anhar, konsep Bung Karno soal Nasakom memang sudah ditulis sejak tahun 1926.

"Ada catatan 'Di Bawah Bendera Revolusi', artikelnya berjudul 'Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme'. Kata marxist di situ yang dimaksud oleh Bung Karno jelas dikatakan adalah komunis," ucapnya.

Baca juga: Sejarawan Anhar Gonggong Jamin Komunis Tidak Akan Pernah Mati

Pria berusia 77 tahun itu berpendapat, ide Bung Karno dalam tulisan tersebut ia nilai dilakukan untuk mempersatukan bangsa melawan imperialisme dengan konsep Nasakom yang dianggap kontroversial itu. 

Meskipun, belakangan Sang Proklamator menyadari antara Islam dengan komunis kala itu tidak bisa sejalan. Namun, Bung Karno bersikeras, Nasakom harus bersatu untuk melawan kolonialisme imperialisme.

"Nah ketika dia berkuasa tahun 60-an, dia rumuskan kembali idenya itu untuk mempertahankan ide persatuannya seperti itu, ruang untuk komunisme pada waktu itu, ya terbuka kan (PKI) sebagai salah satu kekuatan yang diakui negara atau pemerintah waktu itu," ujarnya.

Belakangan, konsep Nasakom mendapat penentangan dari angkatan darat dan golongan agamais yang amat anti komunis. Semuanya sudah kadung menjadi sejarah panjang bagi bangsa ini, sesudah Indonesia meraih kemerdekaan, maupun kala menggapai kemerdekaan tetap saja ada catatan Nasakom.

"Tetapi Nasakom-nya kan ada, jadi selama pemerintahan Bung Karno konflik itu juga terjadi terus. Walaupun ada Nasakom oleh Bung Karno diidealkan akan mempersatukan, tapi ternyata tidak juga. Itu fakta-fakta sejarahnya seperti itu," kata Anhar Gonggong. []

Berita terkait
Sejarawan Anhar Gonggong Mengkritik Pemerintah
Anhar Gonggong mengungkapkan permasalahan Indonesia hari ini adalah absennya pemerintah dalam membumikan Pancasila.
Anhar Gonggong: G-30-S/PKI, Apanya yang Mau Diluruskan?
Isu komunis atau PKI dapat menjadi alat politik yang memprovokasi lawan politiknya.
Anhar Gonggong: Soekarno-Hatta Itu Kaum Kiri
Sampai sekarang banyak orang tak paham tentang makna kiri, yang diberi konotasi atau stigma negatif.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.