Sejarah Peringatan Hari Perempuan Internasional 8 Maret, Perjuangan Perempuan Rebut Hak dan Kesetaraan Gender

Hari Perempuan Internasional atau International Womens Day (IWD) dirayakan setahun sekali tepat pada tanggal 8 Maret.
Ilustrasi: Kesetaraan gender (Foto: impactplus.com)

TAGAR.id, Jakarta - Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD) dirayakan setahun sekali tepat pada tanggal 8 Maret.

Momen Hari Perempuan Nasional merupakan bentuk peringatan atas perjuangan perempuan di seluruh dunia menuju kesetaraan gender serta memperkuat hak-hak perempuan.

Pada momen ini juga, kaum perempuan menyerukan momentum kampanye berbagai isu terkait persoalan yang dihadapai perempuan.

Salah satunya seperti ketimpangan ekonomi, kesetaraan gender, kekerasan seksual serta diskriminasi gender.

Dikutip dari situs United Nations, peringatan Hari Perempuan mulanya berawal dari unjuk rasa pekerja pakaian pada tahun 1908 di New York. Para perempuan melakukan protes terkait kondisi kerja di sana.

Partai Sosialis Amerika akhirnya menetapkan 28 Februari sebagai Hari Perempuan Nasional pertama, tanggal itu diambil bertepatan dengan protes tersebut.

Jauh sebelum Partai Sosialis menetapkan Hari Perempuan Nasional, perjuangan hak-hak perempuan di Amerika Serikat telah digaungkan pada tahun 1848.

Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott menginisiasi ratusan orang dalam konvensi hak-hak perempuan pertama di negara mereka di New York.

Pemicunya adalah para perempuan tak diperbolehkan berpendapat dalam konvensi anti-penjajahan di mana mereka hadir.

Dua tahun setelah Hari Perempuan Nasional dicetuskan, Konferensi Internasional Perempuan di Denmark mengusulkan 8 Maret jadi Hari Perempuan Internasional. Tanggal itu dipilih untuk memeringati aksi mogok kerja pada 1909 di New York City.

Perayaan Hari Perempuan Internasional pertama tercatat di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss pada 8 Maret 1911. Saat itu ribuan perempuan melakukan aksi mogok untuk memperjuangkan hak mereka.

Hari Perempuan Internasional akhirnya dirayakan di berbagai negara. Pada perayaan di tahun 1917, para perempuan di Rusia melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut hak mereka dan memicu Revolusi Rusia.

PBB baru menetapkan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional pada tahun 1975.

PBB menekankan pentingnya perjuangan perempuan untuk mencapai kesetaraan, keadilan, dan hak-hak yang sama dengan laki-laki.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Sekjen PBB Ingatkan Butuh 300 Tahun Lagi untuk Capai Kesetaraan Gender
“Kemajuan yang diraih selama beberapa dekade menguap di depan mata kita,” kata Antonio Guterres
Pelapor HAM PBB Sebut Taliban Jalankan Kebijakan Apartheid Gender
Kebijakan Taliban disengaja dan diperhitungkan untuk tolak hak asasi perempuan dan anak perempuan dan hapus mereka dari kehidupan publik
Spanyol Sahkan UU Hak Transgender dan Aborsi serta Cuti Haid
Undang-undang baru Spanyol memperluas hak transgender dan akses aborsi, serta memberi cuti haid berbayar kepada pekerja