Sekjen PBB Ingatkan Butuh 300 Tahun Lagi untuk Capai Kesetaraan Gender

“Kemajuan yang diraih selama beberapa dekade menguap di depan mata kita,” kata Antonio Guterres
Seorang aktivis perempuan memegang poster yang menunjukkan kesetaraan gender dalam sebuah aksi di Rabat, Maroko, pada 4 Desember 2011. (Foto: voaindonesia.com/AP/Paul Schemm)

TAGAR.id, New York, AS - Ketika membuka konferensi penting soal isu perempuan pada Senin, 6 Maret 2023, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, memperingatkan bahwa dengan kondisi yang ada saat ini, kesetaraan gender diperkirakan baru akan tercapai 300 tahun lagi. Margaret Besheer melaporkannya untuk VOA.

“Kemajuan yang diraih selama beberapa dekade menguap di depan mata kita,” kata Antonio Guterres pada awal pertemuan Komisi Status Perempuan (Commission on the Status of Women atau CSW).

CSW, seperti diketahui, diperkirakan akan menarik lebih dari 4.000 menteri pemerintah, diplomat dan anggota masyarakat sipil pada pertemuan tahunan yang berlangsung selama dua minggu. Pertemuan tersebut akan membahas bagaimana meningkatkan kehidupan perempuan di seluruh dunia. Pertemuan itu merupakan yang pertama diadakan secara langsung sejak pandemi Covid-19 melanda.

aspek genderIlustrasi. (Foto: anr.fr)

Guterres pada sesi pembukaan mengatakan CSW menjadi semakin penting pada saat hak-hak perempuan “disalahgunakan, diancam, dan dilanggar di seluruh dunia.”

Tema pertemuan pada tahun ini adalah “Inovasi dan perubahan teknologi, dan pendidikan pada era digital untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan.” Konferensi dan belasan acara sampingannya akan membahas bagaimana kurangnya akses yang tidak proporsional pada internet menghambat perempuan dan anak perempuan secara global.

“Tiga miliar orang masih belum terhubung ke internet, sebagian besar adalah perempuan dan anak perempuan di negara-negara berkembang,” kata Guterres. “Di negara kurang berkembang, hanya 19 persen perempuan yang bisa mengakses internet.”

Secara global, PBB mengatakan jumlah laki-laki yang bekerja di industri teknologi melebihi jumlah perempuan, dengan perbandingan 2 banding 1. Sementara itu, hanya 28 persen lulusan teknik dan 22 persen pekerja di sektor kecerdasan buatan (AI) adalah perempuan. Selain itu juga terdapat kesenjangan upah berdasarkan gender yang signifikan sebesar 21 persen. (my/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pelapor HAM PBB Sebut Taliban Jalankan Kebijakan Apartheid Gender
Kebijakan Taliban disengaja dan diperhitungkan untuk tolak hak asasi perempuan dan anak perempuan dan hapus mereka dari kehidupan publik