Sejarah, 19 Caleg Perempuan NasDem ke Senayan

Luar biasa, 32% Caleg Perempuan Partai Nasdem lolos ke Senayan, berikut nama-nama Caleg perempuan tersebut.
Ketua DPP Partai NasDem Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Irma Suryani Chaniago. (Foto: Irma Suryani)

Jakarta - Pertama dalam sejarah perpolitikan Indonesia, 32 % atau 19 Caleg perempuan Partai NasDem terpilih pada Pemilu serentak 17 April 2019 lalu. Mereka yang terpilih akan mewakili aspirasi masyarakat di Senayan. Itu menunjukkan bahwa perempuan yang diusung Partai NasDem dipercayai oleh masyarakat pemilih.

Hal tersebut dikemukakan Ketua DPP Partai NasDem Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Irma Suryani Chaniago dalam keterangan tertulis diterima Tagar, Senin 27 Mei 2019.

Irma mengemukakan itu terkait Caleg perempuan Partai NasDem yang terpilih pada Pileg 2019 berjumlah 19 orang dari 59 Caleg NasDem yang terpilih. Itu berarti perempuan Caleg NasDem yang lolos ke Senayan berjumlah sekitar 32,2% dari total Caleg NasDem yang lolos ke Senayan.

Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia (UI) mencatat bahwa Caleg perempuan Partai NasDem yang lolos ke Senayan pada Pileg 2019 yang mencapai 32,2% merupakan yang tertinggi dalam sejarah politik Indonesia. NasDem memecahkan rekor keterwakilan perempuan yang pernah dicapai partai politik.

Berikut nama 19 perempuan caleg NasDem lolos ke Senayan.

1. Lestari Moerdijat (Dapil Jateng II)

2. Sri Wulan (Jateng III)

3. Eva Yuliana (Jateng V)

4. Sri Wahyuni (Jatim VII)

5. Perca Lianpuri (Sumsel II)

6. Sri Kustina (Sumsel II)

7. Lisda Hendra Johni (Sumbar II)

8. Delmeria Sikumbang (Sumut II)

9. Felly E Runtuwene (Sulut)

10. Hillary Briggita Lasut (Sulut)

11. Yessy Melanie (Kalbar II)

12. H Hasnah Syam (Sulsel II)

13. Eva Rataba (Sulsel III)

14. Tina Nur Alam (Sultra)

15. Ratih Mega Sari (Sulbar)

16. Kristiana Mukti Spd (NTT II)

17. Ratu Ngadu Bonu Wulla (NTT II)

18. Ari Eghani (Kalteng)

19. Ina Elisabeth (Papua)

"Para Srikandi NasDem itu terpilih karena mereka dekat dengan masyarakat, mereka dikenal masyarakat dan mereka dipercaya masyarakat. Itu membuat mereka bisa lolos dalam kompetisi yang sangat ketat ini," kata Irma yang juga Ketua DPP Garda Wanita (Garnita) Malahayati NasDem itu.

Selain itu, kata Irma, keterpilihan 19 perempuan itu juga menunjukkan bahwa NasDem sangat serius dan selektif menempatkan perempuan dalam daftar caleg. Tidak asal-asalan memenuhi kuota 30% perempuan sebagai syarat pengajuan Caleg dalam UU Pemilu.

"Keterpilihan ini membuktikan NasDem menyaring dan memilih secara berkualitas Caleg perempuan. Ketokohan dan kedekatan para perempuan itu dengan konstituen membuat mereka dipercaya dan dipilih," tambah Irma.

Keterpilihan perempuan dalam Pileg 2019 itu juga, kata Irma lagi, membuktikan bahwa NasDem menghargai dan menempatkan perempuan secara sangat terhormat tanpa ada diskriminasi. NasDem memandang kualitas perempuan politisi sejajar dengan pria. Ini juga membuktikan bahwa NasDem memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap kader bersaing secara fair menggunakan jaringan dan pengaruh untuk menuai suara masyarakat.

"Rakyat telah menggunakan haknya memilih perempuan yang diusung NasDem. Tentu yang memilih para perempuan Caleg NasDem itu tidak hanya perempuan, tapi masyarakat secara keseluruhan. Keterpilihan itu bukti perempuan yang diusung NasDem mendapat tempat di hati masyarakat," katanya.

Dalam lima tahun ke depan para perempuan Caleg NasDem terpilih akan membuktikan bahwa memang mereka layak duduk di DPR RI Senayan Jakarta. Mereka akan membawa beragam aspirasi masyarakat dan memperjuangkannya melalui berbagai hak parlemen untuk kesejahteraan masyarakat.

"Rakyat sudah menjatuhkan pilihannya kepada perempuan Caleg NasDem. Kami percaya para perempuan Caleg NasDem terpilih itu akan segera membuktikan bahwa mereka memang layak menjadi wakil rakyat," tegasnya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"