Jakarta – Risiko meninggal akibat kanker di Amerika Serikat (AS) telah turun hampir sepertiga dalam tiga dekade terakhir berkat diagnosis lebih dini, pengobatan yang lebih baik, dan jumlah perokok yang menurun, demikian kesimpulan sebuah analisis yang diterbitkan pada Rabu, 12 Januari 2022.
Tingkat kematian akibat kanker, baik untuk laki-laki maupun perempuan, turun sebanyak 32 persen dari puncaknya pada 1991-2019, demikian disebutkan oleh American Cancer Society (ACS) dalam laporan tahunan.
“Keberhasilan ini sebagian besar disebabkan karena lebih sedikit orang yang memiliki kebiasaan merokok, yang menyebabkan penurunan pada jumlah penderita kanker paru-paru dan kanker lain yang terkait dengan merokok,” seperti yang tertera di laporan itu.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa kanker paru-paru menyebabkan paling banyak kematian diantara berbagai jenis kanker lainnya.
Data menunjukkan laju penurunannya orang yang terkena kanker juga semakin cepat. Pada tahun 1990an, risiko terkena kanker turun 1 persen setiap tahun.
Tingkat ini menyusut dua kali lebih cepat, yaitu sekitar 2% per tahun, antara tahun 2015-2019.
“Penurunan yang lebih cepat dalam tingkat kematian akibat kanker memperlihatkan keampuhan dari pencegahan, pengecekan, pemeriksaan dini dan pengobatan, serta potensi keseluruhan yang kita miliki untuk semakin mendekati kepada sebuah dunia yang bebas dari kanker,” demikian kata laporan ACS itu.
“Pada tahun-tahun terakhir, lebih banyak orang yang mengidap kanker paru-paru berhasil didiagnosa ketika kanker berada pada tahap awal dan akibatnya pasien-pasien ini berhasil hidup lebih lama,” demikian petikan laporan tersebut.
Kanker adalah penyebab kedua kematian paling banyak di AS setelah penyakit jantung.
Pada 2022, ACS mengantisipasi sebanyak 1,9 juta kasus kanker baru dan hampir 610 ribu kematian, atau 1670 kematian per hari.
Menurut organisasi tersebut, 42% dari kasus kanker yang diprediksi “berpotensi untuk dihindari” karena disebabkan oleh aktivitas seperti merokok, minum alkohol, serta berat badan berlebihan dan gizi buruk, dan juga fisik yang tidak aktif.
Presiden AS, Joe Biden, kehilangan putranya, Beau, akibat kanker otak pada tahun 2015, dan dia bertekad menjadikan perlawanan terhadap penyakit ini sebagai prioritas selama masa jabatan kepresidenannya (jm/em)/AFP/voaindonesia.com. []
Pakai Bra Saat Tidur Picu Kanker Payudara, Mitos atau Fakta?
Olahraga yang Cocok untuk Penderita Kanker Payudara
Vidi Aldiano dan Lima Artis Muda Divonis Kanker
Lakukan 5 Cara Ini, untuk Mencegah Kanker Prostat