Sumba Timur - Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki persoalan yang kompleks. Ada 30,2 persen masyarakat miskin, derajat kesehatan memprihatinkan, kualitas pendidikan masih kurang, masalah stunting dan gizi buruk juga masih melanda Sumba Timur.
Infrakstruktur, penerangan, air bersih menjadi masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat Sumba Timur. Sebagai anak rakyat yang lahir dari rahim kemiskinan calon Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing dan David Melo Wadu, sangat paham bagaimana mewujudkan kesejahteraan Sumba Timur.
Masyarakat harus sejahtera dibidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan infrakstruktur.
"Saya sebagai anak rakyat, lahir dari kemiskinan sangat paham mengelola pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan di Sumba Timur," kata Cabup Sumba Timur, David Melo Wadu kepada Tagar, Minggu 25 Oktober 2020.
Baca juga:
- Harapan Masyarakat Sumba Timur Jika Paket SEHATI Menang
- Visi Misi Paket SEHATI, Cabup dan Cawabup Sumba Timur NTT
- Profil Pasangan SEHATI, Cabup dan Cawabup Sumba Timur NTT
- Alasan PDIP Dukung Paket SEHATI di Pilkada Sumba Timur
Dia menjelaskan, berangkat dari persoalan yang ada, pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati Sumba Timur itu mengusung visi pada Pemilihan Umum Kepala Daerah periode 2021-2026, yang dirangkum dalam tagline SEHATI.
Mantan kepala Dinas Kependudukan dan Catatan sipil itu mengatakan, tagline SEHATI mengandung hakekat kesatuan langkah, tekad dan komitmen pada seluruh aspek dan elemen kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk mewujudkan masyarakat Sumba Timur yang sejahtera, harmoni dan tertib.
Dia memaparkan Sejahtera, merupakan suatu kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat yang produktif dan mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara layak dan berkelanjutan (life-sustaining basic human needs) dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal sebagai penggerak utama.
"Masyarakat harus sejahtera dibidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan infrakstruktur serta hal-hal lain yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak," jelasnya.
Tekait, harmonis, kata Khristofel, Sumba Timur merupakan Indonesia mini. Masyarakat Sumba Timur terdiri dari berbagai suku, agama, ras. Ada orang Jawa, Bima, Flores, Kalimatan dan dari daerah lain.
Pemerintah harus hadir menciptakan rasa aman di tengah kemajemukan yang ada di Sumba Timur dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.
Terwujudnya tatanan kehidupan yang demokratis, serasi dan selaras dengan nilai-nilai luhur dan karakter bangsa Indonesia yang mengikat keutuhan dalam mozaik kebhinekaan.
Sedangkan Tertib, lanjut Khristofel, PAD Sumba Timur hanya kurang lebih Rp 1.270.000.000.000. Jumlah PAD ini tidak mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat Sumba Timur.
Tetapi SEHATI akan mengupayakan seefektif dan seefisien mungkin, mulai dari tertib perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan tertib evaluasi membangun Sumba Timur.
Tertib menggambarkan kinerja berpemerintahan yang berkeadilan, berlandaskan pada norma, kaidah dan hukum dalam mewujudkan stabilitas, pemerataan dan pembangunan berkelanjutan.
"Saya mulai karir dari lurah, camat, Kabag hingga kepala dinas. Pak David mantan ketua Komisi IV DPRD Provinsi NTT yang membidangi infrastruktur. Pengalamannya sebagai konsultan dan proyek pemberdayaan masyarakat memudahkan kami untuk mewujudkan program kerja SEHATI," tegas dia.[]