Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam meminta masyarakat mematuhi imbaun Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menerapkan social distancing dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Intinya, kalau lockdown ini menjadi momok, coba deh kita terapkan, orang cuma berdiri saja di rumahnya tidak keluar-keluar.
Menurutnya, jika dilakukan dengan maksimal, social distancing dapat menjadi cara terbaik dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia, selama pemerintah dan masyarakat masih alergi dengan kata lockdown.
Baca juga: Social Distancing Berlaku Juga Saat Pemakaman
"Oke lah kita alergi menggunakan lockdown. Tapi yang penting mobilitas manusia itu dibatasi. Agar orang yang ada di tempat wabah ini tidak menularkan ke luar. Intinya, kalau lockdown ini menjadi momok, coba deh kita terapkan orang cuma berdiri saja di rumahnya, tidak keluar-keluar. Pintu masuk Jakarta (juga) dikontrol," kata Ari melalui konferensi pers di channel YouTube Medicine UI, Jumat, 27 Maret 2020.
Menurutnya, jika terjadi wabah di suatu wilayah, maka seharusnya tidak mudah bagi siapapun untuk keluar ataupun masuk ke wilayah tersebut. Pasalnya, siapapun yang berada dalam wilayah wabah Covid-19, berpotensi menularkan virus kepada orang lain terlepas dari status medisnya.
Imbaun social distancing menurutnya adalah pilihan yang tepat jika seluruh kalangan masyarakat mau bersinergi untuk mewujudkannya.
"Sistem kita ini mungkin sudah bagus. Tapi jika memang orang diminta di dalam rumah, pastikan kebutuhan pangan itu juga cukup. Oleh karena itu benar, RT (rukun tetangga) RW (rukun warga) musti diaktifkan," katanya.
Baca juga: Social Distancing Tak Halangi Aktivitas Atlet Menuju PON
Ari berharap masyarakat bisa saling mengingatkan bilamana ada warganya yang masih berkeliaran di luar rumah dan bergotong royong untuk memenuhi kebutuhan harian bersama.
"Kalau warganya yang kebetulan cari makannya di jalan, coba dipenuhi melalui RT atau RW dana-dana yang bisa diberikan, kalau perlu dalam bentuk barang, dalam bentuk sembako didistribusikan. Walaupun nampak susah tapi kalau dilakukan dengan gotong royong kita punya penanganan yang baik," ujar Ari. []