Jakarta - Dalam video berdurasi 39 menit Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut niat mengkudeta kepemimpinan partai untuk merebut kekuasaan bisa membuat bumi Indonesia gelap. SBY juga menyindir gelagat Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam upaya mengkudeta kepemimpinan AHY.
SBY meragukan minimnya kontribusi dan kecintaan para terduga yang disebut-sebut ingin mengkudeta kepemimpinan Partai Demokrat.
“Saya tidak yakin orang luar itu mau berkorban dan mau berjuang demi kita semua karena tidak ada darahnya, tidak ada keringatnya dan tidak ada jasanya, dan tidak ada pula pengorbanannya,” kata dia lewat video yang diunggah di kanal YouTube Partai Demokrat, Rabu 24 Februari 2021.
Kata SBY, sosok yang akan melakukan kudeta itu hanya menginginkan kekuasaan semata. Kekuasaan yang diperoleh dengan mudah dan cepat, meskipun tidak bermoral tidak halal dan nista.
“Kekuasaan yang hendak dipergunakan untuk maju sebagai calon presiden 2024 mendatang. Kalau itu terjadi, gelaplah bumi Indonesia tercinta,” tuturnya.
Kalau gerakan jahat ini dibiarkan atau terbiarkan, sambung SBY, maka keadilan, etika, dan aturan main serta demokrasi berada dalam krisis besar.
"Krisis bisa terjadi karena partai politik yang puluhan tahun dibina dengan segala dinamika dan pasang surutnya, tiba tiba dengan kekuatan uang dan kekuasaan, bisa direbut dan diambil alih begitu saja," katanya.
Mantan Presiden RI dua periode ini menegaskan sikap mengambil alih kekuasaan dengan cara mengkudeta Partai Demokrat yang didirikannya itu bagai hukum rimba.
"Kalau ini terjadi, negara kita seperti hidup di hutan rimba. Yang kuat menang, yang lemah kalah. Salah atau benar nomor dua,” kata SBY.
Pada video itu, secara langsung SBY menyebut sederet nama. Mulai dari sosok Moeldoko, mantan Panglima TNI yang dilantik SBY saat menjabat Presiden RI, hingga sederet nama menteri era Jokowi.
"Secara pribadi saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko diluar pengetahuan Presiden Jokowi. Saya juga yakin Presiden Jokowi punya integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," sindir SBY.
"Partai Demokrat justru berpendapat apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat mengganggu dan merugikan nama baik beliau," imbuh SBY.
Sementara itu SBY juga punya keyakinan bahwa nama Menkophulam Profesor Mahfud dan Menkumham Yasona Laoly juga dicatut namanya. []