Satu Warga Dairi Batal ke Bali Karena Status PDP

Seorang pemuda Dairi gagal terbang ke Bali karena menyandang status pasien dalam pengawasan atau PDP Covid-19.
Lokasi kediaman orang tua CRS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi (Foto: Tagar/Robert Panggabean)

Dairi - Seorang pemuda berinisial CRS, 34 tahun, warga Jalan Runding, Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, gagal terbang ke Bali karena menyandang status pasien dalam pengawasan atau PDP Covid-19.

Hal itu dilakukan setelah test PCR yang dia jalani di Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan menunjukkan hasil reaktif. Pemeriksaan PCR dilakukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penerbangan.

Semula pemuda itu akan terbang ke Bali. Ia telah lama berada di Bali. Kedatangannya ke Kabupaten Dairi untuk menjenguk orang tuanya yang sedang sakit.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Dairi, Frisda Turnip dikonfirmasi lewat WhatsApp pada Selasa, 16 Juni 2020, membenarkan hal itu.

“Sejak kami mendapatkan info resmi dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara, tim langsung melaksanakan tracing dan rapid test kepada seluruh orang yang pernah kontak erat,” katanya.

Hingga saat ini, CRS menjalani isolasi mandiri di rumah kakaknya di Medan Sunggal

Dipaparkan Frisda, sesuai kronologi diperoleh dari Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Dairi Hardi Gurning, pada 8 Maret 2020, CRS datang dari Bali menjenguk orang tuanya yang tengah dalam keadaan sakit. Selama di Sidikalang, CRS hanya berada di rumah orang tuanya tersebut.

Tanggal 9 Juni 2020, CRS berangkat ke Medan menggunakan angkutan umum. CRS berencana pulang ke Bali. Sebagai salah satu syarat penerbangan, tanggal 11 Juni 2020, CRS melakukan pemeriksaan test PCR di Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan.

“Pada tanggal 12 Juni, hasil pemeriksaan PCR reaktif dan telah sesuai dengan hasil laporan dari Dinkes, tentang penyampaian hasil pemeriksaan sampel Covid-19,” kata Frisda.

Karena hal itu, CRS tidak dapat melanjutkan rencananya pulang ke Bali. “Hingga saat ini, CRS menjalani isolasi mandiri di rumah kakaknya di Medan Sunggal,” lanjut Frisda.

Seorang warga di sekitar kediaman orang tua CRS menerangkan, CRS menemani ayahnya sejak dua bulan lalu. Ayahnya sakit medio Februari 2020. Ia pun sudah pernah membawa ayahnya berobat ke Medan.

Sehari-hari, ayah dan ibu CRS tinggal berdua di kediaman mereka. Usaha dagang mereka ditutup sejak sang ayah didera sakit.[]

Berita terkait
Pemkab Dairi Diskriminatif Jalankan Protokol Covid
Pemkab Dairi melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dinilai bertindak diskriminatif dalam menerapkan protokol kesehatan.
Bupati Dairi Minta Bansos Pemprovsu Jadi Uang Kontan
Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu mengusulkan bansosdari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dialihkan menjadi bentuk uang tunai.
Tangis Lansia Tuna Netra di Dairi Berharap Bansos
Rosti boru Sihombing, 94 tahun, warga Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, mengaku tidak memperoleh bantuan apapun selama pandemi Covid-19.