Aceh Tamiang - Beberapa pelajar Sekolah Menengah Umum (SMA) di Aceh Tamiang, Aceh tidak bisa bergerak dan hanya dapat terperangah ketika rombongan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang sedang patroli dan mendapatkan mereka yang masih mengenakan atribut lengkap sekolah lagi asyik nongkrong sambil bermain game di sebuah warung kopi.
Wajah takut dan panik semakin terlihat dari gestur tubuh para pelajar saat petugas Satpol PP memeriksa dan menemukan rokok di dalam saku salah satu dari mereka. Ditambah lagi ketika mereka tidak dapat menunjukkan surat izin keluar dari sekolah. "Kami sudah pulang sekolah pak," jawab salah satu pelajar itu kepada petugas Satpol PP ketika ditanya mengapa mereka duduk di warung kopi memakai pakaian sekolah.
Mereka terpaksa harus kami bawa ke kantor, untuk selanjutnya diberikan surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan yang sama.
Mendengar jawaban itu, seorang petugas semakin berang, langsung menyuruh mereka keluar dari dalam warung dan meminta mereka berbaris di halaman kedai kopi. "Baris kalian di depan sini," perintah salah satu petugas saat itu.
Usai disuruh berbaris di depan halaman serta diintrogasi singkat, mereka pun langsung diangkut menggunakan mobil patroli dan di bawa ke kantor Satpol PP untuk dilakukan pembinaan serta membuat surat pernyataan.
Komandan regu patroli Satpol PP Aceh Tamiang, Santriman kepada Tagar di lokasi mengatakan, pihaknya sedang melakukan patroli rutin terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkeliaran di warung kopi pada saat jam dinas.
"Patroli seperti ini setiap hari kami lakukan. Dan kebetulan saja saat patroli di warung kopi ini kami mendapatkan beberapa pelajar yang masih berpakaian lengkap sedang berkumpul," katanya.
Baca juga:
Menurutnya, pihaknya tidak hanya menindak PNS yang berkeliaran di warung kopi pada saat jam dinas, namun, terhadap pelajar yang berkeliaran juga akan dilakukan penindakan.
Terlebih, kata dia, saat ini sekolah di Aceh Tamiang masih menerapkan sistem belajar dari rumah. Namun masih ditemukan pelajar yang berkeliaran dengan menggunakan pakaian lengkap.
"Mereka terpaksa harus kami bawa ke kantor, untuk selanjutnya diberikan surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan yang sama terhadap mereka," ujarnya. []