Bolos, 25 Pelajar di Pessel Ditangkap Satpol PP

Puluhan pelajar SMP dan SMA di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, terjaring razia Satpol PP.
Siswa yang terjaring razia push-up di halaman Satpol PP Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Jumat 17 Januari 2020. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Pesisir Selatan - Satpol PP Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, mengamankan 25 orang pelajar yang kedapatan bolos di jam sekolah. Siswa SMP dan SMA itu ditangkap pasukan penegak peraturan daerah (perda) di sejumlah lokasi berbeda.

Tentu penertiban sangat perlu pengawasan dan dukungan Pol PP. Jadi, di sini kami butuh pengawasan dan dukungan dari Pol PP untuk membinanya.

"Ya, kami saat ini sedang menggelar razia rutin terkait siswa yang bolos," kata Kepala Dinas Satpol PP Pessel, Dailipal, Jumat 17 Januari 2020.

Penertiban siswa bolos sekolah ini untuk memaksimalkan amanah perda nomor 1 tahun 2016 tentang Ketenteraman dan Ketertiban Umum (trantimbun) yang salah satunya tentang pembinaan pelajar.

Sampai di markas Satpol PP Pessel, para pelajar diberi pembinaan. Selain hormat bendera, mereka juga diminta push-up. "Kami terus menyisir dan menertibkan pelajar yang keluyuran saat jam pelajaran," katanya.

Sementara itu, salah satu pihak sekolah merasa terbantu dengan adanya giat operasi penertiban pelajar di luar lingkungan sekolah. Sebab sebagai pembina, sekolah tidak seluruhnya bisa memantau dan mengawasi siswa.

"Tentu penertiban sangat perlu pengawasan dan dukungan Pol PP. Jadi, di sini kami butuh pengawasan dan dukungan dari Pol PP untuk membinanya," kata seorang Pembina Osis, Hafif. []

Berita terkait
Soal Tambang, DPRD Ancam Interpelasi Bupati Pessel
DPRD Pesisir Selatan bakal menggunakan hak interpelasi dan hak angket kepada pemerintah daerah terkait sejumlah aktivitas PT Dempo Sumber Energi.
2 Pelajar Pessel Korban Prostitusi Online di Padang
Jajaran Polresta Padang, Sumatera Barat, membongkar praktik prostitusi online yang melibatkan anak di bawah umur.
Dosen di Padang Diduga Lecehkan Mahasiswi di Toilet
Seorang mahasiswi di Kota Padang, Sumatera Barat, diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosennya sendiri.