Saran Agar Terhindar Kasus Kerugian Investasi Jouska

Klien PT Jouska Finansial Indonesia yang merasa dirugikan atas investasi saham mencuat ke publik. Bagaimana sebenarnya investasi yang benar?
Saham. (Foto: Pinterest)

Jakarta - Co-Founder sekaligus Chief Investment Officer Arkana Finance Fioney Sofyan mengatakan masyarakat sebenarnya bisa menghindari risiko kerugian dalam berinvestasi asalkan mengetahui betul profil risiko yang dimiliki masing-masing instrumen.

Pernyataan itu dia lontarkan menanggapi polemik PT Jouska Finansial Indonesia atau Jouska atas dugaan memberi arahan kepada klien untuk mengoleksi saham berfundamental buruk alias saham gorengan.

“Investasi saham memang memiliki resiko, namun bisa menjadi pilihan investasi yang tepat bila cocok dengan tujuan keuangan dan profil risiko masing-masing individu. Karena itu, penting untuk melihat apakah ini untuk investasi atau trading, jangka panjang atau jangka pendek, dan seberapa besar toleransi kerugian yang bisa diterima,” ujarnya kepada Tagar, Rabu, 22 Juli 2020.

Fioney menjelaskan, seluruh perencana keuangan ataupun manajer investasi pasti telah melakukan kajian dan analisa sebelumnya.

“Mereka akan melakukan dengan apa yang disebut dengan profil risiko. Profil risiko itu ada yang konservatif, moderat, berkembang dan agresif. Dari profil risiko ini, baru kita sebagai perencana keuangan akan menyambungkannya dengan instrumen investasi apa yang sesuai dengan karakter orang tersebut,” katanya.

Dia pun lalu membeberkan dua hal penting yang harus dilakukan oleh calon investor. Pertama, kenali profil risiko diri sendiri. Hal ini penting untuk bisa mengukur kapasitas pribadi. Sebab, tidak semua orang akan cocok dengan investasi di saham.

“Pendekatan ini akan membantu kita menentukan instrumen investasi apa yang sebenarnya cocok,” ucap dia.

Kedua adalah soal pemahaman risiko. Semua instrumen investasi disebut Fioney memiliki resiko masing-masing. Dan saham bukan instrumen yang cocok untuk investasi jangka pendek.

“Saham itu untuk investasi jangka panjang, seperti persiapan dana pensiun atau dana pendidikan anak yang lebih dari lima tahun. Kalau berharap dalam jangka pendek hasil besar, pahami juga bahwa ada resiko yang lebih besar juga yang mengikuti,” tegasnya.

“Ketiga adalah ketika kita yakin memilih saham, mulailah dari yang kita kenal atau tanya kepada orang lain kenapa memilih saham A, B, maupun C,” jelasnya menambahkan.

Fioney lantas menyarankan para investor untuk memilih saham blue chip, yaitu saham LQ45 dengan rekomendasi harian, mingguan, atau bulanan.

Berita terkait
Hati-hati, Modus Penipuan Baru dalam Investasi Saham
Perlu disadari bahwa peningkatan aktivitas online di masa pandemi Covid-19 juga berbanding lurus dengan peningkatan penipuan secara online
Bappebti Tutup Puluhan Investasi Berjangka Ilegal
Pemerintah terus mengupayakan kegiatan investasi yang sehat pada sektor berjangka. Kali ini, Bappebti memberantas puluhan entitas ilegal
Peranan Manajer Investasi dalam Investasi Reksa Dana
Keterlibatan 13 manajer investasi dalam kasus korupsi Asuransi Jiwasraya bisa mempengaruhi kepercayaan investor kepada produk reksa dana.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)