Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memastikan kesiapan Labuan Bajo untuk tempat pelaksanaan agenda pertemuan internasional G20 pada 2022 mendatang. Ia menjamin pengembangan daerah itu akan mengutamakan keberlanjutan ekosistem lingkungan.
"Nanti pada akhirnya tujuannya mengarahkan kita pada Taman Nasional Komodo dikelola dengan penuh kehati-hatian agar biodeversity dan ekosistem tidak terganggu," kata Sandiaga dalam keterangan, Selasa, 3 Juli 2021.
Labuan Bajo sudah terpilih menjadi side event venue apa yang sudah diputuskan sebelumnya diputuskan di Kemenkomarves harus kita perhatikan dan wujudkan.
Dalam hal ini, ia mengatakan nantinya akan ada penyiapan travel pattern yang bertujuan untuk mengembangkan sisi lain dari labuan bajo sebagai destinasi super prioritas. UNESCO sebelumnya juga meminta agar tetap menjaga kelestarian lingkungan.
UNESCO meminta proyek infrastruktur di Taman Nasional Komodo dan sejumlah pulau di Labuan Bajo dihentikan karena berpotensi memberikan dampak terhadap nilai universal luar biasa atau outstanding universal value (OUV). Pemberhentian dilakukan sampai pemerintah menyerahkan revisi amdal yang akan ditinjau oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).
Kemenparekraf, kata Sandiaga, sedang meminta dokumen pertemuan atau minutes of meeting UNESCO. Dia ingin melihat detail permintaan UNESCO terhadap pemerintah Indonesia, termasuk soal masalah penilaian OUV.
Selanjutnya, Sandiaga akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengevaluasi kembali masalah analisis dampak lingkungan atau amdal.
Sejurus dengan itu, persiapan lokasi pelaksanaan pertemuan internasional G20 tidak terganggu oleh adanya permintaan Komite Warisan UNESCO yang meminta pemerintah menyetop proyek infrastruktur di Taman Nasional Komodo dan sekitarnya.
"Labuan Bajo sudah terpilih menjadi side event venue. Apa yang sudah diputuskan sebelumnya, diputuskan di Kemenkomarves, harus kita perhatikan dan wujudkan," ujarnya. []