San Diego Hills, Pemakaman Seharga Miliaran Rupiah

Saya mengawali perjalanan dari Jakarta menggunakan jasa 'travel' untuk pergi ke sebuah taman pemakaman umum bernama San Diego Hills.
Potret taman pemakaman San Diego Hills Karawang dari udara (Foto: marketingsandiegohillskarawang.com)

Karawang - Saya mengawali perjalanan dari Jakarta menggunakan jasa 'travel' untuk pergi ke sebuah taman pemakaman umum yang bernama San Diego Hills. Berjarak sekitar 55 km dari tempat saya tinggal, hanya butuh waktu 1 jam untuk sampai ke lokasi yang katanya merupakan kompleks pemakaman kalangan elit tersebut.

Kontras menjadi impresi kala pertama kali menginjakkan kaki di Taman Makam San Diego Hills. Kontras dengan daerah sekeliling yang menjadi kawasan industri. 

Awalnya, saya mendatangi "resort" pemakaman itu untuk meliput seorang tokoh yang dimakamkan di sana. 

Dua jam sebelum acara pemakaman dimulai, saya tiba di lokasi. Karena masih cukup banyak waktu untuk bersantai, saya memutuskan jalan-jalan untuk melihat keindahan taman makam yang lebih mirip 'theme park' itu.

Titik pertama yang saya kunjungi adalah danau buatan yang cukup luas. Danau yang saya yakin buatan tersebut ditata cukup indah. Dibuat pula tempat duduk dan bersantai di bawah pepohonan rindang yang disusun menghadap danau. 

Beralih hendak berjalan ke arah taman makam, saya tertarik untuk masuk ke ruang marketing gallery. Bangunan kantor pemasaran yang lebih mirip lobby hotel tersebut dibangun melingkar berkesatuan dengan restoran dan mini market. Saat masuk ke dalam kantor, saya melihat-lihat untuk mencari brosur untuk mengetahui apa saja yang ada di kompleks pemakaman ini.

Mata saya terbelalak ketika melihat fasilitas yang ada di pemakaman ini. Kolam renang, wisata danau, chapel bergaya Eropa, musala dengan tata kubah mirip Masjid Hagia Sofia yang ada di Turki

Kami ingin orang yang hendak menguburkan keluarga atau sahabatnya di sini dapat segera pulih.

Bahkan ada sebuah helipad! Helipad untuk sebuah pemakaman. Melihat hal-hal yang disuguhkan dalam brosur itu membuat saya ingin mewawancarai pihak San Diego Hills. Karena mindset saya tentang pemakaman tidak seperti tempat yang lebih mirip 'golf clubhouse' ini. 

Saya menghubungi Toby. Salah satu sales advisor San Diego Hills. Saya tahu namanya karena nomor ponselnya tertera di brosur tersebut. Saya ingin minta klarifikasinya tentang fasilitas pemakaman ini. 

Belum lagi pemandangan indah yang disuguhkan membuat saya lupa sedang berada di salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia

Toby tidak keberatan untuk saya wawancarai. Kami sepakat bertemu di 'lobby' yang mereka sebut marketing office tersebut. 

Konsep Taman Pemakaman

Pertanyaan spontan yang langsung saya lancarkan kepada Toby usai ia ajak duduk di sofa marketing office tersebut. 

Ia menjawab konsep yang mereka tawarkan adalah konsep pemakaman yang berbeda dengan tempat lain yang cenderung seram, sendu dan melankolis. 

San Diego Hills dibangun untuk mematahkan stigma yang ada di masyarakat. Mereka mencoba melakukan pendekatan berbeda. Taman makam harus dibangun dengan konsep taman yang indah, penuh kedamaian dan kesejukan.

San Diego Hills menurutnya memberikan konsep agar orang-orang senang datang ke makam. Tidak sekadar berziarah, tapi juga ditujukan untuk kegiatan rekreasi, seperti bersantai dan menikmati pemandangan.

"Kami ingin orang yang hendak menguburkan keluarga atau sahabatnya di sini dapat segera pulih. Untuk itu, kami memberikan aura positif kepada keluarga dan kerabat yang ditinggalkan dengan pemandangan dan fasilitas yang kami suguhkan. Jadi orang yang datang kemari tidak akan takut atau malas," kata Toby.

San Diego Hills beroperasi sejak 2008. Menurutnya selama 11 tahun mereka konsisten memberikan pendekatan berbeda dalam melayani customer mereka yang sedang berduka.

Ya sejak awal kan memang kita pengen memutus stigma seram kalau bicara pemakaman, maka kita bangun fasilitas kenyamanan.

Selain itu menurutnya, dengan konsep yang mereka miliki, sehingga tidak jarang orang datang ke San Diego Hills bukan untuk acara dukacita, tapi untuk kegiatan bisnis, khususnya kalangan artis atau public figure.

"Karena di sini view-nya cantik, bagus seperti di luar negeri, gak jarang artis atau penyanyi bikin video clip atau shooting di sini. Karena kalau kameramennya bagus, mereka bisa dapat view seperti lagi di luar negeri, padahal sebenarnya lagi di Karawang,

Toby juga menjelaskan animo masyarakat yang cukup antusias terhadap San Diego Hills. Sehingga ada pula yang memanfaatkannya untuk acara sukacita.

"Ya sejak awal kan memang kita pengen memutus stigma seram kalau bicara pemakaman, maka kita bangun fasilitas kenyamanan. Ada chapel, ada musala, ada ruangan yang bisa dimanfaatkan untuk arisan. Ada juga yang wedding di sini. Jadi di sini kita juga mengurus orang-orang yang sedang bahagia," lanjut Toby.

Konsep Bisnis yang Ditawarkan 

Awalnya menurut saya atau juga mungkin masyarakat lain jika memakamkan kerabat di suatu tempat pemakaman umum, tentu akan menjadi tanggung jawab para ahli waris di kemudian hari. Baik itu dalam memberikan perawatan, membayar retribusi makam, dan lain sebagainya. 

Ketika saya menanyakan bagaimana konsep layanan yang mereka tawarkan, membuat saya cukup manggut-manggut karena konsep yang mereka tawarkan hampir sama seperti properti. Seperti menjual sebuah rumah. 

Ia menjelaskan jika customer ingin dimakamkan atau memakamkan orang tua, atau sanak keluarga di sini, mereka dapat langsung mengambil "unit". 

Mereka juga memberikan kemudahan pembayaran dan memilihkan konsep yang paling cocok dengan kebutuhan dan budget customer.

Alangkah tidak etis jika ada customer yang tidak sanggup membayar cicilan lalu makamnya dibongkar.

Ketika customer tersebut sudah melunasi seluruh biaya yang dimaksudkan, maka customer tersebut sudah boleh "memasuki" atau "memasukkan" dirinya atau kerabat atau siapa pun yang ingin customer itu makamkan. 

Toby juga mengatakan semua biaya perawatan makam akan ditanggung pihak San Diego Hills, sehingga tidak akan ada makam yang dibedakan.

Ia juga menjelaskan jika ada keluarga customer yang mendadak meninggal dan ingin dimakamkan di sana, mereka tetap memiliki opsi untuk tetap mendapatkan 'unit' makam mereka asalkan mereka dapat membayar lunas sebelum makam 'ditempati'

"Jadi, kenapa kami memprioritaskan lunas sebagai syarat utama untuk menggunakan unit dari kita, karena kita nggak ingin di kemudian hari terjadi hal-hal yang gak diinginkan. Alangkah tidak etis jika ada customer yang tidak sanggup membayar cicilan lalu makamnya dibongkar. Itu gak etis. Apalagi kita kan menganut adat ketimuran," ucap Toby.

Pendekatan bisnis yang mereka lakukan tersebut cukup membuat saya geleng kepala. Berapa harga yang harus ditebus untuk 'memakai' liang lahat yang mereka jual. Toby juga menjelaskan hal itu.

"Nggak semua yang dimakamkan di sini dari kalangan kaya atau elit bahkan jetsetter. Ada juga dari kalangan menengah. Ada juga yang patungan untuk memakamkan anggota keluarganya di sini," kata Toby.

Bagaimana dengan Biaya?

Toby mengatakan biaya yang ditawarkan sangat variatif sesuai paket yang mereka tawarkan. Paket-paket tersebut terkait perbedaan taman, ukuran, dan hal-hal lain yang sifatnya 'private'. 

Jarak perbedaan harga yang mereka tawarkan sangat beragam. Dari Rp 99 juta sampai miliaran rupiah. Meskipun mahal, ternyata Toby mengungkap ada sekitar 26 ribu liang yang sudah dipanjar dan dibeli. 

Namun dia juga mengatakan, dengan luas mencapai 350 hektare. Masih cukup banyak 'unit’ yang belum di-booking dan siap untuk dibeli. []

Tulisan feature lain:

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.