Saling Sahut Andi Arief-Mahfud MD Soal 'Garis Keras'

Mantan politikus Partai Demokrat Andi Arief kembali saling sahut denganMahfud MD soal Daerah Garis Keras di Indonesia.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD usai menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan di Bandung, Kamis 11 April 2019. (Foto: Tagar/Erian Sandri)

Jakarta - Mantan politikus Partai Demokrat Andi Arief kembali terlibat silang pendapat di Twitter dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Andi mengkritisi pernyataan Mahfud MD soal sebaran lumbung suara milik paslon capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menang Pilpres di 'Daerah Garis Keras' di Indonesia.

Andi Arief menyayangkan keterangan Mahfud yang tak mengindahkan wasiat sang proklamator kemerdekaan Soekarno. Sepengamatan Andi, Soekarno, sempat berikrar soal keberagaman yang terdapat di Indonesia.

Bung Karno, menurut Andi, pernah mewasiatkan kepada putra-putri bangsa Indonesia untuk mempertahankan ideologi Pancasila, dan tidak pernah menyoalkan perihal Islam garis keras, moderat, umat beragama bahkan yang tak beragama sekalipun, untuk condong memenangkan pihak tertentu dalam pesta demokrasi di Indonesia.

"Wasiat Soekarno jelang pemilu yang tidak diindahkan oleh Prof @mohmahfudmd : "Negara Republik Indonesia ini milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!" (Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955)," cuit AndiArief_ pada Minggu 28 April 2019.

"Soekarno tidak pernah melarang Islam garis keras, moderat, dan yang tidak beragama serta agama apapun untuk mendukung kemenangan siapapun dalam pemilu. Wasiatnya hanya mempertahankan Pancasila Prof @mohmahfudmd," sambungnya.

Politikus yang pernah terjerat kasus narkoba jenis sabu itu kemudian membuat komparasi data di saat Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memenangkan Pilpres 2009.

Andi AriefMantan politikus Partai Demokrat Andi Arief kembali terlibat silang pendapat di Twitter dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. (Foto: Twitter/AndiArief)

Dalam catatan Andi, pasangan SBY-Boediono hanya kalah di 3 Provinsi di Indonesia pada pilpres tempo itu. Lantas, tuduhan Mahfud MD perihal daerah Islam garis keras, menurut Andi, dimentahkan semua oleh kemenangan rakyat pada zaman SBY.

"Tahun 2009 SBY-Boediono hanya kalah di 3:Provinsi. Hampir semua Propinsi yang dituduhkan Prof @mohmahfudmd sebagai Islam garis keras menang, termasuk juga di tempat abangan, priyayi dan santri Jateng dan Jatim. Artinya rakyat yakin pemimpin untuk SEMUA. Nah, sekarang?" timpalnya.

Sebelumnya, Mahfud MD sempat menyatakan soal sebaran 'Daerah Garis Keras' Pemilu saat diwawancarai oleh salah satu televisi swasta lokal. Video wawancara itu kemudian dipenggal menjadi durasi 1 menit 20 detik dan beredar viral di media sosial.

Kemudian, pendapat politisi kelahiran Sampang, Madura itu turut direspons oleh kubu Prabowo-Sandi, diantaranya Waketum Gerindra Fadli Zon, Koordinator Jubir BPN Dahnil Anzar Simanjuntak, hingga Said Didu.

Mahfud pun telah memberi penjelasan soal terminologi garis keras, yang menurutnya merupakan istilah umum dalam ilmu politik. Dia mencontohkan garis keras di daerah asalnya sendiri, Madura, yang tidak gampang ditaklukkan.

"Dalam term itu saya juga berasal dari daerah garis keras di Madura. Madura itu sama dengan Aceh dan Bugis, disebut fanatik karena tingginya kesetiaan kepada Islam sehingga sulit ditaklukkan. Seperti halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adalah istilah-istilah yang biasa dipakai dalam ilmu politik," tegas Mahfud.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.