Sadis! Ini Cara dan Motif Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Deli Serdang

Sadis! Ini cara dan motif pelaku pembunuhan satu keluarga di Deli Serdang.
Tersangka pembunuhan R dan D (pakaian orange) dibawa ke RS Bhayangkara Medan bersama sejumlah alat bukti saat ditunjukkan kepada para wartawan di RS Bhayangkara Medan, Senin (22/10/2018). (Foto: Tagar/Wesly Simanjuntak)

Medan, (Tagar 23/10/2018) - Tiga pria yakni AH (40), R (40) dan D (29) diduga telah melakukan pembunuhan sadis pada satu keluarga di Tanjung Morawa Deli Serdang. 

Satu keluarga yang menjadi korban pembunuhan mereka adalah suami-istri Muhajir (49) dan Suniati (50), beserta anaknya, M Solihin (12). Peristiwa ini terjadi 8 Oktober lalu.

Kepolisian Daerah Sumatera Utara dalam memburu tiga tersangka pelaku, menembak mati AH yang melakukan perlawanan dan menyerang petugas, menembak kaki R yang juga melakukan perlawanan, dan meringkus D.

R menjelaskan, mereka merencanakan pembunuhan dua hari sebelum mendatangi rumah keluarga Muhajir di Dusun III Gang Rambutan, Desa Bangun Sari, Tanjung Morawa.

"Kami pura-pura bertamu, datang sekitar jam 11.00 WIB malam, pas hujan. Digedor dulu, terus kawan saya sudah berencana, saya dikasih sangkur. Lalu Pak Gus masuk ke dalam, alasan meminjam uang," kata R di Rumah Sakit Bhayangkara di Jalan Wahid Hasyim Medan, sekira pukul 18.00 WIB, Senin (22/10).

R kembali menjelaskan, setelah masuk rumah, mereka langsung mengikat Muhajir dengan tali dan menggunakan isolasi ban, setelah itu Muhajir dipukul dengan senjata api oleh otak pelaku pembunuhan yaitu AH.

"Saya hanya membantu mengikat, Pak," katanya.

Setelah Muhajir terikat, muncul Suniati dari kamar, menjerit histeris. Oleh para pelaku, Suniati diperlakukan sama, diikat dengan tali dan isolasi ban hingga ke seluruh bagian kepala dan mulut serta hidung.

"Karena istrinya menjerit-jerit, kami pun mengikatnya. Setelah istrinya kami ikat, rupanya anaknya keluar, kami pun mengikat anaknya dengan tali dan isolasi ban," katanya lagi.

Menurut R sekitar pukul 03.00 WIB dini hari ketiga korban dibuang ke sungai. Ia menduga ketiganya dalam kondisi hidup.

Hilangnya Muhajir, Suniati dan Solihin pertama kali diketahui Desy Rahmawati (23), putri sulung pasangan Muhajir dan Suniati yang tinggal di kawasan itu juga. 

Kamis (11/10) jasad Muhajir ditemukan. Tubuh manajer pabrik kacamata PT Domas Intiglass Perdana, Tanjung Morawa, itu ditemukan warga di aliran Sungai Belumai, tepatnya di Desa Tadukan Raga, Kecamatan STM Hilir. Ketika itu jenazah sudah membusuk, dengan posisi tangan dan kaki terikat tali nilon.

Tiga hari kemudian, Minggu (14/10) sekitar pukul 16.00 WIB jasad M Solihin ditemukan di tepi aliran Sungai Belumai di Dusun B Bintang Meriah, Desa Limau Mungkur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir, Deli Serdang.

Selasa (16/10) sekitar pukul 10.00 WIB, jasad Suniati ditemukan di perairan Pulau Pandang, Batubara, Sumatera Utara. Di lokasi itu juga ditemukan jasad pria tak dikenal.

Bermula Saling Ejek

Tersangka R saat diberi kesempatan oleh pihak Polda Sumatera Utara untuk memberi keterangan kepada sejumlah wartawan, menjelaskan motif pembunuhan karena otak pelaku AH sakit hati akibat istrinya dan dirinya sering diejek.

"Katanya kalau jumpa sama istri almarhum, tersangka dibilang pasukan gajah wes teko, artinya pasukan gajah sudah datang. Jadi kami ejek balik, tuyul-tuyul raja kecil gitu," jelas R.

Akibat sering saling ejek, lanjut tersangka R, awal mula direncanakan untuk melakukan pembunuhan terhadap ketiga korban.

Dalam keterangannya, tersangka R juga menjelaskan bahwa mereka sama sekali tidak dibayar oleh otak pelaku pembunuhan (AH) untuk melakukan aksinya dan sama sekali tidak mengambil barang milik korban.

"Namanya kawan, kami ya membantu," akunya.

Sementara itu, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto didampingi Dirkrimum Polda Sumut Kombes Pol Andi Ryan, Kabag Humas Kombes Pol Tatan Dirsan dan Kapolres Deli Serdang AKBP Eddy Suryantha Tarigan dalam keterangan persnya menunjukkan sejumlah alat bukti di antaranya satu unit Mobil Calya yang disewa dan digunakan untuk membawa para korban, satu unit sepeda motor, satu senjata api rakitan, sangkur, tali.

Irjen Agus mengatakan, satu pelaku berinsial AH terpaksa ditembak mati karena melakukan perlawanan dan menyerang petugas saat akan ditangkap.

Dari hasil pemeriksaan, jelasnya, masih ada satu tersangka lain inisial Y yang belum tertangkap yang berperan menyembunyikan senjata api rakitan dan senjata tajam yang digunakan untuk mengahabisi korban. []

Berita terkait