Saat Orangutan di Kalbar Kelaparan Berbulan-bulan

Dampak mengerikan dari karhutla di Ketapang, Kalimantan Barat, adalah ancaman punahnya orangutan.
Sekelompok orangutan yang pergi menjauhi habitatnya karena dilahap api. (Foto: paulalustemberg)

Pontianak - Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, secara tidak langsung telah membunuh orangutan.

Kerusakan habitat, membuat orangutan tersingkir dan kelaparan. Seperti yang ditemukan pekan ini di Kabupaten Ketapang, sepasang orangutan tampak sangat menderita.

"Orangutan betina ini sangat kurus, karena telah menderita kelaparan selama berbulan-bulan sejak habitatnya terbakar," kata Manajer Lapangan International Animal Rescue (IAR) Indonesia, Argitoe Ranting, di Pontianak, Selasa 3 Desember 2019, dikutip dari Antara.

Argitoe juga menduga orangutan betina tersebut kehilangan bayinya, karena kondisinya masih mengeluarkan air susu, dan mungkin bayinya mati karena kekurangan nutrisi.

"Jika kami tidak segera menyelamatkannya, mungkin dia sudah mati sekarang," katanya.

IAR Indonesia dan Badan Konservasi Sumber Ddaya Alam Kalimantan Barat, Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang, menyelamatkan pasangan orangutan dari Desa Sungai Besar.

Orangutan betina itu, kata dia, langsung dilepaskan di hutan Sentap Kancang tidak jauh dari tempat dia diselamatkan.

Sementara orangutan jantan masih menjalani pemeriksaan dan perawatan oleh tim medis IAR Indonesia agar bisa dipulangkan ke habitat aslinya.

Argitoe mengatakan, sejak karhutla pihaknya bersama BKSDA Kalimantan Barat telah menyelamatkan sembilan orangutan.

Kita tidak bisa menghitung berapa banyak dari orangutan ini yang tidak berhasil bertahan dan akhirnya terbakar

"Sejak kebakaran yang diawali Juli 2019, IAR Indonesia telah menyelamatkan sembilan orangutan dari kawasan hutan yang terbakar," katanya.

Dampak Karhutla

Direktur Program IAR Indonesia, Karmele L Sanchez mengatakan, kathutla adalah ancaman terbesar bagi orangutan saat ini.

"Sungguh memilukan melihat orangutan korban kebakaran hutan ini yang menderita kelaparan, tidak mempunyai apa pun untuk dimakan, sama seperti yang kita saksikan pada 2015," katanya.

Meskipun demikian, kata dia, kekuatan untuk tetap hidup orangutan tersebut cukup mencengangkan.

"Bagian yang paling menyedihkan adalah kita tidak bisa menghitung berapa banyak dari orangutan ini yang tidak berhasil bertahan dan akhirnya terbakar dalam kebakaran atau mati perlahan karena kelaparan," katanya.

Dia menyebut, diperlukan kemauan dan komitmen yang kuat dari semua negara untuk memerangi perubahan iklim. Kebakaran hutan merupakan penghasil rumah kaca terbesar di dunia.

"Bila kita tidak melindungi hutan yang tersisa, kita tidak hanya akan menderita akibat perubahan iklim, tetapi juga akan menyaksikan keanekaragaman hayati dari Kalimantan, termasuk orangutan, akan musnah," katanya.[]

Berita terkait
Orangutan di Aceh Diberondong 24 Peluru
Seekor orangutan terluka akibat luka tembak senapan angin di Desa Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh.
Orangutan Tapanuli Terancam Punah, Apa Penyebabnya?
Orangutan Tapanuli atau Pongo Tapanuliensis terancam punah. Kini jumlahnya hanya tersisa sekitar 800-an ekor.
Terpapar Asap Karhutla Kalimantan, 37 Orangutan Dirawat
Puluhan orangutan di Kalimantan dirawat, terdampak kebakaran hutan dan lahan di pulau lokasi utama calon Ibu Kota di Indonesia.
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya