Rusuh di India, Muslim Merasa Tak Berdaya

Bentrokan antara umat Islam dengan Hindu dipicu UU Amandemen Kewarganegaraan membuat muslim tidak berdaya karena merasa tidak diperlakukan adil.
Umat Islam di New Delhi meninggalkan daerah yang didominasi Hindu, pasca bentrokan yang dipicu UU Amandemen Kewarganegaraan. (Foto: Reuters|Arab News).

New Delhi - Sadaqat terus berusaha mencari mayat adiknya yang menjadi korban kerusuhan antara umat Islam dengan Hindu,  dipicu UU Amandemen Kewarganegaraan yang kontroversial, di sebuah rumah sakit di New Delhi. Sejak Selasa, 25 Februari 2020, wanita muslim berusia 26 tahun itu tanpa merasa lelah menelusuri dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, tapi hasilnya nihil. Mayat adiknya belum juga ditemukan.

Rabu lalu, 26 Februari, bentrokan antara umat Islam dengan Hindu memasuki hari ketiga. Jumlah korban tewas bertambah menjadi 23 orang. Diperkirakan jumlahnya bisa meningkat mengingat banyak rumah sakit yang dipenuhi puluhan orang yang terluka, kata pihak berwenang, Rabu, 26 Februari 2020.

UU Amandemen Kewarganegaraan memicu kontroversi karena hanya memberikan jalur kemudahan bagi warga non muslim dari tiga negara tetangga, Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan untuk mendapatkan kewarganegaraan. Namun sebaliknya warga muslim tidak mendapat jalur kemudahan proses naturalasi tersebut.

Ia takut pergi ke polisi untuk melapor. Ia juga tidak ingin pergi ke rumah sakit. Kami kehilangan kepercayaan.

Sadaqat yang baru bekerja di India beberapa minggu lalu mengaku takut untuk meminta bantuan polisi mencari keberadaan mayat adiknya. "Tidak ada yang mau membantu saya. Polisi dan pihak rumah sakit tidak ada yang mau membantu. Saya juga takut pulang ke rumah. Saya bersembunyi di rumah saudara yang jauh dari pusat kerusuhan," katanya kepada Arab News.

Kerusuhan di IndiaBentrokan pecah antara polisi dan pengunjuk rasa di timur laut New Delhi. (Foto: BBC News).

Ia pun bercerita bahwa adiknya bernama Mubarak yang baru saja pergi mau kembali ke rumah saat kerusuhan merebak. Ia menyewa menyewa rumah di daerah Maujpur, timur laut New Delhi. Sadaqat mendapat kabar kalau adiknya menjadi korban tembak kerusuhan. "Setelah mendengar kabar itu, saya berusaha mencari adik saya," ucapnya.

Sharukh, pedagang pakaian berusaha 30 tahun juga menceritakan ketakutan kerabat dan tetangganya untuk melaporkan kepolisian soal aksi kekerasan yang dilakukan umat Hindu."Putra tetangga saya terluka saat terjadi kerusuhan. Tetapi ia takut pergi ke polisi untuk melapor. Ia juga tidak ingin pergi ke rumah sakit. Kami kehilangan kepercayaan," ucapnya.

Perdamaian dan harmoni adalah budaya kita. Untuk itu, saya memohon kepada saudara dan saudari untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan.

Sharukh berkata lagi,"Saya berancana untuk pergi ke Jaipur dan tinggal di sana sampai situasi kembali normal. Saya belum pernah melihat kekerasan yang mengerikan seperti ini sepanjang hidup saya," tuturnya.

Kawasan Maujpur, Mustafabad, Jaffrabad, dan Shiv Vihar menjadi pusat aksi bentrokan yang kondisinya semakin mencekam. Menurut laporan media, bentrokan telah merenggut 27 korban jiwa, meskipun laporan tidak resmi menyebutkan jumlahnya bisa mencapai lebih dari tiga lusin.

Rabu lalu, Perdana Menteri India, Narandra Modi memohon agar bentrokan diakhiri dan kondisi bisa kembali menjadi kondusif. Dalam cuitannya di Twitter Rabu lalu, Perdana Menteri Modi mengatakan,"Perdamaian dan harmoni adalah budaya kita. Untuk itu, saya memohon kepada saudara dan saudari untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan."

"Saya minta polisi dan tentara bekerja di lapangan untuk memastikan kondisi berjalan normal dan perdamaian bisa tercipta lagi," ucap Modi.

Kerusuhan di IndiaSebuah masjid mengalami kerusakan pasca bentrokan yang terjadi antara umat Muslim dengn Hindu di timur laut New Delhi, Rabu, 26 Februari 2020. (Foto:BBC News).

Pernyataan Modi itu muncul setelah opisisi, Partai Kongres mempertanyakan sikap diam pemerintah terhadap aksi kekerasan di New Delhi. Partai ini juga meenuntut Amit Shah, Menteri Dalam Negeri yang menjadi "tangan kanan" Modi mengundurkan diri karena harus bertanggungjawab atas kerusuhan.

Dalam konferensi pers, Ketua Umum Partai Kongres, Sonia Gandhi mengatakan pemerintah pusat, termasuk menteri dalam negeri harus bertanggungjawab. Partai Kongres menuntut agar Amit Shah mengundurkan diri.

Pernyataan dari pimpinan Partai Kongres mendapat tanggapan dari Menteri Lingkungan, Prakash Javadekar. Menurutnya, pernyataan Sonia Gandhi merupakan sikap mempolitisasi kekerasan. "Itu tidak benar, dan dapat dihukum," ucapnya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
India Memanas, Bentrok Umat Islam-Hindu 23 Tewas
Kerusuhan terjadi antara pro dengan kontra diberlakukannya UU Amandemen Kewarganegaraan di India menimbulkan korban jiwa.
Unjuk Rasa Tolak UU Kewarganegaraan Baru India Ricuh
Undang-undang (UU) kewarganegaraan India dinilai mendiskriminasi umat Islam. UU tersebut mendapat penolakan hingga demonstrasi di sejumlah daerah.
India dan Pakistan Kembali Kontak Senjata di Kashmir
Dua pasukan Pakistan dan seorang prajurit India tewas setelah kontak senjata di Kashmir pada Kamis, 26 Desember 2019.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.