Rumah Angker Bekas Tempat Bunuh Diri di Sleman

Rumah kosong yang angker di Sleman Yogyakarta itu dulu tempat indekos, ada orang kos bunuh diri. Sering terdengar suara wanita menangis di situ.
Penampakan rumah yang dikenal angker di kawasan Gejayan, Sleman, saat malam hari, Selasa, 17 September 2019. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Sleman - Rumah bertingkat itu terletak di sudut, tepat pada kelokan jalan. Di depannya, aliran air Selokan Mataram memantulkan cahaya kendaraan yang melintas di seberang selokan, di daerah Gejayan, Sleman, Yogyakarta.

Suasana rumah tampak sunyi. Tak satu pun penghuni. Tidak ada sedikit pun cahaya dari dalam rumah. Hanya gelap, berpadu bayangan hitam pepohonan. Memberi kesan seram dan angker.

Pada dinding bagian atas rumah, grafiti bertuliskan 'GOOZ', terlihat samar di sela hitam bayangan dedaunan yang bergerak-gerak tertiup angin. Grafiti lain juga terlihat pada tembok rumah bagian bawah.

Di dalam garasi rumah yang tak terlalu kentara dari jalanan, satu unit mobil terparkir dengan kain abu-abu menyelimutinya. Debu pada selimut penutup mobil itu cukup tebal.

Entah karena udara malam yang sedikit dingin, atau karena hal lain, bulu kuduk seperti berdiri saat berada di lokasi itu.

Sementara di langit yang hitam, bulan bersinar dengan bentuk tak bulat sempurna. Warnanya kuning dengan pendar oranye pada tepinya. Sesekali iring-iringan awan menutupi cahayanya.

Suasana rumah itu sangat kontras dengan warung makan di sampingnya. 

Meski tak ada pengunjung yang terlihat malam itu, Selasa, 17 September 2019, namun warung itu bermandi cahaya. Beberapa lampu menyinari ruangan di dalam warung.

Beberapa set meja dan kursi makan, teratur rapi di dalam warung. Lantai dan dindingnya bersih.

Kesan seram dan angker dari rumah itu tidak begitu terasa saat siang atau sore hari, meski tetap mengesankan sebagai rumah kosong.

Ada yang pernah lihat cewek berbaju putih. Ada juga yang cium bau wangi, terus tiba-tiba berubah menjadi anyir dan bau bangkai.

SlemanPenampakan rumah yang dikenal angker di kawasan Gejayan, Sleman, saat siang hari. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

***

Saat siang, selain warung makan di samping rumah, juga ada penjahit sepatu. Jaraknya hanya beberapa puluh meter dari rumah yang dulunya merupakan tempat kos, itu.

Ornamen berbentuk burung merpati pada kaca jendela di lantai dua, dapat dilihat dengan jelas saat siang hari.

Di samping garasi, pintu utama rumag itu tampak tergembok. Tapi dari warna dan bentuknya, gembok itu terlihat seperti gembok baru.

Masih di lantai bawah, terdapat satu ruangan yang juga terkunci. Jika melihat bentuknya, pintu ruangan itu tampak seperti pintu toilet. Tapi, seperti juga gembok yang terpasang di pintu utama, tembok bagian luar ruangan tersebut seperti belum lama direnovasi.

Seorang warga yang ditemui saat melintas di sekitar rumah itu, Eko, mengatakan, rumah tersebut awalnya merupakan tempat kos.

Banyak mahasiswi yang kos di tempat itu, karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari beberapa kampus. Termasuk dua kampus negeri di Yogyakarta. Namun Eko mengaku tidak mengetahui dengan pasti, sejak kapan rumah itu menjadi rumah angker dan berhantu.

Yang dia tahu, berdasarkan cerita-cerita warga sekitar, seorang penghuni kos pernah bunuh diri di rumah itu, dengan cara menggantung dirinya pada kusen pintu kamar.

Sejak saat itu, satu per satu penghuni kos mulai pindah. Sebab, beberapa dari mereka mengaku takut pada hantu penghuni kos.

Akhirnya, tempat itu pun kosong dan tak dihuni. Seiring dengan kosongnya rumah tersebut, beberapa orang juga mulai merasakan hal-hal ganjil dari rumah itu.

"Ceritanya sih macam-macam, Mas. Ada yang pernah lihat cewek berbaju putih. Ada juga yang cium bau wangi, terus tiba-tiba berubah menjadi anyir dan bau bangkai," kata Eko sambil menunjuk ke arah loteng rumah itu.

Rumah itu angker, Mas. Biar baru jam sembilan pagi, sudah ada suara perempuan menangis.

***

Beberapa sepeda motor melintas di samping tempat Eko dan aku berdiri. Aku dan Eko berpindah sedikit ke pinggir, saat seorang wanita pengendara sepeda motor membunyikan klakson.

Eko memperbaiki letak kacamatanya, yang sedikit melorot. Kata dia, meski sering mendengar cerita seram tentang rumah itu, tapi dia mengaku belum pernah mengalami langsung kejadian-kejadian aneh, yang dari rumah itu. Dia berharap tidak akan pernah mengalaminya.

Walaupun tidak pernah melihat atau mengalami sendiri, tapi Eko mengatakan, dia akan berpikir dua kali jika harus berjalan melewati rumah itu saat malam hari.

"Kalau sendirian saya tidak berani lewat di situ malam-malam. Lebih baik sedikit memutar lewat jalanan besar di pinggir selokan," lanjutnya.

Tidak jauh dari tempat itu, seorang pria muda yang berprofesi sebagai tukang reparasi sepatu, terlihat sedang menjahit sepasang sepatu milik pelanggannya.

Di samping pemuda itu, duduk seorang pria yang mengenakan kemeja biru muda. Dia memperhatikan jemari si penjahit, yang dengan lincah memainkan jarum dan benang.

Meski tubuhnya sedikit kurus, tapi otot-otot pada lengan dan tangannya tampak kuat. Jemari kanannya yang menggenggam gagang jarum, seperti menari, menusukkan ujung jarum yang runcing ke permukaan sepatu kulit.

Sementara, jemari kirinya dengan terampil mengaitkan benang yang ada di dalam sepatu dengan benang dari ujung jarum.

Sesekali dia menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggannya, yang hanya mengenakan kaus kaki berwarna gelap.

Penjahit sepatu itu menoleh dan menghentikan tarian dari jemarinya, saat wartawan Tagar berjalan lebih dekat ke lapaknya. Tapi hanya dalam hitungan detik, dia kembali melanjutkan pekerjaannya.

Namun dia kembali menghentikan aktivitasnya, ketika ditanya tentang rumah kos yang ada di ujung jalan setapak itu.

Sorot matanya tak menampakkan tatap curiga, meski terlihat jelas bahwa dia heran dengan pertanyaan itu.

Dia lalu menjelaskan, bahwa rumah yang ada di ujung jalan setapak itu, bukan lagi tempat kos. Rumah itu sudah tidak ditempati sejak beberapa tahun lalu.

Dengan logat Sunda yang kental, penjahit sepatu yang enggan menyebutkan namanya itu, mengatakan, bahwa rumah itu angker dan berhantu.

Kata dia, tak jarang terdengar suara perempuan menangis, meskipun waktu masih menunjukkan sekira pukul sembilan pagi.

"Rumah itu angker, Mas. Biar baru jam sembilan pagi, sudah ada suara perempuan menangis. Katanya sih dulu pernah untuk bunuh diri," katanya sambil kembali menjahit sepatu milik pria di sampingnya.

Saat ditanya sejak kapan rumah itu angker, dia mengaku tidak tahu. Tapi, kata dia, setidaknya dalam dua atau tiga tahun terakhir.

Dia mengaku pernah masuk ke dalam rumah itu, untuk memperbaiki salah satu bagian rumah. Tapi, saat itu dia tidak menemukan sosok atau makhluk apa pun.

Sementara, pemilik warung yang warungnya berada tepat di samping rumah itu, mengaku tidak mengetahui bahwa rumah itu angker. "Saya tidak tahu angker atau tidak, karena saya baru lima bulan di sini," ucapnya.

Dia juga tidak tahu siapa pemilik rumah itu. Sejak dia menempati warung itu, pemilik rumah tidak pernah datang. Bahkan menurut sepengetahuannya, rumah itu sudah dijual pada pemerintah. []

Kisah menyeramkan lain:

Berita terkait
Lima Tempat Wisata Paling Angker di Indonesia
Namun, selain keindahan alamnya yang memukau, wisata di Indonesia juga menyimpan misteri tersendiri, seperti tempat angker atau seram.
Bangunan di Makassar yang Terkenal Angker
Makassar selain dikenal sebagai kota wisata dan kuliner, juga dikenal sebagai kota yang menyimpan berbagai tempat yang angker
Ruang Guru BK Paling Angker untuk Siswa
BK adalah suatu istilah di lembaga pendidikan di Indonesia. Karena tugasnya hanya terbatas, murid menganggap BK tempat angker.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.