Cerita Ojek Online Berpenumpang Hantu di Yogyakarta

Banyak ojek online di Yogyakarta yang tertipu dengan orderan fiktif yang ternyata pemesannya adalah hantu. Simak cerita driver ojol berikut.
Ojek online mencari alamat yang order di malam hari yang menjadi tantangan tersendiri. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Saat itu sekitar pukul 11 malam, saat tiga warga kampung sedang ronda. Mengelilingi kampung sambil mengambil jimpitan dari rumah ke rumah. Ketiganya tertegun mendapati mobil berhenti di depan makam.

Makam itu berada di ujung kampung. Jaraknya sekitar 100 meter dari rumah terdekat. Hal yang tidak biasa, menjelang tengah malam, ada mobil yang berhenti di sana. Jangankan berhenti, ruas jalan di sebelah timur kampung itu jarang dilewati, apalagi mobil. Ruas jalannya sudah cor blok, namun beberapa bagian sudah rusak.

Di lokasi tersebut, memang dikenal angker. Tempatnya gelap dan sepi, dekat sungai yang dipenuhi pohon bambu dan semak belukar. Orang Jawa biasa menyebutnya singup atau wingit, padanan kata tempat yang angker. Aura di lokasi itu berasa "berbeda", seperti ada sesuatu.

Ketiga peronda itu berpikir sejenak. Lalu bersepakat memberanikan mendekati mobil warna putih yang masih mulus. Mereka perlahan mengamati kabin mobil, satu di antaranya mengetuk kaca mobil. Mereka ingin memastikan mengapa berhenti di tempat yang wingit itu.

Solichin, 45 tahun, nama si driver itu, membuka pintu mobil sambil menjawab, "Saya menunggu customer Pak. Tadi si mbaknya belum bayar ongkos. Dia lagi masuk rumah ambil uang," kata Solichin.

Jawaban itu membuat warga kampung bingung. Ketiganya saling memandang. Dalam benak mereka, mana mungkin ada rumah di sini. "Om mobilmu ini berhenti di depan pintu makam, bukan di depan rumah. Lihatlah sekelilingmu, tidak ada rumah di sini," kata Solichin menirukan kata peronda.

Dalam sekejap, Solichin yang warga Kalasan, Sleman ini baru menyadari sekelilingnya. Menyadari bahwa mobilnya berhenti di depan pintu makam, bukan berhenti di depan rumah seperti yang dirasakan sebelumnya.

Nggak curiga sama sekali, seperti layaknya customer pada umumnya. Kita saling ngobrol.

***

Solichin masih ingat di mana menjemput customer perempuan itu. Lalu mengantarnya sampai di depan pintu makam yang berlokasi di Kecamatan Banguntapan, Bantul ini.

Driver Grabcar ini bercerita, menerima orderan customer perempuan ini dari Alun-alun Kidul Yogyakarta. Awalnya sempat ragu-ragu mengantarnya. Namun, dari pada terkena suspend dari operator, akhirnya Solichin menerima orderan itu.

Di dalam mobil selama perjalanan, keduanya seperti layaknya driver dengan customer. Keduanya saling ngobrol basa basi, bahkan diselingi candaan. Sempat berkenalan, meski kemudian Solichin lupa dengan nama perempuan yang menurutnya berusia paruh baya.

"Nggak curiga sama sekali, seperti layaknya customer pada umumnya. Kita saling ngobrol," kata Solichin.

Sampai di depan pintu kuburan pun, Solichin juga tidak merasakan hal yang aneh. Tarif dari Alun-alun Kidul sampai titik tujuan Rp 52.000. Sampai di tujuan, customer itu mengambil dompet yang ada di tas. Lalu membuka dompet dan ternyata tidak ada uang di dalamnya.

"Mas tunggu dulu ya. Saya masuk rumah dulu, ambil uang," kata Solichin menirukan perempuan itu.

Solichin menunggu di dalam mobil. Sekitar lima menit, para peronda datang menghampirinya. Beruntung mobilnya hanya berhenti di depan makam, tidak sampai masuk ke dalam makam yang penuh batu nisan.

Di tempat itu, Solichin bukan orang pertama yang diganggu lelembut. Dari cerita warga setempat, ada seorang tukang mie ayam keliling yang dikerjai dedemit. Sama seperti yang dialami Solichin, penampakan lelembut itu perempuan.

Mas tunggu dulu ya. Saya masuk rumah dulu, ambil uang.

***

Konon, malam itu penjual mie ayam keliling bahkan sampai masuk makam. Dalam benak si penjual mie ayam itu, dirinya dipersilakan masuk rumah. Dipersilakan duduk oleh "tuan rumah".

Sempat ngobrol lama di sana, sambil menemani si perempuan itu makan mie ayam yang dijajakan. Rupanya tidak ada rasa kenyang, perempuan itu terus nambah sampai bermangkok-mangkok.

Tukang mie ayam itu sampai lupa sudah berapa mangkok yang dibuatnya untuk perempuan itu. Dia mulai curiga. Dia lalu menyadari tidak duduk kursi, namun di atas batu nisan.

Si penjual mie ayam itu spontan tunggang langgang, sambil berteriak menuju kampung terdekat. Sejumlah warga keluar rumah, juga ikut membantu mengeluarkan gebrobak mie dari dalam makam.

Lain lagi tukang ojek online yang kena "apes". Dia tidak menyadari, juga tidak mengetahui motor yang dikendarai diboncengi dedemit. Tapi orang lain yang melihatnya.

Saat itu, Andri, 30 tahun, sedang melintas pelan melewati ruas jalan Lempuyangan. Waktu itu belum malam, baru sekira pukul 21.00. Dia shock saat disalip pengemudi ojek online yang diboncengi lelembut.

Saat laju motornya didahului, dedemit itu menoleh ke arahnya, mukanya pucat dan tatapannya kosong, namun sempat melambaikan tangan kepadanya. "Astagfirullahaladzim," kata Andri.

Andri menghentikan laju motornya, dekat Pasar Lempunyangan. Seakan tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya dengan mata kepala sendiri.

Dia menyakini, pengemudi ojek berbasis aplikasi itu tidak mengetahui kalau ada hantu sejenis kuntilanak membonceng motornya. Helm bertulis "Gojek" masih tercantel di sisi kanan motornya. Biasanya kalau membawa penumpang, helm dipakai si pembonceng.

"Itu, si demit itu mau ke mana, bonceng dari mana dan mau ke mana saya nggak tahu. Saya yakin, mas ojek online juga tidak tahu diboncengi sesuatu," ujar Andri.

Andri berpikir, malam itu siapa yang apes. "Siapa yang sial ini, saya yang melihatnya, atau masnya (pengemudia ojek online) yang tidak menyadari diboncengi demit," ungkapnya.

Itu, si demit itu mau ke mana, bonceng dari mana dan mau ke mana saya nggak tahu.

Dan bagi mereka di Yogyakarta, ada satu "customer"yang populer, namanya Aisyah. Banyak driver yang sudah "dikerjai" oleh Asiyah ini.

Yoga, 40 tahun, salah satunya. Dia dapat customer bernama Aisyah, naik dari sebuah mall di Malioboro dengan titik tujuan di daerah Meijing Lor di Kecamatan Godean, Sleman.

Dia mulai memboncengkan Aisyah sekira pukul sembilan malam, sebelum mall tutup. Jarak Malioboro ke Meijing Lor lumayan jauh. Sepanjang perjalanan sepetti biasa, bercakap seperlunya.

Sampai di titik tujuan, Aisyah turun lalu membayarnya dengan selembar uang warna biru. Dia tidak minta uang kembalian sisa ongkosnya.

Yoga menerima uangnya dan langsung pamit, pergi meninggalkan tempat itu. Dia merasa sudah pergi jauh dari titik tujuan, tapi kembali ke tempat itu, tempat di mana Aisyah turun. Begitu terus, lagi dan lagi.

"Saya merasa sudah pergi jauh, tapi hanya muter-muter di sekitar situ. Tadi sudah lewat sini, kok ke sini lagi," kata Yoga.

Dia lelah dan hampir putus asa. Terlebih saat dia menyadari titik tujuan tempat Aisyah turun. Dia masih ingat, saat itu Aisyah turun lalu masuk sebuah rumah. Ternyata rumah itu tidak ada.

"Nggak ada rumah di situ, yang ada hanya gorong-gorong, sampingnya ada pohon," katanya.

Yoga merinding dan berdoa sebisanya. Sambil menghubungi teman sesama ojek online minta bantuan, setidaknya untuk memandunya agar bisa keluar dari daerah itu.

Yoga bisa keluar dari daerah Aisyah. Sesampai di perempatan Ring Roda, Yoga penasaran dengan uang yang diberikan Aisyah. Uang itu dirogohnya dari saku celana jeans sebelah kanan.

Ternyata tidak ada uang kertas Rp 50.000 di sakunya. "Kayaknya dia memberiku Rp 50.000 dan tidak minta kembalian. Ternyata tidak ada disaku, yang ada hanya selembar kain seukuran uang," kata Yoga.

Saya merasa sudah pergi jauh, tapi hanya muter-muter di sekitar situ. Tadi sudah lewat sini, kok ke sini lagi.

***

Yoga bukan satu-satunya ojek online yang dikerjai Aisyah. Driver lain juga pernah mengalaminya. Aisyah tidak hanya di Mejing Lor, tetapi juga di sekitar pemakaman umum Kuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta.

Rudi Antono, 45 tahun, pernah mendapat orderan dari Aisyah ini. Sekitar pukul 23.15 Aisyah memesan makanan atau GoFood. Steak daging panggang yang dipesannya.

Singkatnya, Rudi sudah membelikan pesanan dan mengantarkan ke rumah Aisyah. Titik tujuan berada di depan pasar Kuncen. "Tapi titiknya meleset jauh banget. Semakin dekat, titik lokasi antar tepat dalam makam Kuncen," kata dia.

Dia ragu mengantarkan pesanan itu. Dilema baginya. Kalau tidak diantar, kawatir dapat nilai jelek dari operator. Uang juga tidak kembali karena sudah membelikan pesanan pakai uang pribadi.

Kedua masih berkomunikasi, lewat fasilitas chating. Dalam chat-nya, Aisyah merayu, meminta pesanannya diantar sampai rumah. Si driver meminta Aisyah yang keluar dan menemuinya di pinggir jalan.

Keraguan Rudi ternyata benar. Saat Rudi meminta share lok di mana Aisyah saat itu berada. "Makam Kuncen Blok III yang nisannya rusak, itu lokasinya berada," kata Rudi.

Rudi spontan balik kanan dan memacu kendaraannya secepat kilat. Tunggang langgang meninggalkan tempat itu. "Gass poll nyipat kuping (tidak menghiraukan sekelilingnya lagi)," kata dia.

Aisyah yang menjengkelkan itu, pernah diburu para driver ojek online. Mereka berkelompok memburunya di sejumlah tempat di mana Aisyah berada. Seperti di Mejing Lor, pemakaman Kuncen dan tempat lain.

Para ojek online itu seperti memburu hantu. Tetapi sampai saat ini belum pernah ketemu. Sampai saat ini masih misteri, Aisyah itu benar-benar hantu atau hanya orang iseng dengan order fiktifnya.

Tapi banyak orang bilang, memburu hantu itu sulit menemuinya, di lokasi yang angker sekali pun. Tapi kalau tidak sengaja, justru dengan mudah bisa menemuinya. Bisa tiba-tiba muncul; di depan, di belakang atau di mana saja dia menampakkan dirinya. Itulah dunia lain. []

Baca juga:

Berita terkait
Yogya Run Susuri Ragam Lokasi Wisata di Yogyakarta
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada akan menggelar UGM FEBulous Run 2019 untuk menyehatkan warga Yogyakarta sekaligus mempromosikan wisata.
Adik Boy William Tewas Mengenaskan di Yogyakarta
Adik kandung aktor-presenter Boy William, yakni Raymond Hartanto tewas mengenaskan di Yogyakarta setelah terlibat kecelakaan tunggal di Kaliurang.
Hantu Perempuan di Ruang Ketua DPR
Lantai III Gedung Nusantara III DPR RI disebut-sebut sebagai tempat terangker di DPR. Ada hantu perempuan di ruang ketua DPR.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.