Jakarta - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menilai bahwa pernyataan yang dilontarakan juru bicara Partai Demokrat Herzaky yang menyebut Megawati Soekarnoputri menggulingkan Gus Dur pada tahun 2001 dari jabatan Presiden.
"Sebagaimana kita ketahui berdasarkan UUD 1945 pada saat itu yang berhak menjatuhkan Presiden dari jabatannya adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pada saat itu MPR dipimpin oleh Amien Rais yang merupakan tokoh poros tengah," kata Fernando, Senin 3 Oktober 2021.
Ditegaskan Fernando, pernyataan Herzaky disinyalir akan mendapatkan tanggapan serius dari kader Megawati dan PDI Perjjuangan atas pernyataan tersebut.
"Jadi sangat keliru kalau Gus Dur dilengserkan oleh Megawati dari Presiden. Terkesan pernyataan Herzaki sangat tendensius ingin menyudutkan Megawati yang dianggap melengserkan Gusdur dari posisi Presiden," sambungnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra menggelar konferensi pers dengan tajuk Demokrat Berkoalisi dengan Rakyat Vs Moeldoko Berkoalisi dengan Yusril pada Minggu (3/10).
Herzaki awalnya menjawab soal tudingan AD/ART Demokrat 2020 yang dianggap siluman dan dugaan manipulasi pendiri dari 99 ke 2 orang.
Terkesan pernyataan Herzaki sangat tendensius ingin menyudutkan Megawati yang dianggap melengserkan Gus Dur dari posisi Presiden.
Herzaky mengatakan semua sudah berjalan sesuai tata terbit yang berlaku, baik AD/ART maupun UU Parpol.
Soal manipulasi pendiri, Herzaky menegaskan founding father memang Susilo Bambang Yudhoyono dan Ventje Rumangkang.
"Partai Demokrat ini berdiri dimulai ketika Pak SBY waktu itu di MPR ketika ada pemilihan wakil presiden dari Ibu Megawati yang baru saja menggulingkan Bapak Gus Dur," katanya.
Dari situ kemudian ada diskusi beberapa sahabat SBY, termasuk Ventje Rumangkang yang mengatakan SBY punya potensi luar biasa jadi pemimpin nasional, tetapi untuk mewujudkannya butuh partai politik. Menurutnya, di situ awal ide membuat Partai Demokrat. []
Baca Juga:
- Fernando Emas : Judicial Review AD/RT Demokrat Sangat Tepat
- Usul Presidential Threshold Dihilangkan, Fernando: Jangan Pikun!
- AD ART Lampaui UU Parpol, Fernando Emas: Jadikan Pembelajaran
- Yusril Diserang, Fernando: Rp 100 M Itu Berkedok Penolakan!