Rocky Gerung, Si Filsuf Sewaan Tergantung 'Order and Bill'

Rocky Gerung, si filsuf sewaan tergantung 'order and bill', orang yang disewa untuk mencaci-maki Presiden Jokowi.
Pengamat politik Rocky Gerung menjawab pertanyaan wartawan saat memenuhi panggilan kepolisian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/12/2018). Rocky Gerung menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait berita bohong penganiayaan Ratna Sarumpaet. (Foto: Antara/Harry T)

Jakarta, (Tagar 31/1/2019) - Seorang filsuf, akademisi dan intelektual publik di Indonesia, Rocky Gerung akan diperiksa oleh Kapolda Metro Jaya. Ucapannya kala menyebut kitab suci sebagai fiksi pada April 2018, di salah satu stasiun televisi swasta rupanya berujung permasalahan.

Sebenarnya, pernyataan tersebut bukan satu-satunya yang terlontar dari mulut mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu. Rocky bahkan berani menyebut bahwa Pancasila mengizinkan orang untuk menjadi Atheis.

Siapakah sebenarnya Rocky Gerung? Kenapa dirinya berani menyebut Pancasila mengizinkan orang menjadi Atheis?

Baca juga: Video Rocky Gerung Viral, Sebut Pancasila Izinkan Orang Jadi Atheis

"Rocky memang sekuler. Dia juga cenderung atheis," ujar Aktivis Politik Abi Rekso kepada Tagar News, Kamis malam (29/1).

Abi Rekso, mengaku mengenal sosok Rocky Gerung, sejak lama. Kala itu dirinya yang merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir, dikenalkan dengan Rocky oleh Mensesneg Era Gus Dur, Bondan Goenawan.  

"Pertama kali saya dikenalkan oleh Mas Bondan Goenawan. Waktu itu pertama kali saya bertemu Rocky di Cempaka Putih 45. Rumah Mas Bondan Goenawan. Saya mahasiswa semester akhir, waktu itu," tuturnya.

Meski Rocky disebut-sebut sebagai Dosen Filsafat Universitas Indonesia, saat itu yang ia tahu Rocky hanya menjalankan peran sebagai dosen pengganti, dari Gadis Arivia yang bersekolah di Amerika Serikat.

"Saya gak tahu apa profesi dia waktu itu. Tapi rasanya masih. Dia bukan dosen tetap. Tapi dosen pengganti Gadis Arivia. Gadis Arivia waktu itu sempat sekolah ke Amerika," ujarnya.

Apalagi, menurutnya Rocky hanya lulusan strata I (S1), yang jelas berbeda dengan kebijakan UI terbaru. Dosen UI minimal S2. 

"Rocky kan cuman S1, sedangkan setahu saya UI belakangan merevisi prasyarat Dosen yang minimal S2. Dengan kebijakan baru itu, otomatis Rocky tidak boleh lagi mengajar di UI," sambungnya.

Pertemuan berikutnya, terjadi di Kampus Universitas Sumatera Utara, saat Rocky diundang dalam acara yang diadakan salah satu NGO dari Jerman. Rocky, menurutnya dianggap grup PSI (Partai Sosialis Indonesia), dan ia salah satu generasi muda yang meneruskan perjuangan Sosial Demokrat.

Meskipun bertemu dan sudah saling mengenal, keduanya tak lantas menjalin pertemanan. Justru pertemanan muncul antara dirinya dengan teman-teman dan lingkungan dari Rocky.

"Saya tidak berteman baik dengan dia. Tapi, saya berteman baik dengan teman-teman dia, atau lingkungan dia," ujar dia.

"Saya kenal baik orang-orang yang dulu akrab dengan Rocky. Bahkan orang-orang yang pernah bantu Rocky secara finansial. Saya pernah ungkap hal itu di Twit," tukasnya.

Namun, ketika ia mengingat dengan baik perkenalan dan pertemuannya dengan Rocky, Rocky justru sebaliknya. Kini, Rocky bergelagat tak mengenali dirinya. "Rocky selalu mengelak tak kenal saya," ucap dia.

Kapan Rocky Mulai Berubah?

Setelah ia ingat-ingat dengan baik, rupanya sikap Rocky berubah saat ia menyarankan Rocky menentukan pilihan politiknya sekitar tahun 2016, jelang Pilkada DKI. Melalui akun Twitternya, ia meminta Rocky melakukan pengakuan bahwa Rocky telah mendukung Cikeas.

"Sepertinya semenjak saya cecar dia soal sikap politik mendukung Cikeas. Saya minta Rocky mengakui posisi politiknya mendukung Cikeas. Jadi jangan lagi sok netral," urainya.

Polemik keduanya pun dimulai saat itu, namun tidak terungkap ke permukaan, hanya menjadi pembicaraan para aktivis yang mengenal Rocky dan dirinya. Seperti saat Aktivis Legendaris Tumpak Sitorus  yang merupakan Sekjen Partai Indonesia Baru kala itu, mengirimi Rocky sebuah pesan singkat.

"Tokoh Aktivis Legendaris bernama Tumpak Sitorus, sms ke Rocky. Menanyakan kenapa saya nantangin debat terus. Dan Rocky hanya menjawab, gue gak kenal dia," jelasnya.

Padahal, menurut Sekretaris Jenderal Pergerakan Indonesia ini, waktu itu Rocky belum setenar sekarang. Tapi kerap mengelak, tidak berani menerima tantangan untuk debat terbuka bersama dirinya.

Rocky Filsuf Sewaan Tergantung Order and Bill

Kini, di mata Abi, Rocky Gerung tak lebih dari seorang tukang. Kerap memainkan rangkaian kalimat untuk mencaci pihak yang satu, dan membela pihak lain sesuai perintah tuannya.

"Bagi saya, Rocky itu tukang saja. Dia mengerjakan sesuatu karena ada order dan bill. Sederhananya, dia sudah gak punya lagi pekerjaan. Ini bukan cuman kata saya, tapi kata teman-temannya sendiri," imbuhnya.

"Tergantung siapa yang bayar, pasti dia bela,"tambahnya.

Jualan Rocky pun mulai terlihat olehnya pada tahun 2016. Rocky melakukan pengkhianatan ideologis dengan menjual isu keberagaman dan toleransi.

"Jadi, sejak 2016 saya sudah melihat pengkhianatan ideologis Rocky, yang dulu jualan isu keberagaman dan toleransi. Rocky kini gak lebih seperti penjilat tuan," tegasnya.

Hasilnya, bisa terlihat dari pengikut Rocky yang notabene memainkan isu atas nama agama. Tak lain berafiliasi dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua (02) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga Front Pembela Islam (FPI).

"Pengikutnya Rocky sekarang orang-orang yang berafiliasi dengan Prabowo-Sandi, juga FPI. Dia diterima oleh kelompok-kelompok yang kerap melakukan kekerasan atas nama agama," tambahnya.

Menurut Abi, Rocky yang sejatinya lahir lalu besar di Manado itu kini tak ubahnya orang sewaan untuk mencaci maki Presiden Jokowi. Pernyataan yang terlontar dari mulutnya tak ubahnya ajakan untuk menghardik, bukan mengkritik.

Rocky juga bukan pengamat politik yang lantas memunculkan solusi, tapi, malah melakukan provokasi dengan menentang akal sehat.

"Apa yang dilakukan Rocky itu menentang akal sehat, dengan jalan siasat jahat. Dia tidak melakukan kritik, melainkan mengajak orang untuk menghardik, dia tidak memunculkan solusi, melainkan melakukan provokasi. Jadi bagi saya, Rocky adalah orang yang disewa untuk mencaci-maki Presiden Jokowi," tandasnya. []

Berita terkait
0
Dalam Dua Hari, Vaksinasi PMK Tembus 58 Ribu Dosis
Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mencegah peningkatan jumlah hewan sakit PMK.