Ritual Appalili Tradisi Warga Gowa yang Terjaga

Pasca musim panen dan menjelang musim tanam masyarakat Kabupaten Gowa memiliki tradisi yang bernama Appalili.
Ritual Appalili Masyarakat Kabupaten Gowa. (Foto: Tagar/Ist)

Gowa - Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sul-Sel) dikenal sebagai daerah yang menjaga adat istiadat para leluhurnya. Masyarakat kabupaten yang bertajuk Butta Bersejarah itu menjadikan ritual pendahulunya sebagai tradisi, terjaga meskipun harus mengikuti perkembangan zaman.

Ritual Appalili salah satunya. Tradisi yang dilakukan secara turun temurun mulai dari masa Kerajaan Gowa. Ritual Appalili dilakukan pasca musim panen jelang musim tanam.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini tuntutan dan kebutuhan petani pun mengalami pergeseran. Sehingga saat ini Appalili menjadi wadah penyaluran aspirasi melalui musyawarah untuk mencapai mufakat antara petani, pelaku usaha, pemerhati pertanian dan pemerintah dalam menyusun rencana program di tahun-tahun berikutnya.

Ini semua kita lakukan agar petani kita bisa lebih sejahtera di masa-masa akan datang.

"Dengan adanya musyawarah Appalili ini dapat menghasilkan program pertanian yang betul-betul bermanfaat bagi para petani. Terutama langkah-langkah dalam meningkatkan hasil pertanian di tahun-tahun mendatang," kata Bupati Gowa saat membuka Musyawarah Appalili Kabupaten Gowa di Lapangan Desa Baremben Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, belum lama ini.

"Jika hasil pertanian pada komoditas ini meningkatkan maka tentunya akan memberikan kontribusi nilai tambah bagi petani menuju ketersediaan pangan di tahun-tahun mendatang," harapnya.

Hal itu tidak terlepas dari cita-cita Appalili dimasa Kerjaan Gowa. Dimana Ritual Appalili diharap menjadi tempat merumuskan keuntungan bagi para pesawah.

Untuk menjaga cita-cita itu, Pemkab Gowa melalui Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura juga secara berkelanjutan telah mendistribusikan bantuan berupa alat-alat pertanian mulai traktor, pompa air, alat tanam, alat panen, dan bibit kepada para kelompok tani. Tak hanya itu, Pemkab juga telah membangun sarana infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi, embung, sumur dangkal dan jalan usaha tani.

"Ini semua kita lakukan agar petani kita bisa lebih sejahtera di masa-masa akan datang dengan tujuan hasil pertanian di Kabupaten Gowa bisa menyuplai kebutuhan komoditas dari tingkat provinsi hingga ke tingkat nasional," tegas Adnan.

Sementara, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sugeng Priyatno mengatakan, pada musyawarah Appalili saat segaja mengusung temAa pertanian mandiri dan modern. Harapannya agar ritual appalili mengikuti pergeseran zaman.

"Musyawarah Appalili ini telah kita lakukan mulai dari tingkat kelompok, desa, kecamatan dan hari ini di tingkat kabupaten dengan dihadiri 500 orang yang masuk kelompok tani. Termasuk juga penyuluh pertanian, tim teknis dan stakeholder lainnya," katanya.

Ini semua kita lakukan agar petani kita bisa lebih sejahtera.

Ia mengungkapkan, target jangka panjang dilakukannya Musyawarah Appalili ini untuk merencanakan pengembangan pertanian di wilayah Kabupaten Gowa pada tahun mendatang, melalui masukan dan sharing pendapat terhadap masalah-masalah yang dihadapi para kelompok tani.

"Di musyawarah ini kami berupaya untuk dapat mencarikan solusi yang baik dan tepat bagi para petani kita dalam bentuk program-progam pertanian yang unggul," harapnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Kronologi Penemuan Mayat Tenggelam di Gowa
Kronologi tenggelamnya seorang remaja di salah satu sungai di Kabupaten Gowa mulai terkuat. Diduga korban tenggelam karena tidak tau berenang.
Trauma Tragedi Pohon Tumbang di Gowa
Tragedi pohon tumbang yang menyebabkan seorang warga Gowa meninggal dunia akibat tertimpa pohon membuat warga trauma.
Dalam Sehari Dua Korban Meninggal Tenggelam di Gowa
Dalam sehari di kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, dua orang meninggal akibat tenggelam. Satu remaja berusia 16 tahun dan satunya anak SD 11 tahun.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.