Risiko Jika Anda Menunda Asuransi

Makin lama menunda, sama saja membiarkan risiko terjadi terhadap keuangan dan masa depan.
Polis asuransi (Foto: Tagar/Freepik)

TAGAR.id, Jakarta - Hadirnya pandemi Covid-19 telah memberikan perubahan bagi kehidupan masyarakat. Meskipun ditinjau banyaknya akibat buruk, namun di pihak lain, ada sisi positif yang tumbuh pada cara pandang masyarakat terhadap asuransi, khususnya asuransi jiwa dan kesehatan.

Sebenarnya, banyak kalangan yang mungkin sudah memahami pentingnya memiliki asuransi untuk mengelola risiko-risiko keuangannya. Namun, banyak pula yang masih ragu atau memilih menunda-nunda memilikinya. Padahal, semakin lama menunda sama saja membiarkan risiko terjadi terhadap keuangan dan masa depan. Nah, berikut beberapa alasan agar kamu segera berasuransi.


1. Harga premi makin tinggi seiring usia

Untuk bisa mendapatkan perlindungan asuransi, kita wajib membayar sejumlah premi kepada perusahaan Asuransi yang bertindak sebagai penanggung risiko. Besaran premi ditetapkan berdasarkan analisis risiko tertanggung.

Semakin tua usia tertanggung, umumnya premi Asuransi akan makin tinggi karena dianggap risikonya lebih besar dibandingkan tertanggung yang berusia muda. Begitu juga terkait kondisi kesehatan yang bisa dilihat berdasarkan rekam medis, gaya hidup tertanggung apakah merokok atau tidak, dan lain sebagainya.


2. Keuangan tidak terkelola baik

Asuransi sejatinya mekanisme mengalihkan atau mentransfer risiko dari kita ke perusahaan Asuransi. Sebagai jasa pengalihan risiko tersebut, perusahaan asuransi mendapatkan pendapatan premi yang dibayarkan oleh pemilik polis.

Dengan memiliki Asuransi, kita membatasi risiko kerugian di angka tertentu yang lebih pasti. Karena tentunya kita tdak bisa menebak apa yang terjadi dan berapa besar biayanya. Jika Anda berasuransi dan membayar premi secara konsisten, pihak asuransilah yang membayarkannya.


3. Membuka risiko terjebak utang berbiaya mahal

Asuransi sangat berguna membantu kita mengantisipasi kejadian-kejadian yang membutuhkan dana besar. Kejadian sakit yang memerlukan perawatan medis terbaik, kejadian kecelakaan yang menghilangkan kemampuan bekerja, hingga kejadian kematian yang menghentikan sumber penghasilan bagi keluarga yang ditinggalkan, dan lain sebagainya.

Bila kita memiliki asuransi, risiko-risiko tersebut dialihkan pada perusahaan asuransi (atau dibagi bila konteksnya adalah produk asuransi syariah). Ada banyak kasus seperti ini yang ujung-ujungnya menyeret seseorang dalam jebakan utang berbiaya mahal.

Ketika keuangan pribadi tidak sanggup membayarnya, acapkali orang berpaling mencari utang agar tetap bisa mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Masalahnya, dalam kondisi mendesak seperti kejadian sakit, kebutuhan biaya juga dituntut cepat tersedia. Akhirnya, banyak juga yang terpaksa berutang pada pinjaman berbiaya mahal karena bisa cepat didapatkan.


4. Investasi tidak optimal berjalan

Berinvestasi merupakan salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan nilai aset dan membantu pencapaian tujuan keuangan tertentu. Ketika kita berinvestasi tanpa memiliki proteksi asuransi apa-apa, hal itu menjadi berkali lipat risikonya.

Hampir sama dengan poin sebelumnya. Jika suatu ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, dan ternyata tidak ada asuransi, investasi atau rencana menabung keuangan Anda akan terganggu. Akibatnya, tujuan keuangan terancam gagal dilakukan karena modal investasi tidak ada. Maka disarankan untuk mempercepat asuransi, selagi dini, selagi sehat dan berproduktif. []

(Vidiana Lihayati)

.

Baca Juga


Berita terkait
Punya Asuransi? Ini Biaya Lain yang Wajib Dibayar Selain Premi
Ternyata selain premi, ada biaya asuransi lain yang wajib dibayarkan oleh pemilik polis asuransi. Apa saja biaya lain itu? Simak ulasan ini.
Pahami Apa Itu Unit Link Pada Asuransi
Dalam 10 tahun terakhir, produk unit link telah tumbuh 10 ribu persen.
4 Kesalahan Fatal Dalam Membeli Asuransi Jiwa
Memiliki asuransi merupakan langkah dalam mengantisipasi kejadian tak terduga juga melindungi masa depan. Simak ulasannya berikut ini.