Jakarta - Begadang (berjaga sampai larut malam) yang mengakibatkan kurangnya jam tidur jadi kegiatan yang sering dilakukan banyak orang. Nyatanya, kegiatan yang satu ini bisa memberikan efek samping yang kurang baik bagi kesehatan jantung.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit St. Carolus Salemba, Jakarta, dr. L. Aswin SpPD, mengatakan bahwa begadang atau kurang tidur memang bisa memicu berbagai permasalahan metabolisme tubuh sampai kardiovaskular. "Kardiovaskular itu ada jantung dan pembuluh darah, metabolik seperti kolesterol tinggi, diabetes, termasuk risiko penyakit jantung koroner. Orang-orang yang tidur lebih sedikit daripada seharusnya, itu bisa memicu kondisi badan lebih stres dan radang pada tubuhnya. Jadi pembuluh darahnya, metabolismenya, lemaknya tidak termetabolisme dengan baik," katanya melalui channel Youtube Gue Sehat, seperti dikutip Tagar, 20 Agustus 2020.
Dia menjelaskan kualitas tidur dan kuantitas tidur menjadi hal penting untuk menjaga kesehatan jantung. "Misalnya orang seusia kita masih muda tiga puluhan, empat puluhan itu tidurnya 7-8 jam per hari," ucap dokter Aswin.
Selain itu, penting untuk mengetahui kecukupan durasi tidur diri sendiri agar kesehatan jantung bisa tetap terjaga. "Tidak dikompensasi, misalnya hari ini 5 jam, besok 3 jam, 4 jam, nanti hari Minggu tidur sepanjang hari, itu bukan seperti itu, itu tidak benar," ucap dokter Aswin.
Menurut de Aswin, meski kualitas tidur pada waktu kapan saja menjadi penting, tidur di malam hari tetap menjadi waktu paling ideal. Sehingga, orang yang sering tidur tidak pada malam hari seperti orang bekerja shift malam berisiko memiliki metabolisme lebih buruk . "Mengganggu metabolisme gula, sehingga cenderung untuk mengalami diabetes, syndrome metabolic, kegemukan, dan ujung-ujungnya di penyakit jantung koroner," tutur dr. Aswin. []
Baca Juga:
Bolehkah Ibu Hamil Naik Motor? Ini Kata Ahli
Tips Menjaga Kesehatan Mental Ibu Hamil Saat Pandemi