Ridwan Kamil Siap Olah Sampah Plastik Jadi Biodiesel

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil, siap bangun pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel.
(kanan ke kiri) Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, CEO Plastic Energy Carlos Monreal, dan Wali Kota Bogor Bima Arya saat membuat kesepakatan soal pembangunan pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel dengan Plastic Energy di London, Inggris. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil) siap bangun pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel, sebagai salah satu solusi mengatasi masalah pencemaran lingkungan terutama di Sungai Citarum hingga ke laut.

Sejumlah kesepakatan pembangunan telah dibuat dengan CEO Plastik Energy Carlos Monreal di London, Inggris. Berbagai persiapan teknis juga akan dilakukan pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"MoU sudah kita buat lama. Hari ini kita sepakati langsung dengan CEO-nya. Kita akan menyediakan lahan untuk mereka (Plastic Energy) sewa, mempercepat proses perizinan," kata Ridwan Kamil melalui keterangan tertulis yang diterima Tagar, Selasa, 23 Juli 2019.

"Lalu kita sediakan sampah plastik di luar botol plastik untuk diolah menjadi energi berupa green diesel,” kata dia.

Kang Emil menjelaskan, sebelumnya kesepakatan ini sudah disampaikan dan disetujui Presiden Joko Widodo. Menurut dia, proyek dengan nilai investasi sekitar Rp3 triliun itu bisa terealisasi pada 2020, dengan pembangunan permulaan di lima wilayah se-Jawa Barat.

"Targetnya proses pengkajian sampai perizinan selesai di akhir 2019, sehingga pembangunan bisa dimulai Januari 2020," ujar dia.

"Pembangunan pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel ini akan dilakukan di 5 daerah dulu, Bogor, Bandung Raya, Bekasi, Tasikmalaya dan Cirebon. Untuk Tahap awalnya, kita bangun di Bogor dan Bandung Raya dulu," kata Emil.

Rencananya, pengolahan sampah di kawasan Bogor akan dibangun di Galuga dengan luas 20 hektare. Sedangkan, untuk kawasan Bandung Raya akan dibangun di Gedebage dengan luas 10 hektare. Masing-masing lokasi memiliki nilai investasi mencapai angka Rp 630 miliar.

Nantinya, apabila pengolahan sampai plastik menjadi biodiesel ini selesai. Ada dua pola penyerahan sampah plastik ke pihak Plastic Energy. Pertama, sampah plastik murni yang akan langsung diolah menjadi biodiesel. Kedua, sampah yang bercampur dengan jenis sampah lainnya nanti akan dipilah oleh pihak Plastic Energy.

"Misalkan dari 1.000 ton sampah nanti dipilah yang akhirnya menjadi 100 ton sampah plastik yang akan diambil untuk diolah." kata Kang Emil menjelaskan.

Selain sebagai solusi mengatasi pencemaran sampah plastik terutama di sungai dan laut, Kang Emil juga berharap kesepakatan kerjasama ini akan menjadi solusi atas polemik tipping fee yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan.

Tipping fee sendiri adalah biaya yang dikeluarkan sebagai anggaran pemerintah kepada pengelola sampah, berdasarkan jumlah yang dikelola per ton atau satuan volume meter kubik (m3).

"Ini (kerjasama) kabar baik karena selama ini tipping fee menjadi persoalan, dan selama ini kita mengkampanyekan pemilahan sampah plastik tetapi tak ada solusi sampahnya hasil pemilahan akan dikemanakan. Nah, dengan adanya (kerjasama) plastic energy bisa teratasi," kata Emil.

Hal senada disampaikan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya. Dia menyatakan proyek tersebut sejalan dengan kebijakannya ihwal pemilahan sampah. Dia berjanji akan berkoordinasi dengan jajarannya di Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mempermudah proses teknis pembangunan di lapangan.

"Karena untuk pemenuhan kebutuhan sampah 100 ton per hari tidak bisa dipenuhi oleh pihaknya. Sampah plastik kita (Kota Bogor) per hari 84 ton," kata dia.

Sementara itu, CEO Plastic Energy Carlos Monreal mengatakan satu ton sampah plastik dapat menghasilan 85 liter biodiesel. Green diesel yang dihasilkan bisa dipakai untuk mobil, truk. Truk pengangkut sampah pun bisa menggunakan bahan bakar jenis ini.

Untuk memperlancar kerjasama, Carlos Monreal akan turut membantu feasibility study proyek tersebut. Dia pun berharap proses perizinan yang lainnya dapat segera selesai.

"Kami bisa mulai bangun konstruksi awal 2020, Untuk itu kita akan turut membantu feasibility study-nya," kata dia.

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.