Duh, Yogyakarta Darurat Sampah

Di sudut-sudut kota, sampah menumpuk seperti bukit. Banyak juga yang berserakan karena tersaput angin. Bau tak sedap acap menusuk hidung.
Sampah menumpuk di Pasar Sentul Pakualaman. Di pasar-pasar tradisional lainnya, juga demikian. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (26/3/2019) - Yogyakarta, kota dengan segudang predikat; kota pariwisata, kota pendidikan, kota budaya dan predikat lainnya. Kini pemandangannya sedang karut marut.

Di sudut-sudut kota, sampah menumpuk seperti bukit. Banyak juga yang berserakan karena tersaput angin. Bau tak sedap acap menusuk hidung.

Mengapa sampah menumpuk di sudut-sudut kota? Itu terjadi karena pembuangan akhir sampah, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sudah overload

Koordinator Forum Pemantau Independen (Forpi) Baharudin Kamba mengatakan Yogyakarta saat ini darurat sampah. Di banyak sudut kota berserakan sampah. "Ya memang darurat sampah karena dengan sampah berserakan di mana-mana akan menimbulkan penyakit," katanya di Yogyakarta, Selasa (26/3).

Dia meminta persoalan sampah harus segera diatasi. Dampaknya sangat buruk sekali  bagi kesehatan, khususnya anak-anak. "Apalagi di musim hujan saat ini jika TPST Piyungan ditutup," ujarnya.

Menurut dia, persoalan overload TPST Piyungan memang sudah lama dan sering memunculkan persoalan. "Salah satu solusinya adalah penambahan kawasan TPST di tempat yang lain. Namun persoalannya masih adakah lahan di DIY untuk penyediaan sampah?" tanyanya. 

Baca Juga: Akibat Longsor, Calon Makam Sultan HB X Ditutupi Terpal

TPST Piyungan terletak di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Tempat ini menjadi muara akhir sampah-sampah rumah tangga dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.

Parahnya lagi, warga sekitar TPST Piyungan memblokir akses jalan. Tidak ada truk-truk pengangkut sampah yang membuang sampah di tempat itu. Tampak lengang tanpa hilir-mudik truk di lokasi.

YogyakartaSampah dibiarkan tetap berada gerobak di atas jembatan Serangan Yogyakarta karena belum dibuang ke TPST Piyungan yang diblokir warga setempat. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Warga memblokir akses jalan menuju TPST Piyungan sejak Minggu (23/3) lalu. Mereka memblokir jalan bukan tanpa alasan. Selain sudah overload, TPST yang berluas 12,5 hektar itu sudah tidak layak dan kumuh. Ruas jalan juga rusak berat berat karena setiap harinya ada ratusan truk pengangkut sampah yang berlalu lalang.

Saat hujan, ruas jalan banyak yang tergenang karena berlubang di sana sini. "Banyak genangan air bercampur lindi (limbah sampah, baunya busuk dan kena kulit bikin gatal)," kata Wagiman (50) warga sekitar TPST Piyungan.

Menurut dia, keberadaan TPST saat ini  semakin memburuk. Karena sudah overload, sampah-sampah sekarang sudah meluap sampai ruas-ruas jalan. Warga sekitar rawan terserang penyakit. "Banyak sekali kalat dan nyamuk, masuk ke rumah-rumah warga," kata dia.

Atas kondisi itu, warga meminta kompensasi dari pemerintah. Selama kompensasi tidak diberikan, warga tetap memblokir akses pembuangan sampah. "Kami minta kompensasi karena jalan rusak dan tumpukan sampah yang sudah menumpuk di jalan," kata Maryono, warga lainnya.

Baca Juga: Humanity Food Truck, Dapur Umum Mobile yang Sanggup Memasak 1.500 Porsi Makanan Siap Santap

Kepala Kebersihan Pasar Kota Yogyakarta Burnawan mengatakan, akibat pemblokiran jalan, sampah menumpuk karena tidak bisa dibuang di TPST Piyungan. Padahal dalam sehari, lebih dari 25 ton sampah pasar di Kota Yogyakarta per hari. "Kami sudah kewalahan, diserang warga kapan sampah dibuang," kata dia.

Ketua DPRD Provinsi DIY, Yoeke Indra Agung Laksana meminta Pemda DIY segera menyelesaikan persoalan sampah ini. Pemblokiran jalan ini berdampak di tempat lain, sampah-sampah menumpuk di sejumlah tempat karena tidak bisa dibuang di TPST Piyungan.

"Saat ini, sekitar 1.000 ton sampah mengantri karena penutupan jalan TPST Piyungan selama dua hari. Di banyak tempat sampah-sampah belum dibuang ke TPST. Itu pemandangan yang tidak enak," papar dia.

Senin (25/3) lalu, politikus PDI Perjuangan ini melihat langsung keberadaan TPST Piyungan. Kondisinya memang sudah mengkawatirkan. "Harus ada solusi secepatnya, langkah jangka pendek apa yang dilakukan," tegasnya.

Dalam hitungan hari, kata dia, ruas jalan yang rusak harus segera diperbaiki, seperti keinginan warga sekitar TPST Piyungan. "Harus segera ada solusi, kami minta jalan segera dibangun," pintanya.

Yoeke mengusulkan untuk mempercepat pengerukan sampah agar tidak meluap di jalan. Pengelola TPST Piyungan bisa segera menyewa eksavator untuk pekerjaan itu. []


Berita terkait
0
Serahkan Alat Dukung Penyandang Disabilitas, Mensos Minta Tingkatkan Kepedulian Terhadap Sesama
Menteri Sosial (Mesos) Tri Rismaharini memuji konsistensi jemaat dan pimpinan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).